BibTex Citation Data :
@article{HIST29599, author = {Nurul Fatimah and I Indriyanto}, title = {Penumpasan Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia Kabupaten Tegal 1949-1962}, journal = {Historiografi}, volume = {1}, number = {2}, year = {2020}, keywords = {}, abstract = { Artikel ini mengkaji permasalahan tentang kemunculan Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Kabupaten Tegal dan operasi penumpasan Gerakan DI/TII Kabupaten Tegal yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 1949-1962. Kemunculan Gerakan DI/TII di Kabupaten Tegal tidak dapat dipisahkan dari adanya kebijakan dari pusat terhadap Reorganisasi dan Rasionalisasi (RERA) di dalam TNI. Kebijakan RERA tersebut dimaksudkan untuk membangun TNI menjadi organisasi militer yang baik dan profesional dengan dasar pendidikan kompetensi yang jelas dan terukur. Oleh karena itu, dengan RERA banyak kesatuan militer yang terkena dampak harus dikeluarkan ataupun dibubarkan. Salah satu organisasi Hizbullah yang kecewa terhadap keputusan RERA adalah Majelis Islam. Pasukan Majelis Islam pimpinan Abas Abdullah pada akhirnya memutuskan untuk memberontak melawan pemerintah. Pada perkembangannya, Amir Fatah bergabung bersama Abas Abdullah membangun Gerakan DI/TII Kabupaten Tegal. Gerakan separatis DI/TII Kabupaten Tegal menyebabkan pemerintah membentuk berbagai operasi penumpasan seperti Gerakan Banteng Negara, Gerakan Banteng Raiders dan operasi gabungan antara pasukan ( Sub Wehrkreise ) SWKS III dan pasukan SWKS IV. }, issn = {2774-3128}, pages = {135--142} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/historiografi/article/view/29599} }
Refworks Citation Data :
Artikel ini mengkaji permasalahan tentang kemunculan Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Kabupaten Tegal dan operasi penumpasan Gerakan DI/TII Kabupaten Tegal yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 1949-1962. Kemunculan Gerakan DI/TII di Kabupaten Tegal tidak dapat dipisahkan dari adanya kebijakan dari pusat terhadap Reorganisasi dan Rasionalisasi (RERA) di dalam TNI. Kebijakan RERA tersebut dimaksudkan untuk membangun TNI menjadi organisasi militer yang baik dan profesional dengan dasar pendidikan kompetensi yang jelas dan terukur. Oleh karena itu, dengan RERA banyak kesatuan militer yang terkena dampak harus dikeluarkan ataupun dibubarkan. Salah satu organisasi Hizbullah yang kecewa terhadap keputusan RERA adalah Majelis Islam. Pasukan Majelis Islam pimpinan Abas Abdullah pada akhirnya memutuskan untuk memberontak melawan pemerintah. Pada perkembangannya, Amir Fatah bergabung bersama Abas Abdullah membangun Gerakan DI/TII Kabupaten Tegal. Gerakan separatis DI/TII Kabupaten Tegal menyebabkan pemerintah membentuk berbagai operasi penumpasan seperti Gerakan Banteng Negara, Gerakan Banteng Raiders dan operasi gabungan antara pasukan (Sub Wehrkreise) SWKS III dan pasukan SWKS IV.
Last update:
Historiografi (e-ISSN: 2774-3128) diterbitkan oleh Program Studi S1 Sejarah, Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. Soedarto, S.H. Kampus Undip Tembalang, Semarang 50275-IndonesiaTelpon/Faks: +6224 74680619historiografi@live.undip.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.