skip to main content

PENENTUAN LAMA WAKTU ISTIRAHAT PEKERJA MESIN EXTRUDER DAN MESIN CIRCULAR LOOM BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGIS (Studi Kasus di PT. Indomaju Textindo Kudus)

*Martua Ade Putra G  -  Industrial Engineering Departement Diponegoro University, Indonesia
Purnawan Adi Wicaksono  -  Industrial Engineering Departement Diponegoro University, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Pemulihan energi sangat penting diperhatikan karena selama proses kerja terjadi kelelahan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemulihan energi adalah istirahat. Pekerja dengan beban kerja berat membutuhkan periode dan frekuensi istirahat yang berbeda dengan pekerja dengan beban kerja yang ringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lamanya waktu istirahat berdasar beban kerja pada dua tempat kerja yang berbeda yaitu pada pekerja Mesin Extruder dan Mesin Circular Loom. Pengamatan perbedaan beban kerja berdasarkan denyut nadi dan konsumsi energi.

Dari hasil perhitungan untuk rerata denyut nadi kerja dan beban kardiovaskuler ( % CVL) pada mesin Extruder shift 1 adalah 137.21 denyut/menit dan 60.82% sehingga tergolong dalam kategori beban kerja berat,karena 137.21 terletak diantara 125 - 150 denyut/menit dan 60.82% terletak diantara 60 – 80%. Sedangkan Pada mesin Circular Loom shift 1 diperoleh rerata denyut nadi kerja dan beban kardiovaskuler (% CVL) yaitu 137.70 denyut/menit dan 61.43% yang tergolong dalam kategori beban kerja berat. Kemudian pada mesin Extruder shift 2 diperoleh rerata denyut nadi kerja dan beban kardiovaskuler ( % CVL) yaitu 138.03 denyut/menit dan 58.82% yang tergolong dalam kategori beban kerja berat. Dan pada mesin Circular Loom shift 2 diperoleh rerata denyut nadi kerja dan beban kardiovaskuler ( % CVL) yaitu 138.04 denyut/menit dan 59.31% yang tergolong dalam kategori beban kerja berat juga.

Penentuan waktu istirahat berdasarkan beban kerja ditentukan dengan pendekatan fisiologis. Berdasarkan konsumsi energi menyatakan bahwa waktu istirahat 30 menit belum cukup mencukupi, nilai K > S yaitu energi yang dikeluarkan selama bekerja lebih dari nilai standar energi yang dikeluarkan (S = 4 kkal/mnt),sehingga dibutuhkan perubahan waktu istirahat pada kedua sistem kerja tersebut.Waktu istirahat optimal yang diterapkan yaitu sebesar 60 menit
Fulltext
Keywords: waktu istirahat; beban kerja; konsumsi energi

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.