Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip22595, author = {Welman Sitorus and Abdi Sukmono and Nurhadi Bashit}, title = {IDENTIFIKASI PERUBAHAN KERAPATAN HUTAN DENGAN METODE FOREST CANOPY DENSITY MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 TAHUN 2013, 2015 DAN 2018 (STUDI KASUS : TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU, JAWA TENGAH)}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {8}, number = {1}, year = {2019}, keywords = {Citra Landsat 8, Forest Canopy Density, Kerapatan Hutan, Taman Nasional Gunung Merbabu}, abstract = { Hutan adalah suatu tempat yang mempunyai berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan yang lebat diantaranya adalah pohon, rumput, semak, jamur, paku-pakuan dan sebagainya yang menempati daerah sangat luas. Hutan memiliki fungsi sebagai paru-paru dunia dan sistem penyangga kehidupan sehingga kelestariannya harus dijaga dan dipertahankan dengan pembangunan hutan yang tepat. Kawasan hutan yang terdapat pada Taman Nasional Gunung Merbabu memiliki luas 5.820,49 Ha sehingga perlunya pemantauan terhadap kondisi hutan. Pemantauan kondisi hutan dapat menggunakan pengindraan jauh. Penelitian ini menggunakan teknologi pengindraan jauh dikarenakan memberikan solusi untuk pemantauan hutan dalam skala luas. Metode yang digunakan adalah metode Forest Canopy Density (FCD). Metode FCD merupakan metode yang cukup baik untuk memantau perubahan kerapatan hutan dikarenakan menggunakan 4 indeks yang berkaitan dengan indeks tutupan vegetasi hutan yaitu Advanced Vegetation Index (AVI), Bare Soil Index (BI) , Shadow Index (SI) dan Thermal Index (TI). Metode FCD memberikan hasil akurasi yang baik dalam pemantauan kerapatan hutan sehingga dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan data citra satelit Landsat 8 dengan daerah Taman Nasional Gunung Merbabu sebagai studi kasusnya. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan adanya perubahan kerapatan hutan pada tahun 2013, 2015 dan 2018. Pada tahun 2013 hingga tahun 2015 kerapatan rendah mengalami penurunan sebesar 251,09 Ha, kerapatan sedang mengalami penurunan sebesar 801,5 Ha dan kerapatan tinggi mengalami peningkatan sebesar 1.089,72 Ha. Pada tahun 2015 hingga tahun 2018 kerapatan rendah mengalami penurunan sebesar 43,2 Ha, kerapatan sedang mengalami penurunan sebesar 237,51 Ha dan kerapatan tinggi mengalami peningkatan sebesar 280,71 Ha. }, issn = {2809-9672}, pages = {338--347} doi = {10.14710/jgundip.2019.22595}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/22595} }
Refworks Citation Data :
Hutan adalah suatu tempat yang mempunyai berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan yang lebat diantaranya adalah pohon, rumput, semak, jamur, paku-pakuan dan sebagainya yang menempati daerah sangat luas. Hutan memiliki fungsi sebagai paru-paru dunia dan sistem penyangga kehidupan sehingga kelestariannya harus dijaga dan dipertahankan dengan pembangunan hutan yang tepat. Kawasan hutan yang terdapat pada Taman Nasional Gunung Merbabu memiliki luas 5.820,49 Ha sehingga perlunya pemantauan terhadap kondisi hutan. Pemantauan kondisi hutan dapat menggunakan pengindraan jauh. Penelitian ini menggunakan teknologi pengindraan jauh dikarenakan memberikan solusi untuk pemantauan hutan dalam skala luas. Metode yang digunakan adalah metode Forest Canopy Density (FCD). Metode FCD merupakan metode yang cukup baik untuk memantau perubahan kerapatan hutan dikarenakan menggunakan 4 indeks yang berkaitan dengan indeks tutupan vegetasi hutan yaitu Advanced Vegetation Index (AVI), Bare Soil Index (BI), Shadow Index (SI) dan Thermal Index (TI). Metode FCD memberikan hasil akurasi yang baik dalam pemantauan kerapatan hutan sehingga dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan data citra satelit Landsat 8 dengan daerah Taman Nasional Gunung Merbabu sebagai studi kasusnya. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan adanya perubahan kerapatan hutan pada tahun 2013, 2015 dan 2018. Pada tahun 2013 hingga tahun 2015 kerapatan rendah mengalami penurunan sebesar 251,09 Ha, kerapatan sedang mengalami penurunan sebesar 801,5 Ha dan kerapatan tinggi mengalami peningkatan sebesar 1.089,72 Ha. Pada tahun 2015 hingga tahun 2018 kerapatan rendah mengalami penurunan sebesar 43,2 Ha, kerapatan sedang mengalami penurunan sebesar 237,51 Ha dan kerapatan tinggi mengalami peningkatan sebesar 280,71 Ha.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro