Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Undip, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip26919, author = {Ario Wicaksono and Moehammad Awaluddin and Nurhadi Bashit}, title = {ANALISIS LAJU PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN METODE NET SHORELINE MOVEMENT (NSM) DENGAN ADD-IN DIGITAL SHORELINE ANALYSIS SYSTEM (DSAS) (STUDI KASUS : PESISIR BARAT KABUPATEN PANDEGLANG)}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {9}, number = {2}, year = {2020}, keywords = {Abrasion, Accretion, Shorelines, Land Cover, DSAS.}, abstract = { ABSTRAK Perubahan garis pantai merupakan suatu permasalahan yang ada di Kabupaten pandeglang sehingga menjadi perhatian pemerintah, karena sebagai salah satu daerah berkembang akibat wisata alam pantai. Oleh karena itu, pemantauan perubahan garis pantai di pesisir kabupaten pandeglang diperlukan untuk melihat perubahan garis pantai yang terjadi. Hal tersebut mendorong peneliti untuk membuat penelitian tentang pemantauan laju perubahan garis pantai yang ada di empat kecamatan Kabupaten Pandeglang antara lain Kecamatan Labuan, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Sukaresmi dan Kecamatan Panimbang dan membuat peta tutupan lahan untuk melihat perubahan dari tutupan lahan disekitar pantai berdasarkan perubahan garis pantai yang terjadi. Penelitian ini menggunakan citra satelit landsat 5 dan landsat 8 yang menerapkan algoritma BILKO untuk tahapan ekstraksi garis pantainya. Laju perubahan garis pantai menggunakan add-ins DSAS dengan metode Net Shoreline Movement sehingga terlihat laju perubahan garis pantai dari tahun 2011, 2015 dan 2019 serta menggunakan perangkat lunak eCognition Developer untuk melihat perubahan tutupan lahan pada tahun 2011, 2015 dan 2019 dengan metode segmentasi dan klasifikasi terbimbing. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah laju perubahan garis pantai tahun 2011, 2015 dan tahun 2019 terjadi perubahan yang didominasi oleh akresi dari pengolahan dengan metode Net Shoreline Movement terjadi akresi yang terjadi mencapai jarak 314,5 meter sedangkan abrasi yang terjauh sebesar -30,3 meter. Lokasi serta nilai abrasi dan akresi maksimum tersebar di 2 titik pada garis pantai setiap kecamatan. Tutupan lahan pada tahun 2011, 2015 dan 2019 mengalami perubahan akibat adanya perubahan garis pantai. Lahan yang berubah didominasi oleh perubahan vegetasi yang berubah menjadi lahan terbuka. Berkurangnya presentasi vegetasi sebanyak 22,16% telah berubah menjadi lahan terbuka yang bertambah persentasenya sebanyak 25,33%. Kata kunci : Abrasi, Akresi, Garis Pantai, Tutupan Lahan, DSAS. ABSTRACT The problem of coastline changes in Pandeglang Regency has become the government's attention, because as one of the developing regions due to its natural beach tourism. Because of that is necessary to monitor the coastline changes on the coast of Pandeglang Regency. This prompted researchers to conduct research on monitoring the rate of changes in coastlines in four districts of Pandeglang Regency including Labuan District, Pagelaran District, Sukaresmi District and Panimbang District and create a map of land cover to see changes in land cover based on coastline changes that occurred. This research uses Landsat 5 and Landsat 8 satellite imagery applied by BILKO algorithm for its coastline extraction stages, using DSAS add-ins with the Net Shoreline Movement method to see shoreline change rates from 2011, 2015 and 2019 and using eCognition Developer software for seeing changes in land cover in 2011, 2015 and 2019 with segmentation and supervised classification. The results obtained from this research are the rate of shoreline changes in 2011, 2015 and 2019 there was a change that was dominated by accretion from processing with the Net Shoreline Movement method. Accretion occurred at a distance of 314.5 meters while the furthest abrasion was -30.3 meters . Location and maximum abrasion and accretion values are spread in two points on the coastline of each district. Land cover in 2011, 2015 and 2019 has changed by having a random change in value. Changing land is dominated by changes in vegetation that turn into open land. The decrease in vegetation presentation by 22.16% has turned into open land which has increased by 25.33%. Keywords : Abrasion, Accretion, Shorelines, Land Cover, DSAS. }, issn = {2809-9672}, pages = {21--31} doi = {10.14710/jgundip.2020.26919}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/26919} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Perubahan garis pantai merupakan suatu permasalahan yang ada di Kabupaten pandeglang sehingga menjadi perhatian pemerintah, karena sebagai salah satu daerah berkembang akibat wisata alam pantai. Oleh karena itu, pemantauan perubahan garis pantai di pesisir kabupaten pandeglang diperlukan untuk melihat perubahan garis pantai yang terjadi. Hal tersebut mendorong peneliti untuk membuat penelitian tentang pemantauan laju perubahan garis pantai yang ada di empat kecamatan Kabupaten Pandeglang antara lain Kecamatan Labuan, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Sukaresmi dan Kecamatan Panimbang dan membuat peta tutupan lahan untuk melihat perubahan dari tutupan lahan disekitar pantai berdasarkan perubahan garis pantai yang terjadi.
