Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip17190, author = {Riska Pratiwi and Yudo Prasetyo and Bambang Yuwono}, title = {ANALISIS KORELASI DEFORMASI DAN TUTUPAN LAHAN KAWASAN GUNUNG MERAPI PRA DAN PASCA ERUPSI}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {6}, number = {3}, year = {2017}, keywords = {DInSAR, Kawasan Rawan Bencana, Supervised dan Tutupan Lahan}, abstract = { ABSTRAK Pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung api aktif. Salah satu gunung api aktif di Indonesia adalah Gunung Merapi yang terletak di Pulau Jawa dan pernah mengalami erupsi pada tanggal 26 Oktober 2010. Aliran lava dari erupsi yang mengalir akan mempengaruhi tutupan lahan di sekitar kawasan, sehingga akan ada perubahan tutupan lahan pra dan pasca erupsi Gunung Merapi. Perubahan permukaan tanah (deformasi) yang signifikan juga merupakan salah satu akibat dari pergerakan magma di bawah permukaan bumi yang tidak stabil pada saat terjadinya erupsi. Pada penelitian ini digunakan dua metode yaitu DInSAR dan klasifikasi Supervised . Kedua metode tersebut digunakan untuk mengetahui perubahan deformasi dan tutupan lahan pra dan pasca erupsi dengan menggunakan data ALOS PALSAR, Sentinel-1, Landsat 5 dan Landsat 8. Hasil korelasi perubahan deformasi dan tutupan lahan dikombinasikan dengan data Kawasan Rawan Bencana, sehingga didapatkan korelasi terhadap penetapan Kawasan Rawan Bencana. Penelitian ini menghasikan perubahan deformasi pra dan pasca erupsi sebesar 1,87 cm/th hingga 30,56 cm/th dan perubahan volumetrik sebesar 122.980.109,9 ton. Perubahan tutupan lahan sebesar 53,46% dari luas keseluruhan wilayah penelitian seluas 97.958,155 Ha. Korelasi perubahan deformasi dan tutupan lahan didasarkan pada perubahan perkecamatan dengan 3 tingkatan yaitu : rendah, sedang dan tinggi, sehingga didapatkan korelasi sebesar 95% yang merupakan gabungan dari tingkat sedang dan tinggi. Kesimpulan yang didapatkan adalah perubahan deformasi berkolerasi terhadap perubahan tutupan lahan. Korelasi perubahan deformasi dan tutupan lahan terhadap penetapan KRB terbagi menjadi 3 yaitu : rendah, sedang dan tinggi. Pada KRB I korelasi sebesar 98,97 %, KRB II sebesar 98,87% dan KRB III sebesar 99,28% yang merupakan gabungan dari tingkat sedang dan tinggi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah perubahan deformasi dan tutupan lahan berpengaruh terhadap penetapan Kawasan Rawan Bencana. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi tentang perubahan deformasi dan tutupan lahan pra dan pasca erupsi Gunung Merapi, serta memberikan informasi dalam penentuan Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi berdasarkan perubahan deformasi dan perubahan tutupan lahan Kata Kunci : DInSAR, Kawasan Rawan Bencana, Supervised dan Tutupan Lahan, ABSTRACT The encounter of three tectonic plates of Eurasian, Indo-Australian and Pacific Plate cause Indonesia has many active volcanoes. One of the active volcanoes in Indonesia is Mount Merapi located in Java Island and has erupted on October 26, 2010. Lava flow from eruption that flows will affect the land cover around the area, so there will be changes in land cover pre and post eruption of Mount Merapi. Significant ground level changes (deformations) are also one of the effects of unstable magma movements under the earth's surface during eruptions. In this study used two methods namely DInSAR and Supervised classification. Both methods are used to determine the changes of deformation and land cover pre and post eruption using ALOS PALSAR, Sentinel-1, Landsat 5 and Landsat 8. The correlation result of deformation change and land cover is combined with the data of Disaster Prone Areas, so that the correlation to the determination Disaster-prone areas. This study resulted in the change of pre and post-eruption deformation by 1.87 cm / th to 30.56 cm / year and volumetric changes of 122,980,109.9 tons. Land cover change of 53.46% of the total area of research area of 97,958.155 Ha. The correlation of deformation change and land cover is based on the change of crater with 3 levels ie: low, medium and high, so that the correlation is obtained by 95% which is a combination of medium and high level. Thus, it can be concluded that the deformation changes correlate to changes in land cover. The correlation of deformation change and land cover to the determination of KRB is divided into 3 namely: low, medium and high. In KRB I the correlation of 98.97%, KRB II of 98.87% and KRB III of 99.28% which is a combination of medium and high level. The conclusions obtained from this study are changes in deformation and land cover affect the determination of Disaster Prone Areas. This research is expected to provide information about the change of deformation and land cover pre and post eruption of Mount Merapi, and provide information in determination of Mount Merapi Disaster Prone Area based on deformation change and land cover change. Keywords : DInSAR, Disaster Prone Areas, Land Cover and Supervised }, issn = {2809-9672}, pages = {57--66} doi = {10.14710/jgundip.2017.17190}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/17190} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung api aktif. Salah satu gunung api aktif di Indonesia adalah Gunung Merapi yang terletak di Pulau Jawa dan pernah mengalami erupsi pada tanggal 26 Oktober 2010. Aliran lava dari erupsi yang mengalir akan mempengaruhi tutupan lahan di sekitar kawasan, sehingga akan ada perubahan tutupan lahan pra dan pasca erupsi Gunung Merapi. Perubahan permukaan tanah (deformasi) yang signifikan juga merupakan salah satu akibat dari pergerakan magma di bawah permukaan bumi yang tidak stabil pada saat terjadinya erupsi.
Pada penelitian ini digunakan dua metode yaitu DInSAR dan klasifikasi Supervised. Kedua metode tersebut digunakan untuk mengetahui perubahan deformasi dan tutupan lahan pra dan pasca erupsi dengan menggunakan data ALOS PALSAR, Sentinel-1, Landsat 5 dan Landsat 8. Hasil korelasi perubahan deformasi dan tutupan lahan dikombinasikan dengan data Kawasan Rawan Bencana, sehingga didapatkan korelasi terhadap penetapan Kawasan Rawan Bencana.
Penelitian ini menghasikan perubahan deformasi pra dan pasca erupsi sebesar 1,87 cm/th hingga 30,56 cm/th dan perubahan volumetrik sebesar 122.980.109,9 ton. Perubahan tutupan lahan sebesar 53,46% dari luas keseluruhan wilayah penelitian seluas 97.958,155 Ha. Korelasi perubahan deformasi dan tutupan lahan didasarkan pada perubahan perkecamatan dengan 3 tingkatan yaitu : rendah, sedang dan tinggi, sehingga didapatkan korelasi sebesar 95% yang merupakan gabungan dari tingkat sedang dan tinggi. Kesimpulan yang didapatkan adalah perubahan deformasi berkolerasi terhadap perubahan tutupan lahan.
Korelasi perubahan deformasi dan tutupan lahan terhadap penetapan KRB terbagi menjadi 3 yaitu : rendah, sedang dan tinggi. Pada KRB I korelasi sebesar 98,97 %, KRB II sebesar 98,87% dan KRB III sebesar 99,28% yang merupakan gabungan dari tingkat sedang dan tinggi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah perubahan deformasi dan tutupan lahan berpengaruh terhadap penetapan Kawasan Rawan Bencana.
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi tentang perubahan deformasi dan tutupan lahan pra dan pasca erupsi Gunung Merapi, serta memberikan informasi dalam penentuan Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi berdasarkan perubahan deformasi dan perubahan tutupan lahan
Kata Kunci : DInSAR, Kawasan Rawan Bencana, Supervised dan Tutupan Lahan,
ABSTRACT
The encounter of three tectonic plates of Eurasian, Indo-Australian and Pacific Plate cause Indonesia has many active volcanoes. One of the active volcanoes in Indonesia is Mount Merapi located in Java Island and has erupted on October 26, 2010. Lava flow from eruption that flows will affect the land cover around the area, so there will be changes in land cover pre and post eruption of Mount Merapi. Significant ground level changes (deformations) are also one of the effects of unstable magma movements under the earth's surface during eruptions.
In this study used two methods namely DInSAR and Supervised classification. Both methods are used to determine the changes of deformation and land cover pre and post eruption using ALOS PALSAR, Sentinel-1, Landsat 5 and Landsat 8. The correlation result of deformation change and land cover is combined with the data of Disaster Prone Areas, so that the correlation to the determination Disaster-prone areas.
This study resulted in the change of pre and post-eruption deformation by 1.87 cm / th to 30.56 cm / year and volumetric changes of 122,980,109.9 tons. Land cover change of 53.46% of the total area of research area of 97,958.155 Ha. The correlation of deformation change and land cover is based on the change of crater with 3 levels ie: low, medium and high, so that the correlation is obtained by 95% which is a combination of medium and high level. Thus, it can be concluded that the deformation changes correlate to changes in land cover.
The correlation of deformation change and land cover to the determination of KRB is divided into 3 namely: low, medium and high. In KRB I the correlation of 98.97%, KRB II of 98.87% and KRB III of 99.28% which is a combination of medium and high level. The conclusions obtained from this study are changes in deformation and land cover affect the determination of Disaster Prone Areas.
This research is expected to provide information about the change of deformation and land cover pre and post eruption of Mount Merapi, and provide information in determination of Mount Merapi Disaster Prone Area based on deformation change and land cover change.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro