BibTex Citation Data :
@article{IO7268, author = {Dini I and Turnomo Rahardjo and Taufik Suprihartini and Hapsari Dwiningtyas}, title = {Ultra Violence Dalam Film Django Unchained}, journal = {Interaksi Online}, volume = {3}, number = {1}, year = {2014}, keywords = {}, abstract = { Kekerasan merupakan aspek yang tidak pernah lepas ditampilkan dalam media. Film merupakan media massa yang menampilkan kekerasan dengan vulgar. Kekerasan yang berlebihan ini disebut dengan ultra violence dimana kekerasan divisualisasikan dengan sekeji mungkin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana teks, dalam hal ini film mendesain kekerasan menjadi suatu hiburan yang kemudian layak dipertontonkan. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika The Codes of Television John Fiske, yang meneliti film dengan tiga tahap penelitian. Secara teknis film dilihat melalui level realitas dan representasi, kemudian pada level terakhir dilihat ideologi yang terdapat dalam film. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kekerasan yang ditampilkan dalam film merupakan bentuk hiperrealitas. Kekerasan yang ditampilkan bukan murni hasil representasi realitas namun merupakan buatan pembuat film yang sama sekali tidak dapat dihubungkan dengan kekerasan pada realitas. Selain itu, pada film ini menunjukkan naturalisasi atas tindakan kekerasan. Kekerasan dianggap sebagai bentuk balas dendam terhadap kaum yang menindas. Pihak yang tertindas berhak “menghukum” pihak yang menindas dengan kekerasan. Secara keseluruhan, kekerasan yang terdapat dalam film ini dibentuk menjadi industri budaya yang sengaja dibuat menjadi objek hiburan. Kata kunci : Kekerasan, Hiperrealitas, Industri Budaya }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/7268} }
Refworks Citation Data :
Kekerasan merupakan aspek yang tidak pernah lepas ditampilkan dalam media. Film merupakan media massa yang menampilkan kekerasan dengan vulgar. Kekerasan yang berlebihan ini disebut dengan ultra violence dimana kekerasan divisualisasikan dengan sekeji mungkin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana teks, dalam hal ini film mendesain kekerasan menjadi suatu hiburan yang kemudian layak dipertontonkan. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika The Codes of Television John Fiske, yang meneliti film dengan tiga tahap penelitian. Secara teknis film dilihat melalui level realitas dan representasi, kemudian pada level terakhir dilihat ideologi yang terdapat dalam film.Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kekerasan yang ditampilkan dalam film merupakan bentuk hiperrealitas. Kekerasan yang ditampilkan bukan murni hasil representasi realitas namun merupakan buatan pembuat film yang sama sekali tidak dapat dihubungkan dengan kekerasan pada realitas. Selain itu, pada film ini menunjukkan naturalisasi atas tindakan kekerasan. Kekerasan dianggap sebagai bentuk balas dendam terhadap kaum yang menindas. Pihak yang tertindas berhak “menghukum” pihak yang menindas dengan kekerasan. Secara keseluruhan, kekerasan yang terdapat dalam film ini dibentuk menjadi industri budaya yang sengaja dibuat menjadi objek hiburan. Kata kunci : Kekerasan, Hiperrealitas, Industri Budaya
Last update:
Interaksi Online, is published by Undergraduate Program of Communication Science, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024) 7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
situs slot 4d
toto slot 88