BibTex Citation Data :
@article{IO4351, author = {Woro Widiyasari and Taufik Suprihatini and Muchammad Yulianto}, title = {AUDIT IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( BAPPEDA ) PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN}, journal = {Interaksi Online}, volume = {2}, number = {1}, year = {2014}, keywords = {}, abstract = { ABSTRAKSI Judul : Audit Iklim Komunikasi Organisasi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintah Kabupaten Pekalongan Peneliti : Woro Widiyasari NIM : D2C 009 028 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh iklim komunikasi organisasi Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan yang diketahui masih sering terjadi hal-hal negatif yang menimbulkan semangat kerja menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim komunikasi yang terjalin di dalam instansi Bappeda dengan menggunakan Teori yang dipakai Teori Sistem ; Teori Iklim komunikasi ; Teori Gaya Kepemimpinan ; Aliran Komunikasi . Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah audit komunikasi. Sedangkan tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menjabarkan situasi dan keadaan komunikasi di Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Untuk teknik pengumpulan data di lapangan , peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth interview) kepada enam informan yang terdiri dari karyawan Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Hasil penelitian , maka diketahui iklim komunikasi organisasi yang selama ini terjalin di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan tidak berjalan dengan efektif. Dari hasil penelitian di lapangan ditemukan bahwa hubungan antara atasan dengan bawahan tidak berjalan dengan baik, hubungan dengan sesama karyawan juga kurang baik, arus komunikasi yang terjadi selama ini hanya belangsung searah (linier) tanpa adanya feedback ,pembagian tugas yang dianggap oleh sebagian besar informan belum merata kepada masingmasing karyawan.Serta atasan yang jarang memberikan reward kepada bawahan berprestasi. Hal ini mengakibatkan karyawan tidak bersemangat dalam bekerja. Hal tersebut juga menimbulkan kesenjangan di antara karyawan karena tidak meratanya pembagian tugas yang ditimbulkan. Kata Kunci : Audit komunikasi, Kepemimpinan, Iklim Komunikasi, Aliran Informasi ABSTRACT Audit of Organizational Communication Climate in Regional Development Planning Department ( BAPPEDA ) Pekalongan Regency Government. This research is motivated by organizational communication climate of BAPPEDA Pekalongan Regency Government who has known still commonly has negative things, which raises working spirit declined. The purpose of this research was to find out the communication climate that involve in the BAPPEDA institution using the theory that is system theory; Theory of Communication Climate; Theory of Leadership Style; and Flow Communications . The research method used by the researchers is a communication audit. While the type of research is a descriptive research that aims to describe the situation and the condition of communication in BAPPEDA Pekalongan Regency Government. For data collection techniques in the field, researchers used in depth interview techniques (in depth interview ) to six informants consisting of employees BAPPEDA Pekalongan Regency Government . The results of the research, it is known that organizational communication climate has been declined in the BAPPEDA’s Office Pekalongan Regency Government is not operating effectively. From the results of the field research, was found that the relationship between supervisors and subordinates are not running well, relations with fellow employees is also not good, the communication flow that happen during this lasts only one side without any feedback, the informant consider that the distribution of duties and functions have not been spread evenly to each employees. Along supervisors who rarely gives rewards to talented subordinates. This result caused the employee