skip to main content

AUDIT IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( BAPPEDA ) PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN


Citation Format:
Abstract

ABSTRAKSI
Judul : Audit Iklim Komunikasi Organisasi di Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Pemerintah Kabupaten Pekalongan
Peneliti : Woro Widiyasari
NIM : D2C 009 028
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh iklim komunikasi organisasi Bappeda Pemerintah
Kabupaten Pekalongan yang diketahui masih sering terjadi hal-hal negatif yang menimbulkan
semangat kerja menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim
komunikasi yang terjalin di dalam instansi Bappeda dengan menggunakan Teori yang dipakai
Teori Sistem ; Teori Iklim komunikasi ; Teori Gaya Kepemimpinan ; Aliran Komunikasi .
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah audit komunikasi. Sedangkan
tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan
untuk menjabarkan situasi dan keadaan komunikasi di Bappeda Pemerintah Kabupaten
Pekalongan. Untuk teknik pengumpulan data di lapangan , peneliti menggunakan teknik
wawancara mendalam (indepth interview) kepada enam informan yang terdiri dari karyawan
Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan.
Hasil penelitian , maka diketahui iklim komunikasi organisasi yang selama ini
terjalin di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan tidak berjalan dengan efektif.
Dari hasil penelitian di lapangan ditemukan bahwa hubungan antara atasan dengan bawahan
tidak berjalan dengan baik, hubungan dengan sesama karyawan juga kurang baik, arus
komunikasi yang terjadi selama ini hanya belangsung searah (linier) tanpa adanya feedback
,pembagian tugas yang dianggap oleh sebagian besar informan belum merata kepada masingmasing
karyawan.Serta atasan yang jarang memberikan reward kepada bawahan berprestasi.
Hal ini mengakibatkan karyawan tidak bersemangat dalam bekerja. Hal tersebut juga
menimbulkan kesenjangan di antara karyawan karena tidak meratanya pembagian tugas yang
ditimbulkan.
Kata Kunci : Audit komunikasi, Kepemimpinan, Iklim Komunikasi, Aliran Informasi
ABSTRACT
Audit of Organizational Communication Climate in Regional Development Planning
Department ( BAPPEDA ) Pekalongan Regency Government.
This research is motivated by organizational communication climate of BAPPEDA
Pekalongan Regency Government who has known still commonly has negative things, which
raises working spirit declined. The purpose of this research was to find out the
communication climate that involve in the BAPPEDA institution using the theory that is
system theory; Theory of Communication Climate; Theory of Leadership Style; and Flow
Communications .
The research method used by the researchers is a communication audit. While the
type of research is a descriptive research that aims to describe the situation and the condition
of communication in BAPPEDA Pekalongan Regency Government. For data collection
techniques in the field, researchers used in depth interview techniques (in depth interview ) to
six informants consisting of employees BAPPEDA Pekalongan Regency Government .
The results of the research, it is known that organizational communication climate
has been declined in the BAPPEDA’s Office Pekalongan Regency Government is not
operating effectively. From the results of the field research, was found that the relationship
between supervisors and subordinates are not running well, relations with fellow employees
is also not good, the communication flow that happen during this lasts only one side without
any feedback, the informant consider that the distribution of duties and functions have not
been spread evenly to each employees. Along supervisors who rarely gives rewards to
talented subordinates. This result caused the employee does not feel like working. It also
raises the gap among the employees because the distribution of duties did not spread evenly.
Keywords: Audit of communication, Leadership, communication climate, flow information
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bappeda merupakan suatu Badan di dalam Kabupaten Pekalongan yang
sangat menentukan perubahan di kota Pekalongan, Bappeda dengan tugas-tugasnya
yang sangat berhubungan dengan perencanaan daerah membutuhkan kerja pegawai
yang maksimal, di dukung dengan tekhnologi dan kerjasama yang baik akan
menjadikan kota Pekalongan semakin maju. Tetapi di sisi lain, karyawan Bappeda
Pemerintah Kabupaten Pekalongan mengeluhkan adanya iklim komunikasi yang
tidak efektif .Pemimpin yang kurang bisa berkomunikasi dengan lancar dengan
bawahannya, dan selalu menyerahkan tugas kepada bawahannya menjadikan
munculnya konflik yang menjadikan karyawan semakin tidak nyaman dengan
keadaan di kantor.
