BibTex Citation Data :
@article{IEOJ3749, author = {Supartini Supartini and Sri Hartini and Dyah Rinawati}, title = {PENGUKURAN TINGKAT SUSTAINABILITAS BATIK TULIS PEWARNA ALAM DENGAN METODE LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) (Studi Kasus di Industri Batik Mahkota Laweyan, Solo)}, journal = {Industrial Engineering Online Journal}, volume = {2}, number = {4}, year = {2013}, keywords = {Eco Costs; LCA; Pewarna Alam Batik; Simapro; Sustainable}, abstract = { Dewasa ini, baik batik tulis maupun batik cap pewarnaannya lebih cenderung menggunakan pewarna sintesis yang limbahnya dapat merusak lingkungan. Industri batik di kota Solo Jawa Tengah kini telah merintis proses produksi ramah lingkungan. Para pembatik sudah banyak beralih ke pewarna alam dan menggunakan bio etanol sebagai bahan bakar. Namun penggunaan pewarna alam membutuhkan proses yang rumit, waktu yang lama, serta biaya yang besar. Penelitian ini bermaksud mengukur tingkat sustainabilitas dari beberapa alternatif bahan pewarna alam batik meliputi Jambal, Jelawe, Mahoni, Secang, Teger, dan Tingi menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA) dengan bantuan software Simapro v 7.1 yang telah diupdate dengan database eco costs 2012. Dari hasil pengolahan LCA, diperoleh nilai eco costs per lembar batik tulis pe warna alam sebesar Rp 19.747,00. Setelah dikalkulasi dengan besarnya harga pokok produksi serta harga jual, maka didapatkan nilai eco efficiency index (EEI) yang digunakan sebagai indikator dari tingkat sustainabilitas suatu produk sebesar 1,14 yang artinya produk batik tulis pe warna alam ini bersifat affordable dan sustainable. Today, both “ batik tulis” and “ batik cap” is more likely to use synthetic dye s that the waste make environment al damage . Batik industry in Solo , Central Java has pioneered environmentally friendly production processes . M any industrialist have been switching to natural dyes and use bio ethanol as a fuel . But, using natural dyes need difficult process, much time, and large costs. The purpose of t his study is measur ing the rate of sustainability of some alternative natural dye s such Peltophorum p terocarpum, Terminalia b elerica, Swietenia m ahagony, Caesalpinia s appan, Maclura c ochinchinensis, and Ceriops Tagal using Life Cycle Assessment ( LCA) method that helped by Simapro v 7.1 software that has been updated with eco costs 2012 database . The result of LCA explain that the value of eco costs batik is Rp 19747.00 /sheet . Having calculated the cost of production and selling price , the value of eco efficiency index ( EEI) that used as indicat o r of sustainability rate of a product is 1.14 which means that natural dye s ar e affordable and sustainable . }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/view/3749} }
Refworks Citation Data :
Dewasa ini, baik batik tulis maupun batik cap pewarnaannya lebih cenderung menggunakan pewarna sintesis yang limbahnya dapat merusak lingkungan. Industri batik di kota Solo Jawa Tengah kini telah merintis proses produksi ramah lingkungan. Para pembatik sudah banyak beralih ke pewarna alam dan menggunakan bioetanol sebagai bahan bakar. Namun penggunaan pewarna alam membutuhkan proses yang rumit, waktu yang lama, serta biaya yang besar.
Penelitian ini bermaksud mengukur tingkat sustainabilitas dari beberapa alternatif bahan pewarna alam batik meliputi Jambal, Jelawe, Mahoni, Secang, Teger, dan Tingimenggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA) dengan bantuan software Simapro v 7.1 yang telah diupdate dengan database eco costs 2012. Dari hasil pengolahan LCA, diperoleh nilai eco costs per lembar batik tulis pewarna alam sebesar Rp 19.747,00. Setelah dikalkulasi dengan besarnya harga pokok produksi serta harga jual, maka didapatkan nilai eco efficiency index (EEI) yang digunakan sebagai indikator dari tingkat sustainabilitas suatu produk sebesar 1,14 yang artinya produk batik tulis pewarna alam ini bersifat affordable dan sustainable.
Today,both “batik tulis” and “batik cap” is morelikely to usesyntheticdyes that the waste make environmental damage. Batikindustryin Solo, Central Javahas pioneeredenvironmentallyfriendlyproductionprocesses. Many industrialist have been switching tonatural dyesandusebioethanol as a fuel. But, using natural dyes need difficult process, much time, and large costs.
The purpose of this study is measuring the rate ofsustainabilityofsomealternativenaturaldyes such Peltophorum pterocarpum, Terminalia belerica, Swietenia mahagony, Caesalpinia sappan, Maclura cochinchinensis, and Ceriops Tagal usingLifeCycleAssessment (LCA) method that helped by Simaprov 7.1softwarethat has beenupdated withecocosts 2012database. The result of LCA explain that the value of ecocostsbatik is Rp19747.00/sheet. Havingcalculatedthe cost of productionandselling price, thevalueofeco efficiencyindex(EEI) that usedas indicator of sustainabilityrate of a productis 1.14 which means that naturaldyes are affordableandsustainable.
Last update:
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik - Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50239
Telp / Fax : (024) 7460052
Email : i_engineering@ymail.com