does not feel like working. It also raises the gap among the employees because the distribution of duties did not spread evenly. Keywords: Audit of communication, Leadership, communication climate, flow information BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bappeda merupakan suatu Badan di dalam Kabupaten Pekalongan yang sangat menentukan perubahan di kota Pekalongan, Bappeda dengan tugas-tugasnya yang sangat berhubungan dengan perencanaan daerah membutuhkan kerja pegawai yang maksimal, di dukung dengan tekhnologi dan kerjasama yang baik akan menjadikan kota Pekalongan semakin maju. Tetapi di sisi lain, karyawan Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan mengeluhkan adanya iklim komunikasi yang tidak efektif .Pemimpin yang kurang bisa berkomunikasi dengan lancar dengan bawahannya, dan selalu menyerahkan tugas kepada bawahannya menjadikan munculnya konflik yang menjadikan karyawan semakin tidak nyaman dengan keadaan di kantor. Poole dalam Pace dan Faules (2001: 148), mengatakan bahwa iklim komunikasi sangat penting karena mengaitkan konteks organisasi dengan konsepkonsep, perasaan-perasaan dan harapan-harapan anggota organisasi dan membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi. Lebih lanjut, iklim komunikasi yang baik dalam suatu organisasi lebih memberikan kebebasan kepada anggota organisasi untuk memperoleh informasi tentang perusahaan, lebih berani mengeksplor kemampuan mereka dalam berkarya, berani menghadapi tantangan dunia pekerjaan, dan lebih menunjukkan bahwa mereka dipercaya untuk mempertanggung jawabkan hasil-hasil dari pekerjaan mereka. Iklim komunikasi yang baik sangat besar pengaruhnya dalam suatu organisasi, salah satunya berpengaruh pada peningkatan produktivitas kerja anggota organisasi, Mengapa, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi. Usaha tersebut dikelompokkan Frantz terdiri dari empat unsur, yaitu: “(1) aktivitas yang merupakan pekerjaan tersebut; (2) langkah-langkah pelaksanaan kerja; (3) kualitas hasil; (4) pola waktu kerja” (Pace dan Faules, 2001: 155) Hal ini menarik dikaji , bahwa berdasarkan gambaran di atas maka di dalam suatu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintah Kabupaten Pekalongan yang bertugas penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah yang meliputi ekonomi, fisik, sosial budaya, serta pengendalian dan evaluasi. Iklim komunikasi sangat penting dibutuhkan guna meningkatkan kinerja pegawai, apabila hal tersebut belum terjadi secara efektif maka diperlukan audit iklim komunikasi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pekalongan sebagai evaluasi dan memperbaiki iklim komunikasi yang tercipta di instansi tersebut guna menjadikan Kabupaten Pekalongan menjadi suatu daerah yang lebih maju. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan dari penelitian adalah: Untuk mengetahui iklim komunikasi yang terjalin di dalam instansi Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalonganbaik pada tingkatan iklim komunikasi secara keseluruhan maupun pada tingkatan kegiatan-kegiatan komunikasi khusus. 1.3 KERANGKA TEORI Teori yang dipakai Teori sistem; Teori Iklim komunikasi; Teori Gaya Kepemimpinan; Aliran Komunikasi . 1.4 Metode Penelitian 1.4.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian desktiptif kualitatif dengan menggunakan metode audit komunikasi dengan tujuan mendapatkan data dari lapangan untuk digunakan sebagai instrumen untuk menjabarkan situasi dan keadaan iklim komunikasi di Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan. BAB II Temuan Penelitian Tentang Iklim Komunikasi Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintah Kabupaten Pekalongan Bab ini mendeskripsikan temuan penelitian dengan audit komunikasi untuk memahami iklim komunikasi organisasi yang terjadi di Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan terkait dengan Kepemimpinan, Iklim Komunikasi , dan Arus Komunikasi. Temuan penelitian berupa hasil indepth interview yang dilakukan terhadap pimpinan dan beberapa karyawan perusahaan . Kepemimpinan Data yang diperoleh pada saat melakukan indepth interview terhadap karyawan Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan mengenai masalah kepemimpinan yang selama ini dijalankan dari periode 2011 hingga sekarang bagi masing-masing informan memiliki pendapat yang cukup berbeda di antara informan satu dengan yang lain, bagi masing-masing informan masalah komunikasi yang dihadapi selama ini di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan ada yang mengatakan masih dalam tahap yang wajar ada pula yang mengatakan masih terjadi kesenjangan di antara masing – masing bagian di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Iklim Komunikasi Iklim komunikasi di suatu organisasi sangat penting karena bisa dipastikan bila tidak ada iklim komunikasi yang kondusif , maka akan terjadi adanya kesenjangan dan kurangnya semangat dalam bekerja dari masing-masing karyawan dalam suatu organisasi tersebut. Dari beberapa pertanyaan yang sudah di ajukan ke 6 informan tentang iklim komunikasi maka ada beberapa pendapat yang sama dan berbeda satu dengan yang lainnya. Pertama mengenai keefektifan iklim komunikasi di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan dimana semua informan dari informan 1 hingga informan ke 6 mengatakan hal yang sama mengenai keefektifan iklim komunikasi yang terjadi selama ini di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan . Arus Komunikasi Dalam suatu organisasi, komunikasi merupakan hal yang paling penting., karena tanpa adanya komunikasi, organisasi tidak bisa berjalan dengan baik. Bila dalam organisasi komunikasinya kurang baik akan berdampak pada efektifitas organisasi. Dengan pendapat masing-masing informan mengenai arus komunikasi di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan maka dapat dilihat kurang efektif dan harus segera dibenahi. BAB III ANALISIS IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN A. KEPEMIMPINAN Berdasarkan teori gaya kepemimpinan di atas maka gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kepemimpinan yang ada di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan yaitu gaya kepemimpinan Otoriter. Gaya kepemimpinan Otoriter ini sesuai dengan kepemimpinan di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan karena bila disimpulkan dari beberapa komentar dari informan mengatakan, belum bersemangat dalam bekerja dikarenakan kurangnya motivasi dari pimpinan dan belum ada penghargaan yang diberikan kepada karyawan berprestasi. B. IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI BAPPEDA PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN Iklim komunikasi organisasi di setiap fungsi tidak selalu sama dengan fungsi lainnya. Hal ini dikarenakan iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Hubungan sehari-hari menggambarkan tentang bagaimana iklim diciptakan dan dipelihara. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka , rileks, ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dengan penuh rasa persaudaraan (Pace & Faules, 2005: 165-166). C. ARUS KOMUNIKASI BAPPEDA PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN Untuk menilai komunikasi itu efektif atau tidak terletak pada kualitas dari proses komunikasi yang baik pada tingkat individu maupun pada tingkat organisasi .kualitas proses komunikasi salah satunya berkaitan dengan ada tau tidaknya umpan balik (feedback). Kesalahpahaman dapat dikurangi jika proses umpan balik dapat dilakukan dengan baik. Apabila kesalahpahaman mampu diminimalisir , kinerja komunikasi atara pimpinan dengan bawahan, dan antara sesama karyawan akan menjadi lebih baik karena pihak-pihak yang akan berkomunikasi akan tahu apakah pesannya sudah diterima , dipahami dan dilaksanakan atau tidak. Dengan demikian, semua aktivitas yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Kepemimpinan Tipe kepemimpinan yang terjadi di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah tipe kepemimpinan Otoriter . Prakteknya Otoriter bila disimpulkan dari beberapa komentar dari informan mengatakan, belum bersemangat dalam bekerja dikarenakan kurangnya motivasi dari pimpinan dan belum ada penghargaan yang diberikan kepada karyawan berprestasi. Tipe gaya kepemimpinan Otoriter ini memang seharusnya dirubah agar para bawahannya bersemangat dalam bekerja dan pimpinan memberikan motivasi, penghargaan , serta adil dalam pembagian tugas pokok dan fungsi yang memang sering menjadi kendala yang selama ini dirasakan oleh bawahan. Iklim Komunikasi Iklim komunikasi yang terjalin selama ini di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan masih negatif . Iklim komunikasi selama ini masih negatif dikarenakan masih sering terjadi kesenjangan diantara para bawahan yang merasa tidak adil atasan memberikan tugas pokok dan fungsi selama ini yang diberikan dari atasan , dan atasan yang hanya memberikan tugas tanpa memberikan penjelasan bagi bawahan. Hal tersebut menimbulkan iklim di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan menjadi tidak kondusif dan masih jauh dari kesan nyaman dalam bekerja. Arus Komunikasi Arus komunikasi yang terjadi yaitu ke bawah, komunikasi mengalir dari tingkatan yang lebih tinggi ke tingkatan yang lebih rendah , pimpinan berperan penting dalam segala aktivitas komunikasi yang terjadi. Hal tersebut dipengaruhi oleh budaya birokrasi pemerintah yang cenderung searah hanya dari pimpinan ke bawahan dan hal itu juga berlaku di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan , yaitu terbukti dari semua kebijakan ditetapkan langsung oleh pucuk pimpinan tanpa melibatkan pendapat dari bawahan. B. SARAN Di sini akan diberikan rekomendasi-rekomendasi sebagai bagian dari kelanjutan penelitian. Kelanjutan ini dimaksudkan sebagai langkah berikutnya untuk mengubah iklim komunikasi organisasi yang kurang efektif di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan, adapun rekomendasi berupa : 1. Untuk meningkatkan iklim komunikasi organisasi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintah Kabupaten Pekalongan menjadi lebih baik, maka pemimpin lebih komunikatif dan melakukan pendekatan terhadap para bawahan, agar para bawahan dapat menyampaikan inspirasi , ataupun memberikan masukan kepada atasan dengan lebih terbuka untuk mencapai apa yang selama ini menjadi tujuan bersama. 2. Bawahan juga harus berani memberikan pendapat terhadap pemimpin agar tidak terjadi kesenjangan antar bawahan yang menimbulkan ketidaknyamanan dalam bekerja, berkomunikasi dengan pimpinan dan melakukan pendekatan dengan atasan dapat memberikan masukan yang baik untuk pimpinan dan sesama bawahan. 3. Pimpinan sebaiknya memberikan penghargaan kepada bawahan berprestasi agar meningkatkan semangat bekerja bawahan. DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Denzin, Norman K. Yvonnas S Lincoln. (2000). Handbook of Qualitative Research, ed.3.Sage Publication Hardjana, Andre. (2000). Audit Komunikasi. Jakarta: Grasindo Kuswarno, Engkus. 2009. Metode Penelitian Komunikasi Fenomenologi : Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian. : Widya Padjajaran. Lattimore, Dan . Otis Baskin, Suzette T. Heiman, Elizabeth L. Toth, Public Relation Profesi dan Praktik, hal. 119-120 Littlejohn, W. Stephen.(1998). Theories of Human Communications (6th ed.). Belmont, California: Wadsworth Publishing Company. Masmuh , Abdullah. (2008). Komunikasi Organisasi dalam Prespektif Teori dan Praktek.Malang:UMM Press Muhammad Arni . (2009). Komunikasi Organisasi. Jakarta:Bumi Aksara Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Neuman, W Lawrence. (1997), Social research menthods : Qualitative and quantitative approaches, ed.3. Boston: Allyn and Bacon Pace. R. Wayne & Don F. Faules.2005. (Editor :Deddy Mulyana, M.A PH.D). Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Rosdakarya Suranto. 2005. Komunikasi Perkantoran: Prinsip Komunikasi Untuk Meningkatkan Kinerja Perkantoran. Yogyakarta:Media Wacana Non Buku: http://www.Suara Merdeka.com/ Pelanggaran PNS) (http://bappeda.pekalongankota.go.id.) }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/4351} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAKSIJudul : Audit Iklim Komunikasi Organisasi di Badan Perencanaan PembangunanDaerah (BAPPEDA) Pemerintah Kabupaten PekalonganPeneliti : Woro WidiyasariNIM : D2C 009 028Penelitian ini dilatarbelakangi oleh iklim komunikasi organisasi Bappeda PemerintahKabupaten Pekalongan yang diketahui masih sering terjadi hal-hal negatif yang menimbulkansemangat kerja menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui iklimkomunikasi yang terjalin di dalam instansi Bappeda dengan menggunakan Teori yang dipakaiTeori Sistem ; Teori Iklim komunikasi ; Teori Gaya Kepemimpinan ; Aliran Komunikasi .Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah audit komunikasi. Sedangkantipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuanuntuk menjabarkan situasi dan keadaan komunikasi di Bappeda Pemerintah KabupatenPekalongan. Untuk teknik pengumpulan data di lapangan , peneliti menggunakan teknikwawancara mendalam (indepth interview) kepada enam informan yang terdiri dari karyawanBappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan.Hasil penelitian , maka diketahui iklim komunikasi organisasi yang selama initerjalin di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan tidak berjalan dengan efektif.Dari hasil penelitian di lapangan ditemukan bahwa hubungan antara atasan dengan bawahantidak berjalan dengan baik, hubungan dengan sesama karyawan juga kurang baik, aruskomunikasi yang terjadi selama ini hanya belangsung searah (linier) tanpa adanya feedback,pembagian tugas yang dianggap oleh sebagian besar informan belum merata kepada masingmasingkaryawan.Serta atasan yang jarang memberikan reward kepada bawahan berprestasi.Hal ini mengakibatkan karyawan tidak bersemangat dalam bekerja. Hal tersebut jugamenimbulkan kesenjangan di antara karyawan karena tidak meratanya pembagian tugas yangditimbulkan.Kata Kunci : Audit komunikasi, Kepemimpinan, Iklim Komunikasi, Aliran InformasiABSTRACTAudit of Organizational Communication Climate in Regional Development PlanningDepartment ( BAPPEDA ) Pekalongan Regency Government.This research is motivated by organizational communication climate of BAPPEDAPekalongan Regency Government who has known still commonly has negative things, whichraises working spirit declined. The purpose of this research was to find out thecommunication climate that involve in the BAPPEDA institution using the theory that issystem theory; Theory of Communication Climate; Theory of Leadership Style; and FlowCommunications .The research method used by the researchers is a communication audit. While thetype of research is a descriptive research that aims to describe the situation and the conditionof communication in BAPPEDA Pekalongan Regency Government. For data collectiontechniques in the field, researchers used in depth interview techniques (in depth interview ) tosix informants consisting of employees BAPPEDA Pekalongan Regency Government .The results of the research, it is known that organizational communication climatehas been declined in the BAPPEDA’s Office Pekalongan Regency Government is notoperating effectively. From the results of the field research, was found that the relationshipbetween supervisors and subordinates are not running well, relations with fellow employeesis also not good, the communication flow that happen during this lasts only one side withoutany feedback, the informant consider that the distribution of duties and functions have notbeen spread evenly to each employees. Along supervisors who rarely gives rewards totalented subordinates. This result caused the employee does not feel like working. It alsoraises the gap among the employees because the distribution of duties did not spread evenly.Keywords: Audit of communication, Leadership, communication climate, flow informationBAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangBappeda merupakan suatu Badan di dalam Kabupaten Pekalongan yangsangat menentukan perubahan di kota Pekalongan, Bappeda dengan tugas-tugasnyayang sangat berhubungan dengan perencanaan daerah membutuhkan kerja pegawaiyang maksimal, di dukung dengan tekhnologi dan kerjasama yang baik akanmenjadikan kota Pekalongan semakin maju. Tetapi di sisi lain, karyawan BappedaPemerintah Kabupaten Pekalongan mengeluhkan adanya iklim komunikasi yangtidak efektif .Pemimpin yang kurang bisa berkomunikasi dengan lancar denganbawahannya, dan selalu menyerahkan tugas kepada bawahannya menjadikanmunculnya konflik yang menjadikan karyawan semakin tidak nyaman dengankeadaan di kantor.Poole dalam Pace dan Faules (2001: 148), mengatakan bahwa iklimkomunikasi sangat penting karena mengaitkan konteks organisasi dengan konsepkonsep,perasaan-perasaan dan harapan-harapan anggota organisasi dan membantumenjelaskan perilaku anggota organisasi. Lebih lanjut, iklim komunikasi yang baikdalam suatu organisasi lebih memberikan kebebasan kepada anggota organisasi untukmemperoleh informasi tentang perusahaan, lebih berani mengeksplor kemampuanmereka dalam berkarya, berani menghadapi tantangan dunia pekerjaan, dan lebihmenunjukkan bahwa mereka dipercaya untuk mempertanggung jawabkan hasil-hasildari pekerjaan mereka.Iklim komunikasi yang baik sangat besar pengaruhnya dalam suatu organisasi,salah satunya berpengaruh pada peningkatan produktivitas kerja anggota organisasi,Mengapa, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi. Usaha tersebutdikelompokkan Frantz terdiri dari empat unsur, yaitu: “(1) aktivitas yang merupakanpekerjaan tersebut; (2) langkah-langkah pelaksanaan kerja; (3) kualitas hasil; (4) polawaktu kerja” (Pace dan Faules, 2001: 155)Hal ini menarik dikaji , bahwa berdasarkan gambaran di atas maka di dalamsuatu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintah KabupatenPekalongan yang bertugas penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidangperencanaan pembangunan daerah yang meliputi ekonomi, fisik, sosial budaya, sertapengendalian dan evaluasi. Iklim komunikasi sangat penting dibutuhkan gunameningkatkan kinerja pegawai, apabila hal tersebut belum terjadi secara efektif makadiperlukan audit iklim komunikasi di Badan Perencanaan Pembangunan DaerahKabupaten Pekalongan sebagai evaluasi dan memperbaiki iklim komunikasi yangtercipta di instansi tersebut guna menjadikan Kabupaten Pekalongan menjadi suatudaerah yang lebih maju.1.2 Tujuan PenulisanTujuan dari penelitian adalah:Untuk mengetahui iklim komunikasi yang terjalin di dalam instansi BappedaPemerintah Kabupaten Pekalonganbaik pada tingkatan iklim komunikasi secarakeseluruhan maupun pada tingkatan kegiatan-kegiatan komunikasi khusus.1.3 KERANGKA TEORITeori yang dipakai Teori sistem; Teori Iklim komunikasi; Teori GayaKepemimpinan; Aliran Komunikasi .1.4 Metode Penelitian1.4.1 Tipe PenelitianPenelitian ini menggunakan tipe penelitian desktiptif kualitatif denganmenggunakan metode audit komunikasi dengan tujuan mendapatkan data darilapangan untuk digunakan sebagai instrumen untuk menjabarkan situasi dan keadaaniklim komunikasi di Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan.BAB IITemuan Penelitian Tentang Iklim Komunikasi Organisasi BadanPerencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) PemerintahKabupaten PekalonganBab ini mendeskripsikan temuan penelitian dengan audit komunikasi untukmemahami iklim komunikasi organisasi yang terjadi di Bappeda PemerintahKabupaten Pekalongan terkait dengan Kepemimpinan, Iklim Komunikasi , dan ArusKomunikasi. Temuan penelitian berupa hasil indepth interview yang dilakukanterhadap pimpinan dan beberapa karyawan perusahaan . KepemimpinanData yang diperoleh pada saat melakukan indepth interview terhadapkaryawan Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan mengenai masalahkepemimpinan yang selama ini dijalankan dari periode 2011 hingga sekarang bagimasing-masing informan memiliki pendapat yang cukup berbeda di antara informansatu dengan yang lain, bagi masing-masing informan masalah komunikasi yangdihadapi selama ini di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan ada yangmengatakan masih dalam tahap yang wajar ada pula yang mengatakan masih terjadikesenjangan di antara masing – masing bagian di kantor Bappeda PemerintahKabupaten Pekalongan. Iklim KomunikasiIklim komunikasi di suatu organisasi sangat penting karena bisa dipastikan bilatidak ada iklim komunikasi yang kondusif , maka akan terjadi adanya kesenjangandan kurangnya semangat dalam bekerja dari masing-masing karyawan dalam suatuorganisasi tersebut. Dari beberapa pertanyaan yang sudah di ajukan ke 6 informantentang iklim komunikasi maka ada beberapa pendapat yang sama dan berbeda satudengan yang lainnya. Pertama mengenai keefektifan iklim komunikasi di kantorBappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan dimana semua informan dari informan 1hingga informan ke 6 mengatakan hal yang sama mengenai keefektifan iklimkomunikasi yang terjadi selama ini di kantor Bappeda Pemerintah KabupatenPekalongan . Arus KomunikasiDalam suatu organisasi, komunikasi merupakan hal yang paling penting., karenatanpa adanya komunikasi, organisasi tidak bisa berjalan dengan baik. Bila dalamorganisasi komunikasinya kurang baik akan berdampak pada efektifitas organisasi.Dengan pendapat masing-masing informan mengenai arus komunikasi di kantorBappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan maka dapat dilihat kurang efektif danharus segera dibenahi.BAB IIIANALISIS IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI BADANPERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGANA. KEPEMIMPINANBerdasarkan teori gaya kepemimpinan di atas maka gaya kepemimpinan yangsesuai dengan kepemimpinan yang ada di kantor Bappeda Pemerintah KabupatenPekalongan yaitu gaya kepemimpinan Otoriter. Gaya kepemimpinan Otoriter inisesuai dengan kepemimpinan di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongankarena bila disimpulkan dari beberapa komentar dari informan mengatakan, belumbersemangat dalam bekerja dikarenakan kurangnya motivasi dari pimpinan danbelum ada penghargaan yang diberikan kepada karyawan berprestasi.B. IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI BAPPEDA PEMERINTAHKABUPATEN PEKALONGANIklim komunikasi organisasi di setiap fungsi tidak selalu sama dengan fungsilainnya. Hal ini dikarenakan iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macamcara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Hubungan sehari-harimenggambarkan tentang bagaimana iklim diciptakan dan dipelihara. Iklimkomunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasiberkomunikasi secara terbuka , rileks, ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkaniklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbukadengan penuh rasa persaudaraan (Pace & Faules, 2005: 165-166).C. ARUS KOMUNIKASI BAPPEDA PEMERINTAH KABUPATENPEKALONGANUntuk menilai komunikasi itu efektif atau tidak terletak pada kualitas dari proseskomunikasi yang baik pada tingkat individu maupun pada tingkat organisasi .kualitasproses komunikasi salah satunya berkaitan dengan ada tau tidaknya umpan balik(feedback). Kesalahpahaman dapat dikurangi jika proses umpan balik dapat dilakukandengan baik. Apabila kesalahpahaman mampu diminimalisir , kinerja komunikasiatara pimpinan dengan bawahan, dan antara sesama karyawan akan menjadi lebihbaik karena pihak-pihak yang akan berkomunikasi akan tahu apakah pesannya sudahditerima , dipahami dan dilaksanakan atau tidak. Dengan demikian, semua aktivitasyang dilakukan dapat berjalan dengan baik.BAB IVPENUTUPA. KESIMPULAN KepemimpinanTipe kepemimpinan yang terjadi di kantor Bappeda Pemerintah KabupatenPekalongan adalah tipe kepemimpinan Otoriter . Prakteknya Otoriter biladisimpulkan dari beberapa komentar dari informan mengatakan, belumbersemangat dalam bekerja dikarenakan kurangnya motivasi dari pimpinandan belum ada penghargaan yang diberikan kepada karyawan berprestasi.Tipe gaya kepemimpinan Otoriter ini memang seharusnya dirubah agar parabawahannya bersemangat dalam bekerja dan pimpinan memberikan motivasi,penghargaan , serta adil dalam pembagian tugas pokok dan fungsi yangmemang sering menjadi kendala yang selama ini dirasakan oleh bawahan. Iklim KomunikasiIklim komunikasi yang terjalin selama ini di kantor Bappeda PemerintahKabupaten Pekalongan masih negatif . Iklim komunikasi selama ini masihnegatif dikarenakan masih sering terjadi kesenjangan diantara para bawahanyang merasa tidak adil atasan memberikan tugas pokok dan fungsi selama iniyang diberikan dari atasan , dan atasan yang hanya memberikan tugas tanpamemberikan penjelasan bagi bawahan. Hal tersebut menimbulkan iklim dikantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan menjadi tidak kondusifdan masih jauh dari kesan nyaman dalam bekerja. Arus KomunikasiArus komunikasi yang terjadi yaitu ke bawah, komunikasi mengalir daritingkatan yang lebih tinggi ke tingkatan yang lebih rendah , pimpinanberperan penting dalam segala aktivitas komunikasi yang terjadi. Hal tersebutdipengaruhi oleh budaya birokrasi pemerintah yang cenderung searah hanyadari pimpinan ke bawahan dan hal itu juga berlaku di kantor BappedaPemerintah Kabupaten Pekalongan , yaitu terbukti dari semua kebijakanditetapkan langsung oleh pucuk pimpinan tanpa melibatkan pendapat daribawahan.B. SARANDi sini akan diberikan rekomendasi-rekomendasi sebagai bagian darikelanjutan penelitian. Kelanjutan ini dimaksudkan sebagai langkah berikutnya untukmengubah iklim komunikasi organisasi yang kurang efektif di kantor BappedaPemerintah Kabupaten Pekalongan, adapun rekomendasi berupa :1. Untuk meningkatkan iklim komunikasi organisasi di Badan PerencanaanPembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintah Kabupaten Pekalonganmenjadi lebih baik, maka pemimpin lebih komunikatif dan melakukanpendekatan terhadap para bawahan, agar para bawahan dapat menyampaikaninspirasi , ataupun memberikan masukan kepada atasan dengan lebih terbukauntuk mencapai apa yang selama ini menjadi tujuan bersama.2. Bawahan juga harus berani memberikan pendapat terhadap pemimpin agartidak terjadi kesenjangan antar bawahan yang menimbulkan ketidaknyamanandalam bekerja, berkomunikasi dengan pimpinan dan melakukan pendekatandengan atasan dapat memberikan masukan yang baik untuk pimpinan dansesama bawahan.3. Pimpinan sebaiknya memberikan penghargaan kepada bawahan berprestasiagar meningkatkan semangat bekerja bawahan.DAFTAR PUSTAKABungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.Denzin, Norman K. Yvonnas S Lincoln. (2000). Handbook of QualitativeResearch, ed.3.Sage PublicationHardjana, Andre. (2000). Audit Komunikasi. Jakarta: GrasindoKuswarno, Engkus. 2009. Metode Penelitian Komunikasi Fenomenologi :Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian. : Widya Padjajaran.Lattimore, Dan . Otis Baskin, Suzette T. Heiman, Elizabeth L. Toth, PublicRelation Profesi dan Praktik, hal. 119-120Littlejohn, W. Stephen.(1998). Theories of Human Communications (6th ed.).Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.Masmuh , Abdullah. (2008). Komunikasi Organisasi dalam Prespektif Teoridan Praktek.Malang:UMM PressMuhammad Arni . (2009). Komunikasi Organisasi. Jakarta:Bumi AksaraMoleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma BaruIlmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.Neuman, W Lawrence. (1997), Social research menthods : Qualitative andquantitative approaches, ed.3. Boston: Allyn and BaconPace. R. Wayne & Don F. Faules.2005. (Editor :Deddy Mulyana, M.A PH.D).Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung:RosdakaryaSuranto. 2005. Komunikasi Perkantoran: Prinsip Komunikasi UntukMeningkatkan Kinerja Perkantoran. Yogyakarta:Media WacanaNon Buku:http://www.Suara Merdeka.com/ Pelanggaran PNS)(http://bappeda.pekalongankota.go.id.)
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.