BibTex Citation Data :
@article{IO4403, author = {Rizka Dinanti and Djoko Setiabudi and I Nyoman Winata}, title = {Video Dokumenter Televisi “Koboy Melukis Pusaka Jawa”}, journal = {Interaksi Online}, volume = {2}, number = {1}, year = {2014}, keywords = {}, abstract = { i Video Dokumenter Televisi “Koboy Melukis Pusaka Jawa” Karya Bidang Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Penyusun Rizka Putra Dinanti D2C607042 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013 i ABSTRAK Video dokumenter merupakan salah satu produk jurnalistik dalam bentuk audio visual. Terdapat tim yang bekerja dari pra hingga pasca produksi untuk pembuatannya, dokumentaris dalam hal ini menjabat posisi sebagai produser. Pemilihan posisi tersebut merupakan kemauan dan kemampuan jurnalis dalam menjalankan proyek dokumenter ini. Dokumentaris berkerja sesuai dengan naskah sekenario yang di buat oleh sutradara. Dokumenter Komunitas Komplotan Bocah Wayang (Koboy) yang berjudul “Koboy Melukis Pusaka Jawa” menampilkan sekumpulan anak muda yang gemar mengikuti kegiatan pewayangan di Sobokartti. Anak-anak muda ini bersepakat untuk menggelorakan semangat cinta wayang pada masyarakat Semarang dan menghimpun siapa saja yang berminat terhadap dunia pewayangan. Namun sayangnya tidak banyak generasi muda yang tertarik kepada wayang kulit. Wayang kulit selama ini identik dengan generasi lama atau orang tua, kuno, serta kolot untuk anak muda saat ini, karena bahasa pengantarnya bahasa Jawa yang tidak populer lagi di kalangan generasi muda. Untuk menarik minat generasi muda pada wayang sebagai kesenian tradisional, akhirnya mereka berdua berusaha memberikan inovasi terhadap pewayangan dengan sentuhan kreatif yaitu dengan membuat sebuah wayang kreasi baru, yaitu dengan menggunakan fiber, tekson, kardus, serta ewayang yang bisa diaplikasikan menjadi komik, poster, video animasi, dan yang bersentuhan dengan bidang digital teknologi agar bisa lebih mendekatkan dan menarik minat anak muda sekarang. Mereka sangat totalitas dalam menggelorakan semangat cinta wayang pada masyarakat semarang dan menghimpun siapa saja yang berminat terhadap dunia pewayangan, tergambar pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Koboy. Dari sekolah ke sekolah mereka bawa tongkat estafet budaya wayang yang diwariskan oleh nenek moyang untuk mengenalkan kembali ke anak-anak muda saat ini, Koboy menjembatani dengan ketulusan mereka, ketekunan serta semangat dan upaya-upaya agar anak muda semakin mengenal dan bangga serta dapat ikut menjaga kelestarian seni tradisional wayang dalam wadah komunitas Komplotan Bocah Wayang atau Koboy. Melalui Koboy, diharapkan wayang bisa lebih dekat dengan masyarakat khususnya anak muda Kata kunci: jurnalis, produser, Wayang, Koboy i ABSTRACT Video documentary is one of audio-visual journalism product . There is a team working from pre to post-production to production, documentary in this case serves as a cameraperson and a concurrent position as editor . The selection of these positions is the willingness and ability of journalists to carry out this documentary project . Documentary work in accordance with the scenario script made by the director . Komunitas Komplotan Bocah Wayang (Koboy) entitled “Koboy Draws Java’s Heritage” featuring a bunch of young people who love to take part in Sobokartti puppet . They are agreed to foster a spirit of love puppets in Semarang and gather people who are interested in the puppet world . But unfortunately not many young people are attracted to the shadow play . Wayang kulit is synonymous with the old generation or the old , ancient , and old-fashioned for today's youth , because language introduction to the Java language is no longer popular among the younger generation . To attract young people to the puppet as traditional art , finally they both tried to deliver innovation to the puppet with a creative touch to create a new puppet creations , using fiber , tekson , cardboard , as well as e - puppets that can be applied into comics , posters , video animation , and is in contact with the field of digital technology in order to get closer and attract young people today . They are very total in spreading spirit of love puppets in Semarang and raise public who are interested in the puppet world , reflected in the activities undertaken by Koboy . From school to school they carry the baton puppet culture inherited by the ancestors to introduce back to young kids today, Koboy bridge with their sincerity , passion and perseverance as well as efforts to bring more young people to know and be proud of and care for preservation of traditional art puppets Komplotan Bocah Wayang or Koboy gang. Through Koboy , puppet is expected to be closer to the public, especially young people . Keywords : Journalist , producer, wayang and Koboy . i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan Jurnalistik sangat berkaitan erat dengan media massa cetak maupun elektronik, karena publikasi di media massa adalah salah satu syarat utama agar sebuah produk tersebut dapat dikatakan sebagai produk jurnalistik. Media massa elektronik salah satunya televisi merupakan media massa elektronik yang mampu menyebarkan informasi secara cepat dan mampu mencapai pemirsa dalam jumlah banyak dalam waktu bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditampilkan telah mampu menarik minat pemirsanya , dan mampu membius pemirsanya untuk selalu menyaksikan berbagai tayangan yang disiarkan televisi. Terlebih lagi TV merupakan media yang menyuguhkan tampilan melalui bentuk audio visual (suara dan gambar) sehingga tentunya membuat masyarakat lebih tertarik kepada televisi daripada media massa lainnya. Banyaknya audien televisi mejadikannya sebagai medium dengan efek yang besar terhadap orang, kultur dan juga terhadap media lain. Sekarang televisi adalah media massa dominan (Vivian, 2008:225). Beberapa jenis dan bentuk pengembangan documenter televisi meliputi expository documenter (penutur tunggal narrator), documenter drama, news feature, reality show dan investigasi. Kami sebagai jurnalis ingin mebuat sebuah produk jurnalistik dalam bentuk news feature dengan format documenter yang nantinya akan di publikasikan melalui media televise. Alasan menggunakan format documenter karena konten i didalamnya lebih lengkap, yaitu seperti unsur informasi, ilmu pengetahuan, dan yang dominan unsure hiburan yang kreatif (fachrudin,2012:314).Kami ingin mengangkat salah satu kesenian tradisional yang mulai terpinggirkan bahkan mulai ditinggalkan oleh anak muda khususnya adalah kesenian wayang.Wayang selama ini kita kenal sebagai kekayaan budaya jawa.Wayang telah menjadi etos dan pandangan hidup masyarakat jawa.Bahkan wayang menjadi esensi budaya jawa.Bagi masyarakat Jawa, wayang tidaklah hanya sekedar tontonan tetapi juga tuntunan.Wayang bukan hanya sekedar sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai media komunikasi, media penyuluhan dan media pendidikan.Wayang telah menjadi asset kebudayaan nasional, maka kewajiban itu berarti terletak di pundak masyarakat Indonesia seluruhnya.Tetapi tentulah masyarakat Jawa khususnya yang harus merasa lebih terpanggil untuk nguri-uri kekayaan budayanya yang indah dan sarat nilai-nilai budaya yang adiluhung ini. Berbicara mengenai upaya pelestarian wayang masih terhitung sedikit terutama generasi muda. Salah satunya komunitas koboy (komplotan bocah wayang) yang berpusat di Sobokartti yang melakukan kegiatan pelestarian dan pengenalan wayang dengan pelatihan dalang bagi anak maupun remaja dan proses pembuatan wayang dengan berbagai medium. Meskipun mereka bukan pelaku seni atau orang yang terlibat dalam kegiatan pewayangan namun kegiatan yang mereka lakukan dengan mengenalkan wayang melalui workshop ke sekolah-sekolah atau tempat-tempat umum, sudah menjadi salah satu cara pelestarian terhadap wayang. Meski hanya workshop, setidaknya kegiatan itu mampu memberi pesan untuk mengenalkan tentang wayang terlebih dahulu kepada anak-anak dan orang tua, apabila kedepannya wayang tetap tidak diminatipun itu bukan merupakan kegagalan para koboy, yang terpenting adalah masyarakat yang terutama i anak-anak mengetahui bahwa kita mempunyai peninggalan kebudayaan yang sangat bernilai yaitu wayang. Koboy sangat berperan dalam melestarikan wayang meski tidak mampu meneruskan kebudayaan sebagai pelaku, setidaknya koboy dapat meneruskan tongkat estafet kepada generasi muda, yang seharusnya tongkat estafet tersebut dibawa oleh orangtua untuk anak-anaknya namun terbentur orang tua jaman sekarang banyak yang tidak peduli atau malah tidak mengenal tentang pewayangan, maka para orang tua sendiri tidak mampu berperan untuk mengenalkan wayang kepada anak-anaknya didalam sistem