Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip22561, author = {Wikan Murti and Bambang Yuwono and L Sabri}, title = {STUDI DEFORMASI WADUK PENDIDIKAN DIPONEGORO TAHUN 2018}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {8}, number = {1}, year = {2019}, keywords = {Bendungan, Deformasi, GAMIT, GNSS}, abstract = { Bendungan merupakan kontruksi yang digunakan untuk menahan pergerakan air menjadi danau atau waduk yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan fungsi, seperti pembangkit listrik, tempat rekreasi ,tempat penyimpanan cadangan air, mencegah banjir dan sebagai sumber irigasi. Kontruksi bendugan yang terdapat di kawasan Universitas Diponegoro membentuk waduk yang biasa dikenal dengan nama Waduk Pendidikan Diponegoro. Waduk ini mampu menampung genangan air normal sampai 478.240 m3 dengan luas daerah tangkapan air mencapai 7,1338 Ha. Bangunan bendungan sangat rentan mengalami perubahan dimensi dan bentuk karena adanya tekanan air. Proses loading air menyebabkan adanya tekanan terus menerus terhadap badan bendungan, apabila tidak dilakukan suatu pemantauan berkala maka tidak akan diketahui perubahan dimensi dan bentuk yang dapat mengakibatkan kerusakan bendungan. Salah satu cara untuk mengetahui adanya perubahan tersebut adalah dengan melakukan pengamatan deformasi pada tubuh bendungan. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan pengamatan fenomena-fenomena deformasi dan geodinamika buatan manusia terhadap Waduk Pendidikan Diponegoro, dengan metode pengamatan satelit menggunakan Global Navigation Satellite System (GNSS) akan dilakukan pengamatan terhadap titik tetap (bench mark) yang tersebar di sekitar bendungan. Pengamatan deformasi akan dilaksanakan pada periode April sampai dengan Juli. Setelah pengamatan maka dilakukan pengolahan data menggunakan software GAMIT/GLOBK 10.7 untuk mengetahui koordinat dari masing-masing titik tetap setiap akuisisi data. Pengolahan yang dilakukan pada penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pengukuran koordinat dan jarak menggunakan GNSS maupun totalstation tidak terjadi pergeseran. Pada hasil pengukuran ketinggian menggunakan GNSS terjadi perubahan nilai pada titik pengamatan, berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan tidak terjadi pergerakan pada titik pengamatan. }, issn = {2809-9672}, pages = {238--247} doi = {10.14710/jgundip.2019.22561}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/22561} }
Refworks Citation Data :
Bendungan merupakan kontruksi yang digunakan untuk menahan pergerakan air menjadi danau atau waduk yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan fungsi, seperti pembangkit listrik, tempat rekreasi ,tempat penyimpanan cadangan air, mencegah banjir dan sebagai sumber irigasi. Kontruksi bendugan yang terdapat di kawasan Universitas Diponegoro membentuk waduk yang biasa dikenal dengan nama Waduk Pendidikan Diponegoro. Waduk ini mampu menampung genangan air normal sampai 478.240 m3 dengan luas daerah tangkapan air mencapai 7,1338 Ha. Bangunan bendungan sangat rentan mengalami perubahan dimensi dan bentuk karena adanya tekanan air. Proses loading air menyebabkan adanya tekanan terus menerus terhadap badan bendungan, apabila tidak dilakukan suatu pemantauan berkala maka tidak akan diketahui perubahan dimensi dan bentuk yang dapat mengakibatkan kerusakan bendungan. Salah satu cara untuk mengetahui adanya perubahan tersebut adalah dengan melakukan pengamatan deformasi pada tubuh bendungan. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan pengamatan fenomena-fenomena deformasi dan geodinamika buatan manusia terhadap Waduk Pendidikan Diponegoro, dengan metode pengamatan satelit menggunakan Global Navigation Satellite System (GNSS) akan dilakukan pengamatan terhadap titik tetap (bench mark) yang tersebar di sekitar bendungan. Pengamatan deformasi akan dilaksanakan pada periode April sampai dengan Juli. Setelah pengamatan maka dilakukan pengolahan data menggunakan software GAMIT/GLOBK 10.7 untuk mengetahui koordinat dari masing-masing titik tetap setiap akuisisi data. Pengolahan yang dilakukan pada penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pengukuran koordinat dan jarak menggunakan GNSS maupun totalstation tidak terjadi pergeseran. Pada hasil pengukuran ketinggian menggunakan GNSS terjadi perubahan nilai pada titik pengamatan, berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan tidak terjadi pergerakan pada titik pengamatan.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro