Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip22592, author = {Victor Tarigan and Bandi Sasmito and Hani'ah Hani'ah}, title = {KAJIAN AKURASI PENENTUAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 (Studi Kasus Kabupaten Lampung Timur)}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {8}, number = {1}, year = {2019}, keywords = {AGSO, BILKO, Garis Pantai dan Thresholding}, abstract = { Garis pantai adalah garis imajiner yang menunjukkan pertemuan pantai (daratan) dan air (lautan). Walaupun secara periodik permukaan air laut selalu berubah suatu tinggi muka air tertentu yang tetap harus dipilih untuk menjelaskan posisi garis pantai. Seiring berkembangnya teknologi, penginderaan jauh dapat digunakan untuk penentuan garis pantai. Metode penginderaan jauh dapat dilakukan dengan cepat dan menjangkau daerah yang luas.Penentuan garis pantai menggunakan citra Landsat dilakukan dengan mengaplikasikan rumus BILKO, AGSO dan Treshold ing untuk membedakan daratan dan lautan. Penentuan garis pantai menggunakan citra Landsat ini dilakukan dengan mendigitasi batas antara air dan daratan. Penentuan garis pantai menggunakan data pengukuran metode terestris dilakukan dengan menginterpolasi titik-titik data kedalaman, sehingga terbentuk DEM, dari DEM tersebut akan dibentuk kontur sesuai jam perekaman citra yakni + 0,688 untuk 27 Agustus 2017 dan + 0,611 untuk 12 September 2017.Hasil akhir penelitian ini menunjukkan langkah-langkah penentuan garis pantai menggunakan citra Landsat dan langkah-langkah penentuan garis pantai menggunakan data pengukuran dengan metode terestris. Akurasi garis pantai dari data citra Landsat terhadap garis pantai dari data pengukuran metode terestris dihitung berdasarkan PERKA BIG No 15 Tahun 2014. Metode pengapilkasian rumus BILKO memiliki ketelitian horizontal sebesar 27,712 untuk 27 Agustus 2017 dan 28,209 untuk 12 September 2017. Metode pengapilkasian rumus AGSO memiliki ketelitian horizontal sebesar 28,407 untuk 27 Agustus 2017 dan 29,555 untuk 12 September 2017. Metode Thresholding memiliki ketelitian horizontal sebesar 22,481 untuk 27 Agustus 2017 dan 23,799 untuk 12 September 2017. Bedasarkan nilai ketelitian horizontal, ketiga metode tersebut masuk kedalam kelas 2 pada skala 1 : 100.000. }, issn = {2809-9672}, pages = {328--337} doi = {10.14710/jgundip.2019.22592}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/22592} }
Refworks Citation Data :
Garis pantai adalah garis imajiner yang menunjukkan pertemuan pantai (daratan) dan air (lautan). Walaupun secara periodik permukaan air laut selalu berubah suatu tinggi muka air tertentu yang tetap harus dipilih untuk menjelaskan posisi garis pantai. Seiring berkembangnya teknologi, penginderaan jauh dapat digunakan untuk penentuan garis pantai. Metode penginderaan jauh dapat dilakukan dengan cepat dan menjangkau daerah yang luas.Penentuan garis pantai menggunakan citra Landsat dilakukan dengan mengaplikasikan rumus BILKO, AGSO dan Tresholding untuk membedakan daratan dan lautan. Penentuan garis pantai menggunakan citra Landsat ini dilakukan dengan mendigitasi batas antara air dan daratan. Penentuan garis pantai menggunakan data pengukuran metode terestris dilakukan dengan menginterpolasi titik-titik data kedalaman, sehingga terbentuk DEM, dari DEM tersebut akan dibentuk kontur sesuai jam perekaman citra yakni + 0,688 untuk 27 Agustus 2017 dan + 0,611 untuk 12 September 2017.Hasil akhir penelitian ini menunjukkan langkah-langkah penentuan garis pantai menggunakan citra Landsat dan langkah-langkah penentuan garis pantai menggunakan data pengukuran dengan metode terestris. Akurasi garis pantai dari data citra Landsat terhadap garis pantai dari data pengukuran metode terestris dihitung berdasarkan PERKA BIG No 15 Tahun 2014. Metode pengapilkasian rumus BILKO memiliki ketelitian horizontal sebesar 27,712 untuk 27 Agustus 2017 dan 28,209 untuk 12 September 2017. Metode pengapilkasian rumus AGSO memiliki ketelitian horizontal sebesar 28,407 untuk 27 Agustus 2017 dan 29,555 untuk 12 September 2017. Metode Thresholding memiliki ketelitian horizontal sebesar 22,481 untuk 27 Agustus 2017 dan 23,799 untuk 12 September 2017. Bedasarkan nilai ketelitian horizontal, ketiga metode tersebut masuk kedalam kelas 2 pada skala 1 : 100.000.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro