skip to main content

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN SELF-EFFICACY PADA KARYAWAN TETAP NON-EXEMPT PT. BINA GUNA KIMIA UNGARAN

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 24 Aug 2013.

Citation Format:
Abstract

Era globalisasi, organisasi harus semakin fleksibel untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan persaingan yang semakin kompetitif. Perubahan lingkungan yang cepat, menuntut organisasi untuk merespon perubahan yang terjadi agar tetap eksis dalam persaingan global. Perubahan tersebut akan membawa dampak terhadap setiap individu yang berada dalam organisasi. Oleh karena itu karyawan perlu memiliki self-efficacy yang tinggi untuk menghadapi lingkungan kerja yang semakin kompetitif.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi dengan self-efficacy pada karyawan tetap non-exempt di PT. Bina Guna Kimia Ungaran. Populasi penelitian ini berjumlah 100 karyawan non-exempt dengan sampel penelitian sebanyak 78 karyawan non exempt. Penentuan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan skala self-efficacy yang terdiri dari 27 aitem (α=0,932) dan skala iklim organisasi terdiri dari 34 aitem (α=0,910).

Analisis regresi sederhana menunjukkan rxy= 0,621 dengan p= <0,000 (p<0,05), artinya ada hubungan positif yang signifikan antara iklim organisasi dengan self-efficacy pada karyawan tetap non-exempt di PT. Bina Guna Kimia Ungaran. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin positif iklim organisasi maka semakin tinggi self-efficacy dan sebaliknya. Iklim organisasi memberikan sumbangan efektif terhadap variabel self-efficacy sebesar 38,6% sedangkan 61,4% berasal dari faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini
Fulltext View|Download
Keywords: Self-Efficacy, Iklim Organisasi, Karyawan non-exempt

Article Metrics:

  1. Bandura, A. 1997. Self Efficacy: The Exercice of Control. New York: W.H Freeman and Company
  2. Bandura, A. 1997. (editor).(2009).Self Efficacy in Changing Society. Cambridge: Cambridge University Press
  3. Corsini, R. J. 2004. Encylopedia of Psychology 2nd Edition. Canada: A Willey
  4. Greenberg, J dan Baron, R.A. 2003. Behavior in Organization. Eight Edition. New Jersey: Pearson Education Inc
  5. Gibson, J.L, Ivancevich, J.M, Donnelly, J.H, Konopaske. 2006. ‘Oganizations: Behavior,Structure, Process, 12 th edition, New York: McGraw-Hill
  6. Kotler, P. & Garry A., 2004, Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Edisi Ke-6 Jilid 2, Alih Bahasa: Jaka Wasana. Jakarta: Erlangga
  7. Kreitner, R & Kinicki, A. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
  8. Luthans, F., Youssef., C.M., & Avolio, B.J. 2007. Psychological Capital : Developing the Human Competitive Edge. Oxford University Press
  9. Sagie, A. 2002. Employee Absenteeism, Organisational Commitment and Job Satisfaction: Another Look. Journal of Vocational Behaviour. Vol. 52, No. 2, p. 156-171
  10. Satria, Y. 2005. Hubungan Antara Komitmen Organisasi dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Benefit, Vol.9, No.2, p. 120- 128
  11. Seniati, A.N.L. 2001. Pengembangan Kualitas SDM dari Perspektif PIO. Depok: Penerbit Bagian PIO Fakultas Psikologi UI
  12. Schyns, B., & Von Collani, G. 2009. The value of occupational self efficacy in selection and development. British Academy of Management. p. 15-17
  13. Stringer, R. 2002. Leadership and Organization Climate. New Jersey: Prentice Hall
  14. Weisberg, R. W., & Hass, R. (2007). We are all partly right: Comment on Simonton. Creativity Research Journal, Vol.19, p. 345-360
  15. Winarsunu, T. 2002. Statistik : Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: UMM Press
  16. Zeffane, R., & McLoughlin, D. 2006. Cooperation and stress: Exploring the differential impact of job satisfaction, communication and culture. Management Research News, Vol. 29, No.10, p. 618–631

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.