skip to main content

DETEKSI OBJEK BERBAHAYA DAN PEMODELAN 3D JARINGAN KELISTRIKAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI LIDAR Studi kasus: Koridor jaringan kelistrikan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 1 Feb 2016.

Citation Format:
Abstract

ABSTRAK

Pada era modern seperti sekarang ini, energi listrik sudah menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Saluran transmisi udara merupakan salah satu komponen penting dalam penyaluran energi listrik pada sistem tenaga listrik. Keamanan infrastruktur jaringan kelistrikan secara signifikan memberikan efek dalam kehidupan sehari-hari dan aktivitas industri. Ada banyak faktor dan objek yang mengancam keamanan jaringan kelistrikan yaitu vegetasi, pohon dan bangunan di sekitar jaringan kelistrikan; selain itu juga kerusakan pada infrastruktur jaringan kelistrikan itu sendiri, dan lain-lain. Pengawasan yang akurat secara terus-menerus terhadap jaringan kelistrikan tersebut dapat mencegah terjadinya situasi yang berbahaya seperti pemadaman listrik total.

Sekarang ini, perusahaan milik negara yang menangani masalah kelistrikan di Indonesia yaitu PT. PLN masih sangat bergantung pada petugas lapangan dalam pengawasan jaringan kelistrikan secara manual. Hal tersebut masih kurang efektif dan sangat mahal, pada sisi lain juga masih sangat berbahaya. Akhir-akhir ini, sistem LiDAR udara mulai digunakan dalam pengawasan jaringan kelistrikan dengan pemodelan secara 3D. Sistem ini dianggap dapat membuat biaya dan waktu pengawasan jadi lebih efisien karena dapat memetakan jaringan kelistrikan secara cepat dengan akurasi 30 titik/m2. Dalam penelitian ini bertujuan untuk melakukan rekonstruksi model jaringan kelistrikan secara 3D dari data LiDAR udara pada koridor jaringan kelistrikan 150 KV (2000 m X 600 m) di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.

Metode yang dilakukan terdiri dari 3 komponen utama, yaitu deteksi, ekstraksi, dan pemodelan. Powerline dideteksi secara otomatis dengan bentuk geometrik yang umum menggunakan satu set algoritma, termasuk vertical spacing filtering dan density-based filtering. Powerline secara lengkap selanjutnya diekstraksi menggunakan metode Hough Transform. Terakhir, merekonstruksi model jaringan kelistrikan secara 3D agar dapat digunakan untuk mendeteksi objek berbahaya di sepanjang koridor jaringan kelistrikan sesuai dengan SNI 04-6918-2002 tentang ruang bebas dan jarak bebas minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa pemodelan jaringan kelistrikan secara 3D dapat dilakukan dan efektif untuk mendeteksi objek berbahaya di sepanjang koridor jaringan kelistrikan, sehingga dapat digunakan untuk mendukung manajemen dan pengawasan jaringan kelistrikan di Indonesia.

Kata kunci :  3D, Jaringan Kelistrikan, LiDAR, Powerline, Rekonstruksi

 

ABSTRACT

Nowadays in modern era, electric energy has been primary needed in our daily activities.Transmission powerline is important part to transmit electricity in powerline system. The safety of powerline infrastructure significantly affects to our everyday life and industrial activities. There are many factors and objects to threaten powerline safety, which includes encroaching vegetation, surrounding trees, surrounding building, structural faults of insulator, tower and so on. A timely and accurate monitoring of those keys, powerlines features enables to prevent causing possible dangerous situation such as blackout.

At present, most of utility firms such as PT.PLN heavily relies on men-centric and manual powerline monitoring methods which are time consuming and costly, moreover hazardous. Recently, airborne LiDAR system was introduced as a cost effective data acquisition tool which enables to rapidly capture 3D powerline scene with up to 30 points/m2. This study aims at 3D reconstruction workflow for powerline extracted from airborne LiDAR data of 150 kV transmission line corridors (2000 m by 600 m) in Gowa, South Sulawesi Province, Indonesia.

The proposed workflow consists of three components: detection, extraction, and modelling. The powerlines are automatically detected with regular geometric shape using a set of algorithms, including Vertical Spacing Filtering and density-based filtering. The complete powerlines are then extracted using Hough Transform method. Finally, the 3D powerline are reconstructed to evaluate the proposed workflow for danger objects detection according to SNI 04-6918-2002 about the Indonesian standard rule for minimum distance in horizontal and vertical space in the powerline corridor. The results obtained demonstrate that powerlines can be reconstructed in 3D, which are useful in detection of danger objects to support powerline corridor management.

Keywords : 3D, LiDAR,Powerline, Reconstruction

*) Penulis penanggung jawab

Fulltext View|Download

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.