pelestarian kebudayaan wayang saat ini. 1.2 Kerangka Pemikiran 1. Jurnalistik dalam Dokumenter Jurnalistik didefinisikan sebagai seni dan ketrampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat pendapat, dan perilaku khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya. (Suhandang, 2004:21). Video dokumenter merupakan sebuah produk jurnalistik berbentuk soft news yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan secara menarik (Morrison, 2008:211). Sehingga dokumenter pun menjadi salah satu dari sekian media yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi, pendidikan, pengaruh dan sekaligus hiburan untuk kahalayak atau cakupan massa. Video dokumenter dapat diputar dan dipertunjukan kepada khalayak dan target audience melalui ruang-ruang komunitas maupun secara i massive yaitu televisi. Televisi sendiri telah menjadi media komunikasi massa yang tidak terpisahkan dengan masyarakat. Masyarakat dari segala usia termasuk di dalamnya adalah remaja yang sangat akrab dengan televisi. Menurut Vivian (2008:16) televisi merupakan salah satu media yang tidak menuntut audiensnya untuk terlalu aktif , bahkan cukup pasif saja (cool media). Media seperti televisi, radio dan film yang diputar pada televisi merupakan jenis-jenis media yang masuk kedalam kategori itu. 2. Gaya Bertutur dan Strukur Dokumenter Dalam pembuatan dokumenter ini, kami para jurnalis memilih menggunakan gaya rekonstruksi pada umunya bentuk ini dapat ditemui pada documenter investigasi dan sejarah, termasuk pula pada film etnografi dan antropologi visual. Dalam tipe ini, pecahan-pecahan atau bagian –bagian peristiwa masalampau maupun masa kini disusun atau direkonstruksi berdasarkan fakta sejarah.Pada saat merekonstruksi suatu peristiwa, latarbelakang sejarah, periode, serta lingkungan alam dan masyarakatnya menjadi bagian dari konstruksi peristiwa tersebut.Konsep penuturan rekonstruksi terkadang tidak mementingkan unsur dramatic tetapi lebih terkonsentrasi pada pemaparan isi sesuai kronologi peristiwa (Ayawaila, 2008: 40-43). Diharapkan pembuatan documenter dengan gaya rekonstruksi dapat membangunkan kembali pemahaman tentang wayang sebagai seni tradsisi yang menjadi pusat tatanan nilai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.Seperti halnya video documenter koboy ini yang membandingkan kondisi kesenian wayang jaman dahulu yang banyak diminati, sertamerupakan sebagai pusat referensi tatanan nilai dan tatanan hidup, namunberbeda pada saat sekarang ini, padahal wayang dahulu lebih rumit dibanding dengan wayang jaman sekarang yang sudah i berinovasi dari segi cerita dan bahasa agar dapat diterima. Perkembangan jaman dengan munculnya media-media baru, peran wayang sebagaipusat tatanan nilai tergeser oleh media-media baru tersebut. 1.3. Konstribusi Karya News feature ini dibuat sebagai tugas akhir untuk persyaratan kelulusan dalam Program Studi S-1 jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk : 1. Media dalam mengenalkan kesenian wayang kepada generasi muda sehingga tumbuh rasa cinta dan bangga generasi muda terhadap kesenian wayang. 2. Sarana untuk menumbuhkan kesadaran banyak pihak untuk terlibat dalam upaya menjaga eksistensi kesenian wayang. 1.4 Konsep film Bentuk Dokumenter Tematis `Struktur penuturan ini biasanya digunakan apabila fokus cerita adalah sebuah objek lokasi yang merupakan tempat sejumlah orang melakukan aktivitasnya. Seperti halnya Perkumpulan Koboy dimana merupakan sebagai tempat berkumpulnya para para pencinta atau penggiat kesenian wayang dikalangan anak muda dalam melakukan kegiatankegiatannya, yang berpusat di Sobokartti. Dalam “Koboy Melukis Pusaka Jawa” penceritaan diawali dengan pernyataan-pernyataan dari ketiga narasumber mengenai permasalahan semakin terasingnya dan antusiasme yang kurang generasi muda terhadap kesenian wayang, kemudian upaya yang dilakukan oleh koboy untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga di generasi muda terhadap kesenian wayang dan diakhiri dengan pernyataan-pernyataan narasumber mengenai eksistensi i kesenian wayang dan upaya-upaya yang dilakukan untuk menarik minat generasi muda terhadap kesenian wayang. 1.7. Personel dan Job Description Karya bidang ini dibuat oleh tim yang terdiri dari 3 mahasiswa dalam sebuah sistem kerja yang dirancang sedemikian rupa untuk penilaian yang independen dalam laporan yang disusun. Personil dan Job description tersebut sebagai berikut : 1. Rizka Putra Dinanti (D2C607042) Producer : Penanggung jawab dalam suatu produksi acara Lobi dengan pihak stasiun televisi untuk penayangan Lobi Narasumber Penanggung jawab anggaran untuk produksi 2. Wisnuadi Trianggoro (D2C009129) Juru Kamera (cameraman) : melakukan riset lokasi riset narasumber, riset stockshoot kota semarang, melakukan pengambilan gambar wawancara, melakukan pengambilan gambar saat kegiatan objek dokumenter, memindahkan file untuk editor. Editor : bertugas memilih dan menyambung gambar atau siaran audio. 3. Yuniawan Eko (D2C009136) Program Director/Sutradara : Orang yang bertanggung jawab dalam mengarahkan suatu proses produksi acara radio atau televisi. i Penulis Naskah/Reporter : Orang yang berprofesi sebagai peliput atau pencari berita, menulis naskah atau melaporkan (to report) suatu event atau peristiwa atau kejadian pada media radio tau televisi. Pra Produksi - Produser melakukan pengurusan izin dan lobi dengan televisi. - Produser melakukan pembuatan janji dengan narasumber dan pemilihan lokasi pengambilan gambar. - Produser membuat anggaran biaya produksi. - Produser melakukan pengadaan peralatan produksi. Produksi - Produser mendampingi sutradara dan camera person dalam pengambilan gambar saat melakukan produksi - Produser memastikan seluruh peralatan produksi sudah lengkap dan memastikan kembali seluruh narasumber dapat diwawancarai sekaligus pengambilan gambarnya. Paska Produksi - Produser mempersiapkan seluruh kebutuhan proses editing. - Produser mendampingi sutadara,camera person dan editor selama proses editing berlangsung. i PENUTUP Membuat sebuah film baik itu fiksi ataupun non fiksi diperlukan riset yang matang. Dengan cara mengumpulkan data atau informasi melalui observasi mendalam mengenai subjek, peristiwa, dan lokasi sesuai tema yang akan diangkat. Riset secara mendalam sangat dibutuhkan karena news faeture tidak disajikan dalam sisi estetika saja tetapi juga kelengkapan informasi seusai dengan peristiwa nyata. Secara umum dalam sebuah news features terdapat fakta-fakta yang ingin disampaikan dalam bentuk informasi kepada masyarakat. Dalam pembuatan video news faeture ini mengalami tiga tahap, pra produksi, produksi, dan paska produksi. Berikut beberapa kesimpulan yang dokumentaris dapatkan selama proses pembuatan news faeture “Koboy Melukis Pusaka Jawa” Kesimpulan 1) Pemilihan KOBOY ( Komplotan Bocah Wayang) sebagai subjek utama dalam video ini disesuaikan dengan tema yang diangkat yaitu pengenalan wayang sebagai kesenian yang mulai jauh di kalangan generasi muda. KOBOY yang beranggotakan anak- anak muda yang memiliki minat dan kepedulian besar terhadap eksistensi wayang di tengah-tengah generasi muda .Mereka mempunyai komitmen kuat untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga pada generasi muda terhadap kesenian wayang. Pemilihan KOBOY didasarkan pada kesamaan visi yang sama dengan tujuan dibuatnya i video News Features ini yaitu berupaya mengenalkan wayang kepada generasi muda sehingga tumbuh rasa cinta dan bangga terhadap wayang. 2) Pemilihan Cakra Semarang TV sebagai media yang akan mempublikasikan video News Features kami dikarenakan salah satu program di Cakra Semarang TV yaitu Program Sluman-Slumun yang mempunyai kesamaan dengan konten yang kami angkat yaitu upaya pengenalan keberagaman budaya salah satunya wayang. Program Sluman- Slumun sendiri merupakan tayangan yang bercerita mengenai tempat-tempat yang memiliki history atau sejarah di Semarang dan menceritakan keberagaman budaya yang ada di Semarang. Seperti Koboy yang merupakan salah satu komunitas wayang yang berpusat di Sobokartti. 3) Pemilihan narasumber dan tokoh utama dalam video News Features mempunyai peranan penting. Pihak-pihak yang menjadi narasumber dalam News Features ini merupakan sosok-sosok yang mempunyai kepedulian yang besar terhadap perkembangan kesenian wayang dan memiliki pemahaman yang baik berkaitan dengan upaya-upaya untuk menjaga eksistensi kesenian wayang. Dalam penentuan narasumber diperlukan riset pendahuluan terlebih dahulu untuk mengetahui kapasitas dan kompetensi para narasumber dalam menjawab permasalahan yang kami angkat. 4) Dalam pembuatan News Features ini bahasa yang digunakan bersifat formal dan informatif yang disesuaikan dengan karakteristik audience. Pemilihan bahasa i tersebut diharapkan audience bisa memahami makna yang disampaikan dalam News Features ini }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/4403} }
Refworks Citation Data :
iVideo Dokumenter Televisi “Koboy Melukis Pusaka Jawa”Karya BidangDisusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan strata 1Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikPenyusunRizka Putra Dinanti D2C607042JURUSAN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2013iABSTRAKVideo dokumenter merupakan salah satu produk jurnalistik dalam bentuk audio visual.Terdapat tim yang bekerja dari pra hingga pasca produksi untuk pembuatannya, dokumentarisdalam hal ini menjabat posisi sebagai produser. Pemilihan posisi tersebut merupakan kemauandan kemampuan jurnalis dalam menjalankan proyek dokumenter ini. Dokumentaris berkerjasesuai dengan naskah sekenario yang di buat oleh sutradara. Dokumenter Komunitas KomplotanBocah Wayang (Koboy) yang berjudul “Koboy Melukis Pusaka Jawa” menampilkansekumpulan anak muda yang gemar mengikuti kegiatan pewayangan di Sobokartti. Anak-anakmuda ini bersepakat untuk menggelorakan semangat cinta wayang pada masyarakat Semarangdan menghimpun siapa saja yang berminat terhadap dunia pewayangan. Namun sayangnya tidakbanyak generasi muda yang tertarik kepada wayang kulit. Wayang kulit selama ini identikdengan generasi lama atau orang tua, kuno, serta kolot untuk anak muda saat ini, karena bahasapengantarnya bahasa Jawa yang tidak populer lagi di kalangan generasi muda. Untuk menarikminat generasi muda pada wayang sebagai kesenian tradisional, akhirnya mereka berduaberusaha memberikan inovasi terhadap pewayangan dengan sentuhan kreatif yaitu denganmembuat sebuah wayang kreasi baru, yaitu dengan menggunakan fiber, tekson, kardus, serta ewayangyang bisa diaplikasikan menjadi komik, poster, video animasi, dan yang bersentuhandengan bidang digital teknologi agar bisa lebih mendekatkan dan menarik minat anak mudasekarang.Mereka sangat totalitas dalam menggelorakan semangat cinta wayang padamasyarakat semarang dan menghimpun siapa saja yang berminat terhadap dunia pewayangan,tergambar pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Koboy. Dari sekolah ke sekolah merekabawa tongkat estafet budaya wayang yang diwariskan oleh nenek moyang untuk mengenalkankembali ke anak-anak muda saat ini, Koboy menjembatani dengan ketulusan mereka, ketekunanserta semangat dan upaya-upaya agar anak muda semakin mengenal dan bangga serta dapat ikutmenjaga kelestarian seni tradisional wayang dalam wadah komunitas Komplotan Bocah Wayangatau Koboy. Melalui Koboy, diharapkan wayang bisa lebih dekat dengan masyarakat khususnyaanak mudaKata kunci: jurnalis, produser, Wayang, KoboyiABSTRACTVideo documentary is one of audio-visual journalism product . There is a team workingfrom pre to post-production to production, documentary in this case serves as a camerapersonand a concurrent position as editor . The selection of these positions is the willingness and abilityof journalists to carry out this documentary project . Documentary work in accordance with thescenario script made by the director . Komunitas Komplotan Bocah Wayang (Koboy) entitled“Koboy Draws Java’s Heritage” featuring a bunch of young people who love to take part inSobokartti puppet . They are agreed to foster a spirit of love puppets in Semarang and gatherpeople who are interested in the puppet world . But unfortunately not many young people areattracted to the shadow play . Wayang kulit is synonymous with the old generation or the old ,ancient , and old-fashioned for today's youth , because language introduction to the Javalanguage is no longer popular among the younger generation . To attract young people to thepuppet as traditional art , finally they both tried to deliver innovation to the puppet with acreative touch to create a new puppet creations , using fiber , tekson , cardboard , as well as e -puppets that can be applied into comics , posters , video animation , and is in contact with thefield of digital technology in order to get closer and attract young people today .They are very total in spreading spirit of love puppets in Semarang and raise public whoare interested in the puppet world , reflected in the activities undertaken by Koboy . From schoolto school they carry the baton puppet culture inherited by the ancestors to introduce back toyoung kids today, Koboy bridge with their sincerity , passion and perseverance as well as effortsto bring more young people to know and be proud of and care for preservation of traditional artpuppets Komplotan Bocah Wayang or Koboy gang. Through Koboy , puppet is expected to becloser to the public, especially young people .Keywords : Journalist , producer, wayang and Koboy .iBAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangKegiatan Jurnalistik sangat berkaitan erat dengan media massa cetak maupunelektronik, karena publikasi di media massa adalah salah satu syarat utama agar sebuahproduk tersebut dapat dikatakan sebagai produk jurnalistik. Media massa elektronik salahsatunya televisi merupakan media massa elektronik yang mampu menyebarkan informasisecara cepat dan mampu mencapai pemirsa dalam jumlah banyak dalam waktubersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditampilkan telah mampu menarik minatpemirsanya , dan mampu membius pemirsanya untuk selalu menyaksikan berbagaitayangan yang disiarkan televisi. Terlebih lagi TV merupakan media yang menyuguhkantampilan melalui bentuk audio visual (suara dan gambar) sehingga tentunya membuatmasyarakat lebih tertarik kepada televisi daripada media massa lainnya. Banyaknyaaudien televisi mejadikannya sebagai medium dengan efek yang besar terhadap orang,kultur dan juga terhadap media lain. Sekarang televisi adalah media massa dominan(Vivian, 2008:225).Beberapa jenis dan bentuk pengembangan documenter televisi meliputi expositorydocumenter (penutur tunggal narrator), documenter drama, news feature, reality showdan investigasi. Kami sebagai jurnalis ingin mebuat sebuah produk jurnalistik dalambentuk news feature dengan format documenter yang nantinya akan di publikasikanmelalui media televise. Alasan menggunakan format documenter karena kontenididalamnya lebih lengkap, yaitu seperti unsur informasi, ilmu pengetahuan, dan yangdominan unsure hiburan yang kreatif (fachrudin,2012:314).Kami ingin mengangkat salahsatu kesenian tradisional yang mulai terpinggirkan bahkan mulai ditinggalkan oleh anakmuda khususnya adalah kesenian wayang.Wayang selama ini kita kenal sebagaikekayaan budaya jawa.Wayang telah menjadi etos dan pandangan hidup masyarakatjawa.Bahkan wayang menjadi esensi budaya jawa.Bagi masyarakat Jawa, wayangtidaklah hanya sekedar tontonan tetapi juga tuntunan.Wayang bukan hanya sekedarsebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai media komunikasi, media penyuluhan danmedia pendidikan.Wayang telah menjadi asset kebudayaan nasional, maka kewajiban ituberarti terletak di pundak masyarakat Indonesia seluruhnya.Tetapi tentulah masyarakatJawa khususnya yang harus merasa lebih terpanggil untuk nguri-uri kekayaan budayanyayang indah dan sarat nilai-nilai budaya yang adiluhung ini.Berbicara mengenai upaya pelestarian wayang masih terhitung sedikit terutamagenerasi muda. Salah satunya komunitas koboy (komplotan bocah wayang) yangberpusat di Sobokartti yang melakukan kegiatan pelestarian dan pengenalan wayangdengan pelatihan dalang bagi anak maupun remaja dan proses pembuatan wayang denganberbagai medium. Meskipun mereka bukan pelaku seni atau orang yang terlibat dalamkegiatan pewayangan namun kegiatan yang mereka lakukan dengan mengenalkanwayang melalui workshop ke sekolah-sekolah atau tempat-tempat umum, sudah menjadisalah satu cara pelestarian terhadap wayang. Meski hanya workshop, setidaknya kegiatanitu mampu memberi pesan untuk mengenalkan tentang wayang terlebih dahulu kepadaanak-anak dan orang tua, apabila kedepannya wayang tetap tidak diminatipun itu bukanmerupakan kegagalan para koboy, yang terpenting adalah masyarakat yang terutamaianak-anak mengetahui bahwa kita mempunyai peninggalan kebudayaan yang sangatbernilai yaitu wayang. Koboy sangat berperan dalam melestarikan wayang meski tidakmampu meneruskan kebudayaan sebagai pelaku, setidaknya koboy dapat meneruskantongkat estafet kepada generasi muda, yang seharusnya tongkat estafet tersebut dibawaoleh orangtua untuk anak-anaknya namun terbentur orang tua jaman sekarang banyakyang tidak peduli atau malah tidak mengenal tentang pewayangan, maka para orang tuasendiri tidak mampu berperan untuk mengenalkan wayang kepada anak-anaknya didalamsistem pelestarian kebudayaan wayang saat ini.1.2 Kerangka Pemikiran1. Jurnalistik dalam DokumenterJurnalistik didefinisikan sebagai seni dan ketrampilan mencari, mengumpulkan,mengolah, menyusun dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-harisecara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya,sehingga terjadi perubahan sikap, sifat pendapat, dan perilaku khalayak sesuai dengankehendak para jurnalisnya. (Suhandang, 2004:21).Video dokumenter merupakan sebuah produk jurnalistik berbentuk soft news yangbertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan secara menarik (Morrison,2008:211). Sehingga dokumenter pun menjadi salah satu dari sekian media yang dapatdigunakan untuk menyampaikan informasi, pendidikan, pengaruh dan sekaligus hiburanuntuk kahalayak atau cakupan massa. Video dokumenter dapat diputar dan dipertunjukankepada khalayak dan target audience melalui ruang-ruang komunitas maupun secaraimassive yaitu televisi. Televisi sendiri telah menjadi media komunikasi massa yang tidakterpisahkan dengan masyarakat. Masyarakat dari segala usia termasuk di dalamnyaadalah remaja yang sangat akrab dengan televisi. Menurut Vivian (2008:16) televisimerupakan salah satu media yang tidak menuntut audiensnya untuk terlalu aktif , bahkancukup pasif saja (cool media). Media seperti televisi, radio dan film yang diputar padatelevisi merupakan jenis-jenis media yang masuk kedalam kategori itu.2. Gaya Bertutur dan Strukur DokumenterDalam pembuatan dokumenter ini, kami para jurnalis memilih menggunakan gayarekonstruksi pada umunya bentuk ini dapat ditemui pada documenter investigasi dansejarah, termasuk pula pada film etnografi dan antropologi visual. Dalam tipe ini,pecahan-pecahan atau bagian –bagian peristiwa masalampau maupun masa kini disusunatau direkonstruksi berdasarkan fakta sejarah.Pada saat merekonstruksi suatu peristiwa,latarbelakang sejarah, periode, serta lingkungan alam dan masyarakatnya menjadi bagiandari konstruksi peristiwa tersebut.Konsep penuturan rekonstruksi terkadang tidakmementingkan unsur dramatic tetapi lebih terkonsentrasi pada pemaparan isi sesuaikronologi peristiwa (Ayawaila, 2008: 40-43). Diharapkan pembuatan documenter dengangaya rekonstruksi dapat membangunkan kembali pemahaman tentang wayang sebagaiseni tradsisi yang menjadi pusat tatanan nilai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya.Seperti halnya video documenter koboy ini yang membandingkan kondisikesenian wayang jaman dahulu yang banyak diminati, sertamerupakan sebagai pusatreferensi tatanan nilai dan tatanan hidup, namunberbeda pada saat sekarang ini, padahalwayang dahulu lebih rumit dibanding dengan wayang jaman sekarang yang sudahiberinovasi dari segi cerita dan bahasa agar dapat diterima. Perkembangan jaman denganmunculnya media-media baru, peran wayang sebagaipusat tatanan nilai tergeser olehmedia-media baru tersebut.1.3. Konstribusi KaryaNews feature ini dibuat sebagai tugas akhir untuk persyaratan kelulusan dalam ProgramStudi S-1 jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk :1. Media dalam mengenalkan kesenian wayang kepada generasi muda sehingga tumbuhrasa cinta dan bangga generasi muda terhadap kesenian wayang.2. Sarana untuk menumbuhkan kesadaran banyak pihak untuk terlibat dalam upaya menjagaeksistensi kesenian wayang.1.4 Konsep filmBentuk Dokumenter Tematis`Struktur penuturan ini biasanya digunakan apabila fokus cerita adalah sebuah objeklokasi yang merupakan tempat sejumlah orang melakukan aktivitasnya. Seperti halnyaPerkumpulan Koboy dimana merupakan sebagai tempat berkumpulnya para para pencintaatau penggiat kesenian wayang dikalangan anak muda dalam melakukan kegiatankegiatannya,yang berpusat di Sobokartti.Dalam “Koboy Melukis Pusaka Jawa” penceritaan diawali dengan pernyataan-pernyataandari ketiga narasumber mengenai permasalahan semakin terasingnya dan antusiasme yangkurang generasi muda terhadap kesenian wayang, kemudian upaya yang dilakukan olehkoboy untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga di generasi muda terhadap kesenianwayang dan diakhiri dengan pernyataan-pernyataan narasumber mengenai eksistensiikesenian wayang dan upaya-upaya yang dilakukan untuk menarik minat generasi mudaterhadap kesenian wayang.1.7. Personel dan Job DescriptionKarya bidang ini dibuat oleh tim yang terdiri dari 3 mahasiswa dalam sebuah sistem kerjayang dirancang sedemikian rupa untuk penilaian yang independen dalam laporan yangdisusun. Personil dan Job description tersebut sebagai berikut :1. Rizka Putra Dinanti (D2C607042) Producer : Penanggung jawab dalam suatu produksi acara Lobi dengan pihak stasiun televisi untuk penayangan Lobi Narasumber Penanggung jawab anggaran untuk produksi2. Wisnuadi Trianggoro (D2C009129) Juru Kamera (cameraman) : melakukan riset lokasi riset narasumber, riset stockshootkota semarang, melakukan pengambilan gambar wawancara, melakukanpengambilan gambar saat kegiatan objek dokumenter, memindahkan file untukeditor. Editor : bertugas memilih dan menyambung gambar atau siaran audio.3. Yuniawan Eko (D2C009136) Program Director/Sutradara : Orang yang bertanggung jawab dalam mengarahkansuatu proses produksi acara radio atau televisi.i Penulis Naskah/Reporter : Orang yang berprofesi sebagai peliput atau pencari berita,menulis naskah atau melaporkan (to report) suatu event atau peristiwa atau kejadianpada media radio tau televisi. Pra Produksi- Produser melakukan pengurusan izin dan lobi dengan televisi.- Produser melakukan pembuatan janji dengan narasumber dan pemilihan lokasipengambilan gambar.- Produser membuat anggaran biaya produksi.- Produser melakukan pengadaan peralatan produksi. Produksi- Produser mendampingi sutradara dan camera person dalam pengambilan gambar saatmelakukan produksi- Produser memastikan seluruh peralatan produksi sudah lengkap dan memastikankembali seluruh narasumber dapat diwawancarai sekaligus pengambilan gambarnya. Paska Produksi- Produser mempersiapkan seluruh kebutuhan proses editing.- Produser mendampingi sutadara,camera person dan editor selama proses editingberlangsung.iPENUTUPMembuat sebuah film baik itu fiksi ataupun non fiksi diperlukan riset yang matang.Dengan cara mengumpulkan data atau informasi melalui observasi mendalam mengenai subjek,peristiwa, dan lokasi sesuai tema yang akan diangkat. Riset secara mendalam sangat dibutuhkankarena news faeture tidak disajikan dalam sisi estetika saja tetapi juga kelengkapan informasiseusai dengan peristiwa nyata. Secara umum dalam sebuah news features terdapat fakta-faktayang ingin disampaikan dalam bentuk informasi kepada masyarakat. Dalam pembuatan videonews faeture ini mengalami tiga tahap, pra produksi, produksi, dan paska produksi. Berikutbeberapa kesimpulan yang dokumentaris dapatkan selama proses pembuatan news faeture“Koboy Melukis Pusaka Jawa”Kesimpulan1) Pemilihan KOBOY ( Komplotan Bocah Wayang) sebagai subjek utama dalamvideo ini disesuaikan dengan tema yang diangkat yaitu pengenalan wayang sebagaikesenian yang mulai jauh di kalangan generasi muda. KOBOY yang beranggotakananak- anak muda yang memiliki minat dan kepedulian besar terhadap eksistensi wayangdi tengah-tengah generasi muda .Mereka mempunyai komitmen kuat untukmenumbuhkan rasa cinta dan bangga pada generasi muda terhadap kesenian wayang.Pemilihan KOBOY didasarkan pada kesamaan visi yang sama dengan tujuan dibuatnyaivideo News Features ini yaitu berupaya mengenalkan wayang kepada generasi mudasehingga tumbuh rasa cinta dan bangga terhadap wayang.2) Pemilihan Cakra Semarang TV sebagai media yang akan mempublikasikanvideo News Features kami dikarenakan salah satu program di Cakra Semarang TV yaituProgram Sluman-Slumun yang mempunyai kesamaan dengan konten yang kami angkatyaitu upaya pengenalan keberagaman budaya salah satunya wayang. Program Sluman-Slumun sendiri merupakan tayangan yang bercerita mengenai tempat-tempat yangmemiliki history atau sejarah di Semarang dan menceritakan keberagaman budaya yangada di Semarang. Seperti Koboy yang merupakan salah satu komunitas wayang yangberpusat di Sobokartti.3) Pemilihan narasumber dan tokoh utama dalam video News Featuresmempunyai peranan penting. Pihak-pihak yang menjadi narasumber dalam NewsFeatures ini merupakan sosok-sosok yang mempunyai kepedulian yang besar terhadapperkembangan kesenian wayang dan memiliki pemahaman yang baik berkaitan denganupaya-upaya untuk menjaga eksistensi kesenian wayang. Dalam penentuan narasumberdiperlukan riset pendahuluan terlebih dahulu untuk mengetahui kapasitas dan kompetensipara narasumber dalam menjawab permasalahan yang kami angkat.4) Dalam pembuatan News Features ini bahasa yang digunakan bersifat formaldan informatif yang disesuaikan dengan karakteristik audience. Pemilihan bahasaitersebut diharapkan audience bisa memahami makna yang disampaikan dalam NewsFeatures ini
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.