skip to main content

Perkembangan Bongkar Muat Barang dan Ekspor Impor di Pelabuhan Cirebon, 1984-2000

*Omah Siti Rohmah  -  Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia
Singgih Tri Sulistiyono  -  Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

This article analyze the development of loading and unloading of goods, also export and import activities at the port of Cirebonsince 1980s. By using the historical method, this study analys on the factors related to the shipping activities as well import and export conducted at the Port of Cirebon. The port of Cirebon was become an alternative port for loading and unloading goods when Port of Tanjung Priok is full. It was equipped with basic, functional, and supporting facilities. For basic facilities, Port of Cirebon equipped shipping lanes, wave barriers, technological navigationdocks, and ponds. It also became a buffer area that produce export commodities, such as vegetables, fruits, cement, and rattan. The expansion of shipping network had increased import-export volume to several regions in Southeast Asia. However, due to the sedimentation and location in the shallow water, it made difficult for large ships to dock. This situation became a major factor to detain economic activities at the Port of Cirebon.

Keywords: Cirebon Port; Port Facilities; Export and Import; Commodities.

Fulltext View|Download
  1. Antar pulau. (6 April 1985). Kompas
  2. Bappenas (n.d.). Neraca Pembayaran Internasional dan Perdagangan Luar Negeri. diakses pada 4 Juli 2019 dari https://www.bappenas.go.id/index.php/donload_file
  3. BPS Kota Cirebon (1992). Kota Cirebon dalam angka tahun 1992
  4. Breman, J (1986). Penguasaan tanah dan tenaga kerja Jawa di asa kolonial. Jakarta: LP3ES
  5. Cirebon sebagai bJalur Sutra: Kumpulan Makalah diskusi ilmiah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI
  6. Dahuri, R., Irianto, B., & Arovah, E. N. (2004). Budaya bahari: sebuah apresiasi di Cirebon. Percetakan Negara RI
  7. Dermaga Pelabuhan Cirebon digunakan sekitar 60 persen. (9 April 1991). Kompas
  8. Dinas Perikanan (1991). Studi analisis dampak lingkungan proyek penunjang pengembangan PPI Kejawan di Kotamadya Dati II Cirebon, Jawa Barat. Pemerintah Propinsi Derah Tingkat I Jawa Barat
  9. Fasilitas Pelabuhan perlu ditingkatkan (21 Mei 1997). Kompas
  10. Garraghan, G. J. (1957). A guide to Historical Method. New York: Fordham University Press
  11. Gottschalk, L. (1983). Mengerti sejarah (Nugroho Notosusanto, trans.). Jakarta: Universitas Indonesia Press
  12. Hutagaol, N. M. (2014). Pengembangan Pelabuhan Samudera Belawan dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekspor-Impor di Deli Tahun 1920-1942 (Tesis). Program Magister Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
  13. Hutagaol, N. M. (2016). Pengembangan Pelabuhan Belawan dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Deli, 1920-1942. Jurnal Sejarah Citra Lekha, 1(1), 40-50
  14. Indriyanto, I. (2003). Pelabuhan dan masyarakat Surbaya, 1940-1975 (Ed.). Semarang: Program Magister Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, Masyarakat Sejarawan Indonesia Jawa Tengah, & UPT Undip Press
  15. Kosasih, E., & Soewedo, H. (2007). Manajemen perusahaan pelayaran, suatu pendekatan praktis dalam bidang usaha pelayaran. Rajawali Pers
  16. Lasabuda, R. (2013). Pembangunan wilayah pesisir dan lautan dalam perspektif negara kepulauan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax, 1(2)
  17. Lawalata, H. A. C. (1981). Pelabuhan dan Niaga Pelayaran (Port Operation)
  18. Pengapalan ternak (2 Mei 1984). Pikiran Rakyat
  19. Pengembangan Pelabuhan Cirebon Melibatkan Perusahaan Swasta. (28 April 1992). Kompas
  20. Presiden pandang perlu bangun industri maritim yang Tangguh. (18 Juni 1993). Kompas
  21. Presiden pandang perlu bangun industri maritim yang tangguh. (18 Juni 1993). Kompas
  22. Setiabudhi, R. W., Paskarina, C., & Mulyawan, R. (2010). Peranan Keraton Cirebon dalam pelestarian budaya tradisional di Kota Cirebon: laporan akhir penelitian: penelitian peneliti muda (litmud) UNPAD. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Publik dan Kewilayahan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Padjadjaran, Indonesia
  23. Singapura, pontensi dijadikan pasar hasil pertanian Cirebon. (26 April 1993). Kompas
  24. Soewedo, Hananto (2007). Transportasi laut dan pelabuhan sebagai sarana vital dan strategis bagi Negara Kepulauan Indonesia (Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang lmu Manajemen Trasportasi Laut Pada Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Laut Trisakti, Jakarta, Indonesia)
  25. Sudjana, T. D. (1996). Pelabuhan Cirebon dahulu dan sekarang. Makalah disampaikan pada Diskusi Cirebon sebagai Bandar Jalur Sutera, Jakarta
  26. Sulistiyono, S. T. (1997). Dari Lemahwungkuk hingga Cheribon: Pasang surut perkembangan Kota Cirebon sampai awal Abad XX. Dalam Zuhdi, S. (Ed.), Cirebon sebagai bandar Jalur Sutra: Kumpulan makalah diskusi ilmiah (pp. 93-94). Jakarta: Dirjen Kebudayaan Depdikbud
  27. Sulistiyono, S. T. (2004). Pengantar Sejarah Maritim Indonesia. Semarang: Program Hibah Penelitian Buku Teks Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
  28. Suroyo, A. D., & Susilowati, E. (2007). Sejarah maritim Indonesia I: Menelusuri jiwa bahari bangsa Indonesia hingga abad ke-17. Pusat Kajian Sejarah dan Budaya Maritim Asia Tenggara, Lembaga Penelitian Undip: Jeda
  29. Tim perkembangan ekspor Jakarta tinjau Cirebon. (11 Mei 1984). Bandung Pos
  30. Waworuntu, A. L., Zuhdi, S., Iskandar, M., Setiawan, A., & Budaya, F. I. P. (2016). Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Sejarah Lokal Munas II PPSI 2016, Program Studi Ilmu Sejarah
  31. Zuhdi, S. (2002). Cilacap 1830-1942, bangkit dan runtuhnya suatu pelabuhan di Jawa. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.