skip to main content

ANALISIS SPASIAL TERHADAP TINGKAT KERAWANAN BANJIR KAWASAN SUNGAI BRINGIN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI LIDAR DAN SIG

Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 20 Dec 2018; Published: 7 Jan 2019.

Citation Format:
Abstract
Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah mengalami perkembangan pembangunan yang cepat setiap tahunnya. Pesatnya pembangunan menyebabkan semakin banyak resapan air yang tertutup oleh jalan dan bangunan, sehingga air yang meresap ke dalam tanah semakin berkurang. Kota Semarang menjadi langganan banjir sehingga beberapa wilayah juga terkena dampaknya. Khususnya daerah DAS Bringin, wilayah tersebut sering meluap saat terjadi hujan dimana debit air yang melewati sungai melampaui tampungan air hujan masuk semestinya. Penelitian ini menggunakan software HEC-HMS 3.6 dalam pembuatan debit banjir rencana. Penelitian ini membutuhkan beberapa yang digunakan pada tahap pembuatan debit rencana diantaranya data curah hujan 10 tahun terakhir, untuk mendapatkan nilai CN dan Impervious digunakan peta jenis tanah, peta tata guna lahan dan peta kontur. Data debit menggunakan nilai debit outflow pada Junction 4 dalam pemodelan banjir. Junction 4 merupakan titik pertemuan antara 2 sungai yaitu Sungai Bringin dan Gondoryo yang hilirnya bermuara pada Pantai Utara Laut Jawa. Pada pemodelan banjir peneliti menggunakan software HEC-RAS 5.0.5. Parameter yang digunakan dalam software ini adalah nilai koefisien Manning, geometri data, debit rencana dan terrain. Terrain yang digunakan dalam penelitian ini adalah DTM yang berasal dari data LIDAR. Jika pemodelan berhasil, maka genangan dari hasil pemodelan akan di delineasi untuk mendapatkan kedalaman genangan dan luas genangan pada daerah yang terkena dampak banjir. Hasil akhir penelitian ini didapatkan besaran debit rencana banjir pada kala ulang 2 tahun, 5 tahun dan 10 tahun selalu meningkat. Debit maksimum yang dihasilkan pada Q2 tahun adalah 36,4 m3/s, sedangkan pada Q5 tahun adalah 87,1 m3/s dan pada Q10 tahun adalah 147 m3/s.  Berdasarkan Peraturan Kepala BNPB No. 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana, banjir dibagi kedalam 3 tingkat. Melalui hasil pemodelan banjir, genangan terluas pada kala ulang Q2 tahun, Q5 tahun dan Q10 tahun yang paling mendominasi terkena banjir adalah Kelurahan Mangunharjo.
Fulltext View|Download
Keywords: Banjir, CN, HEC-HMS, HEC-RAS, Impervious, LIDAR

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.