Poole dalam Pace dan Faules (2001: 148), mengatakan bahwa iklim
komunikasi sangat penting karena mengaitkan konteks organisasi dengan konsepkonsep,
perasaan-perasaan dan harapan-harapan anggota organisasi dan membantu
menjelaskan perilaku anggota organisasi. Lebih lanjut, iklim komunikasi yang baik
dalam suatu organisasi lebih memberikan kebebasan kepada anggota organisasi untuk
memperoleh informasi tentang perusahaan, lebih berani mengeksplor kemampuan
mereka dalam berkarya, berani menghadapi tantangan dunia pekerjaan, dan lebih
menunjukkan bahwa mereka dipercaya untuk mempertanggung jawabkan hasil-hasil
dari pekerjaan mereka.
Iklim komunikasi yang baik sangat besar pengaruhnya dalam suatu organisasi,
salah satunya berpengaruh pada peningkatan produktivitas kerja anggota organisasi,
Mengapa, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi. Usaha tersebut
dikelompokkan Frantz terdiri dari empat unsur, yaitu: “(1) aktivitas yang merupakan
pekerjaan tersebut; (2) langkah-langkah pelaksanaan kerja; (3) kualitas hasil; (4) pola
waktu kerja” (Pace dan Faules, 2001: 155)
Hal ini menarik dikaji , bahwa berdasarkan gambaran di atas maka di dalam
suatu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintah Kabupaten
Pekalongan yang bertugas penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perencanaan pembangunan daerah yang meliputi ekonomi, fisik, sosial budaya, serta
pengendalian dan evaluasi. Iklim komunikasi sangat penting dibutuhkan guna
meningkatkan kinerja pegawai, apabila hal tersebut belum terjadi secara efektif maka
diperlukan audit iklim komunikasi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Pekalongan sebagai evaluasi dan memperbaiki iklim komunikasi yang
tercipta di instansi tersebut guna menjadikan Kabupaten Pekalongan menjadi suatu
daerah yang lebih maju.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penelitian adalah:
Untuk mengetahui iklim komunikasi yang terjalin di dalam instansi Bappeda
Pemerintah Kabupaten Pekalonganbaik pada tingkatan iklim komunikasi secara
keseluruhan maupun pada tingkatan kegiatan-kegiatan komunikasi khusus.
1.3 KERANGKA TEORI
Teori yang dipakai Teori sistem; Teori Iklim komunikasi; Teori Gaya
Kepemimpinan; Aliran Komunikasi .
1.4 Metode Penelitian
1.4.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian desktiptif kualitatif dengan
menggunakan metode audit komunikasi dengan tujuan mendapatkan data dari
lapangan untuk digunakan sebagai instrumen untuk menjabarkan situasi dan keadaan
iklim komunikasi di Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan.
BAB II
Temuan Penelitian Tentang Iklim Komunikasi Organisasi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintah
Kabupaten Pekalongan
Bab ini mendeskripsikan temuan penelitian dengan audit komunikasi untuk
memahami iklim komunikasi organisasi yang terjadi di Bappeda Pemerintah
Kabupaten Pekalongan terkait dengan Kepemimpinan, Iklim Komunikasi , dan Arus
Komunikasi. Temuan penelitian berupa hasil indepth interview yang dilakukan
terhadap pimpinan dan beberapa karyawan perusahaan .
 Kepemimpinan
Data yang diperoleh pada saat melakukan indepth interview terhadap
karyawan Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan mengenai masalah
kepemimpinan yang selama ini dijalankan dari periode 2011 hingga sekarang bagi
masing-masing informan memiliki pendapat yang cukup berbeda di antara informan
satu dengan yang lain, bagi masing-masing informan masalah komunikasi yang
dihadapi selama ini di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan ada yang
mengatakan masih dalam tahap yang wajar ada pula yang mengatakan masih terjadi
kesenjangan di antara masing – masing bagian di kantor Bappeda Pemerintah
Kabupaten Pekalongan.
 Iklim Komunikasi
Iklim komunikasi di suatu organisasi sangat penting karena bisa dipastikan bila
tidak ada iklim komunikasi yang kondusif , maka akan terjadi adanya kesenjangan
dan kurangnya semangat dalam bekerja dari masing-masing karyawan dalam suatu
organisasi tersebut. Dari beberapa pertanyaan yang sudah di ajukan ke 6 informan
tentang iklim komunikasi maka ada beberapa pendapat yang sama dan berbeda satu
dengan yang lainnya. Pertama mengenai keefektifan iklim komunikasi di kantor
Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan dimana semua informan dari informan 1
hingga informan ke 6 mengatakan hal yang sama mengenai keefektifan iklim
komunikasi yang terjadi selama ini di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten
Pekalongan .
 Arus Komunikasi
Dalam suatu organisasi, komunikasi merupakan hal yang paling penting., karena
tanpa adanya komunikasi, organisasi tidak bisa berjalan dengan baik. Bila dalam
organisasi komunikasinya kurang baik akan berdampak pada efektifitas organisasi.
Dengan pendapat masing-masing informan mengenai arus komunikasi di kantor
Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan maka dapat dilihat kurang efektif dan
harus segera dibenahi.
BAB III
ANALISIS IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI BADAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
A. KEPEMIMPINAN
Berdasarkan teori gaya kepemimpinan di atas maka gaya kepemimpinan yang
sesuai dengan kepemimpinan yang ada di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten
Pekalongan yaitu gaya kepemimpinan Otoriter. Gaya kepemimpinan Otoriter ini
sesuai dengan kepemimpinan di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan
karena bila disimpulkan dari beberapa komentar dari informan mengatakan, belum
bersemangat dalam bekerja dikarenakan kurangnya motivasi dari pimpinan dan
belum ada penghargaan yang diberikan kepada karyawan berprestasi.
B. IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI BAPPEDA PEMERINTAH
KABUPATEN PEKALONGAN
Iklim komunikasi organisasi di setiap fungsi tidak selalu sama dengan fungsi
lainnya. Hal ini dikarenakan iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam
cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Hubungan sehari-hari
menggambarkan tentang bagaimana iklim diciptakan dan dipelihara. Iklim
komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi
berkomunikasi secara terbuka , rileks, ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkan
iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka
dengan penuh rasa persaudaraan (Pace & Faules, 2005: 165-166).
C. ARUS KOMUNIKASI BAPPEDA PEMERINTAH KABUPATEN
PEKALONGAN
Untuk menilai komunikasi itu efektif atau tidak terletak pada kualitas dari proses
komunikasi yang baik pada tingkat individu maupun pada tingkat organisasi .kualitas
proses komunikasi salah satunya berkaitan dengan ada tau tidaknya umpan balik
(feedback). Kesalahpahaman dapat dikurangi jika proses umpan balik dapat dilakukan
dengan baik. Apabila kesalahpahaman mampu diminimalisir , kinerja komunikasi
atara pimpinan dengan bawahan, dan antara sesama karyawan akan menjadi lebih
baik karena pihak-pihak yang akan berkomunikasi akan tahu apakah pesannya sudah
diterima , dipahami dan dilaksanakan atau tidak. Dengan demikian, semua aktivitas
yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
 Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan yang terjadi di kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten
Pekalongan adalah tipe kepemimpinan Otoriter . Prakteknya Otoriter bila
disimpulkan dari beberapa komentar dari informan mengatakan, belum
bersemangat dalam bekerja dikarenakan kurangnya motivasi dari pimpinan
dan belum ada penghargaan yang diberikan kepada karyawan berprestasi.
Tipe gaya kepemimpinan Otoriter ini memang seharusnya dirubah agar para
bawahannya bersemangat dalam bekerja dan pimpinan memberikan motivasi,
penghargaan , serta adil dalam pembagian tugas pokok dan fungsi yang
memang sering menjadi kendala yang selama ini dirasakan oleh bawahan.
 Iklim Komunikasi
Iklim komunikasi yang terjalin selama ini di kantor Bappeda Pemerintah
Kabupaten Pekalongan masih negatif . Iklim komunikasi selama ini masih
negatif dikarenakan masih sering terjadi kesenjangan diantara para bawahan
yang merasa tidak adil atasan memberikan tugas pokok dan fungsi selama ini
yang diberikan dari atasan , dan atasan yang hanya memberikan tugas tanpa
memberikan penjelasan bagi bawahan. Hal tersebut menimbulkan iklim di
kantor Bappeda Pemerintah Kabupaten Pekalongan menjadi tidak kondusif
dan masih jauh dari kesan nyaman dalam bekerja.
 Arus Komunikasi
Arus komunikasi yang terjadi yaitu ke bawah, komunikasi mengalir dari
tingkatan yang lebih tinggi ke tingkatan yang lebih rendah , pimpinan
berperan penting dalam segala aktivitas komunikasi yang terjadi. Hal tersebut
dipengaruhi oleh budaya birokrasi pemerintah yang cenderung searah hanya
dari pimpinan ke bawahan dan hal itu juga berlaku di kantor Bappeda
Pemerintah Kabupaten Pekalongan , yaitu terbukti dari semua kebijakan
ditetapkan langsung oleh pucuk pimpinan tanpa melibatkan pendapat dari
bawahan.
B. SARAN
Di sini akan diberikan rekomendasi-rekomendasi sebagai bagian dari
kelanjutan penelitian. Kelanjutan ini dimaksudkan sebagai langkah berikutnya untuk
mengubah iklim komunikasi organisasi yang kurang efektif di kantor Bappeda
Pemerintah Kabupaten Pekalongan, adapun rekomendasi berupa :
1. Untuk meningkatkan iklim komunikasi organisasi di Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintah Kabupaten Pekalongan
menjadi lebih baik, maka pemimpin lebih komunikatif dan melakukan
pendekatan terhadap para bawahan, agar para bawahan dapat menyampaikan
inspirasi , ataupun memberikan masukan kepada atasan dengan lebih terbuka
untuk mencapai apa yang selama ini menjadi tujuan bersama.
2. Bawahan juga harus berani memberikan pendapat terhadap pemimpin agar
tidak terjadi kesenjangan antar bawahan yang menimbulkan ketidaknyamanan
dalam bekerja, berkomunikasi dengan pimpinan dan melakukan pendekatan
dengan atasan dapat memberikan masukan yang baik untuk pimpinan dan
sesama bawahan.
3. Pimpinan sebaiknya memberikan penghargaan kepada bawahan berprestasi
agar meningkatkan semangat bekerja bawahan.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Denzin, Norman K. Yvonnas S Lincoln. (2000). Handbook of Qualitative
Research, ed.3.Sage Publication
Hardjana, Andre. (2000). Audit Komunikasi. Jakarta: Grasindo
Kuswarno, Engkus. 2009. Metode Penelitian Komunikasi Fenomenologi :
Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian. : Widya Padjajaran.
Lattimore, Dan . Otis Baskin, Suzette T. Heiman, Elizabeth L. Toth, Public
Relation Profesi dan Praktik, hal. 119-120
Littlejohn, W. Stephen.(1998). Theories of Human Communications (6th ed.).
Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.
Masmuh , Abdullah. (2008). Komunikasi Organisasi dalam Prespektif Teori
dan Praktek.Malang:UMM Press
Muhammad Arni . (2009). Komunikasi Organisasi. Jakarta:Bumi Aksara
Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru
Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Neuman, W Lawrence. (1997), Social research menthods : Qualitative and
quantitative approaches, ed.3. Boston: Allyn and Bacon
Pace. R. Wayne & Don F. Faules.2005. (Editor :Deddy Mulyana, M.A PH.D).
Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung:
Rosdakarya
Suranto. 2005. Komunikasi Perkantoran: Prinsip Komunikasi Untuk
Meningkatkan Kinerja Perkantoran. Yogyakarta:Media Wacana
Non Buku:
http://www.Suara Merdeka.com/ Pelanggaran PNS)
(http://bappeda.pekalongankota.go.id.)

Fulltext View|Download

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.