Penelitian ini menggunakan citra satelit landsat 5 dan landsat 8 yang menerapkan algoritma BILKO untuk tahapan ekstraksi garis pantainya. Laju perubahan garis pantai menggunakan add-ins DSAS dengan metode Net Shoreline Movement sehingga terlihat laju perubahan garis pantai dari tahun 2011, 2015 dan 2019 serta menggunakan perangkat lunak eCognition Developer untuk melihat perubahan tutupan lahan pada tahun 2011, 2015 dan 2019 dengan metode segmentasi dan klasifikasi terbimbing.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah laju perubahan garis pantai tahun 2011, 2015 dan tahun 2019 terjadi perubahan yang didominasi oleh akresi dari pengolahan dengan metode Net Shoreline Movement terjadi akresi yang terjadi mencapai jarak 314,5 meter sedangkan abrasi yang terjauh sebesar -30,3 meter. Lokasi serta nilai abrasi dan akresi maksimum tersebar di 2 titik pada garis pantai setiap kecamatan. Tutupan lahan pada tahun 2011, 2015 dan 2019 mengalami perubahan akibat adanya perubahan garis pantai. Lahan yang berubah didominasi oleh perubahan vegetasi yang berubah menjadi lahan terbuka. Berkurangnya presentasi vegetasi sebanyak 22,16% telah berubah menjadi lahan terbuka yang bertambah persentasenya sebanyak 25,33%.
Kata kunci : Abrasi, Akresi, Garis Pantai, Tutupan Lahan, DSAS.
ABSTRACT
The problem of coastline changes in Pandeglang Regency has become the government's attention, because as one of the developing regions due to its natural beach tourism. Because of that is necessary to monitor the coastline changes on the coast of Pandeglang Regency. This prompted researchers to conduct research on monitoring the rate of changes in coastlines in four districts of Pandeglang Regency including Labuan District, Pagelaran District, Sukaresmi District and Panimbang District and create a map of land cover to see changes in land cover based on coastline changes that occurred.
This research uses Landsat 5 and Landsat 8 satellite imagery applied by BILKO algorithm for its coastline extraction stages, using DSAS add-ins with the Net Shoreline Movement method to see shoreline change rates from 2011, 2015 and 2019 and using eCognition Developer software for seeing changes in land cover in 2011, 2015 and 2019 with segmentation and supervised classification.
The results obtained from this research are the rate of shoreline changes in 2011, 2015 and 2019 there was a change that was dominated by accretion from processing with the Net Shoreline Movement method. Accretion occurred at a distance of 314.5 meters while the furthest abrasion was -30.3 meters . Location and maximum abrasion and accretion values are spread in two points on the coastline of each district. Land cover in 2011, 2015 and 2019 has changed by having a random change in value. Changing land is dominated by changes in vegetation that turn into open land. The decrease in vegetation presentation by 22.16% has turned into open land which has increased by 25.33%.
Keywords : Abrasion, Accretion, Shorelines, Land Cover, DSAS.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro