skip to main content

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA TARUNA TINGKAT III AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 19 Jan 2014.

Citation Format:
Abstract

Taruna Akademi Kepolisian adalah calon perwira pertama Polri yang akan menjadi penegak hukum di Indonesia. Adanya tuntutan dan kewajiban yang harus dijalani Taruna Akpol dapat menimbulkan stres, sehingga Taruna Akpol perlu melakukan coping stress  dengan menggunakan problem focused copingdan menghindari perilaku yang dapat menyebabkan emosi negatif dengan melakukan regulasi emosi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan problem focused coping pada Taruna. Subjek penelitian ini adalah Taruna tingkat III Akademi Kepolisian Semarang. Subjek penelitian berjumlah 181 Taruna dari 346 populasi jumlah Taruna tingkat III Akpol tahun ajaran 2013-2014. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan skala, yaitu skala problem focused coping (25 aitem valid α =0,885) dan skala regulasi emosi (26 aitem valid α=0,898).

Analisis regresi sederhana menunjukkan hasil koefisien korelasi rxy= 0,860 dengan p=0,000 (p<0,05), artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara regulasi emosi dengan problem focused coping pada Taruna tingkat III Akademi Kepolisian Semarang.Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakintinggi regulasi emosi, maka semakin tinggi problem focused coping yang dimiliki Taruna.Sebaliknya, apabila semakin rendah regulasi emosi maka problem focused copingTaruna terhadapsemakin rendah. Sumbangan efektifregulasi emosi dengan problem focused coping yaitu sebesar 73,9% sedangkan 26,1% berasal dari faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini yaitu sepertidukungan sosial, status sosial ekonomi, konsep diri, religiusitas dan kondisi stressor.
Fulltext View|Download
Keywords: Regulasi Emosi, Problem Focused Coping, Taruna.

Article Metrics:

  1. Akademi Kepolisian. (2012). Peraturan Kehidupan Taruna Akademi Kepolisian. Semarang: Tidak diterbitkan
  2. Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  3. Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  4. Azwar, S. (2008). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  5. Bishop, G. D. (1994). Health Psychology Integrating Mind and Body. Nedham Height: Allyn And Bacon A Divison of Simon and Schuter Inc
  6. Dewi, K. S. (2010). Kesehatan Mental. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
  7. Gross, J. J & Thompson, R. A. (2007). Emotion regulation: Conceptual foundations, Handbook of emotion regulation. New York, NY: Guilford Press
  8. Gross, J. J. (2006). Handbook of Emotion: Emotion Regulation. New York, NY: Guilford Press
  9. Nevid J. S., Rathus S. A & Greene, B. 2005. Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga
  10. Ogden, J. (2007). Health Psychology Fourth Edition. New York: Mc Graw-Hill Inc
  11. Sarafino, E. P. (2011). Health Psychology: Biopsychological Interactions Seventh Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc
  12. Papalia, Diane, E. Olds, S. W. & Feldman, R. D. (2008). Human Development: Perkembangan Manusia. Jakarta: Prenada Media Group
  13. Santrock, J.W. (2003). Adolescence. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.