slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
APAKAH AKU MASIH MEMILIKI HARAPAN? STUDI KUALITATIF FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU KORBAN KDRT HINGGA MEMUTUSKAN BERCERAI | Rachmatunisa | Jurnal EMPATI skip to main content

APAKAH AKU MASIH MEMILIKI HARAPAN? STUDI KUALITATIF FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU KORBAN KDRT HINGGA MEMUTUSKAN BERCERAI

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 7 Jun 2020; Published: 26 Jul 2023.
Open Access Copyright 2024 Jurnal EMPATI
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

Setiap orang mendambakan pernikahan yang harmonis. Namun, terdapat pernikahan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sehingga menimbulkan dilema bagi ibu antara memilih untuk mempertahankan rumah tangganya atau bercerai. Tujuan penelitian ini  untuk mengetahui pengalaman ibu korban KDRT hingga memutuskan bercerai. Subjek penelitian berjumlah 3 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan  kriteria seorang ibu yang memiliki anak, telah bercerai setidaknya minimal 2 tahun mengalami KDRT khususnya jenis KDRT psikis karena perselingkuhan, dan bersedia menjadi partisipan penelitian. Metode dalam penelitian ini ialah metode kualitatif  dengan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) melalui wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian diperoleh tiga tema induk, yakni (1) tema terkait dinamika ketika mengalami KDRT meliputi tema superordinat dampak akibat KDRT dan jenis KDRT yang dialami; (2)  pengambilan keputusan bercerai meliputi tema superordinat , pertimbangan pengambilan keputusan cerai, upaya mempertahankan rumah tangga, persiapan menghadapi perceraian; dan (3) pengasuhan anak meliputi tema superordinat upaya memahami anak, strategi pengasuhan anak, dan  makna anak bagi ibu. Berdasarkan tema-tema tersebut dapat diambil kesimpulan fenomena pengambilan keputusan cerai cenderung menyebabkan beban psikologis bagi ibu dan anak. Tetapi ternyata peristiwa itu tidak selamanya negatif apabila merupakan satu-satunya pilihan bagi keluarga yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang berkepanjangan. Pengambilan keputusan cerai tidak terlepas dari faktor-faktor yang memengaruhinya yaitu adanya penderitaan selama mengalami KDRT, adanya dukungan sosial dan mempertimbangkan kondisi psikologis anak.

Fulltext View|Download
Keywords: bercerai; ibu; kekerasan dalam rumah tangga; pengasuhan; perselingkuhan

Article Metrics:

  1. Alimuddin. (2014). Penyelesaian kasus KDRT (kekerasan dalam rumahtangga) di Pengadilan Agama. Mandar Maju
  2. Aulia, F. (2014). Studi deskriptif help seeking behaviour pada remaja yang pernah mengalami parental abuse ditinjau dari tahap perkembangan (masa awal anak-anak – masa remaja) dan identitas gender. Calyptra Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 3(1), 1-15
  3. Azhar, A., Abbas, J., Wenhong, Z., Akhtar, T., & Aqeel, M. (2018). Linking infidelity stress, anxiety and depression: evidence from pakistan married couples and divorced individuals. International Journal of Human Rights in Healthcare, 11(3), 214-228. https://doi.org/10.1108/IJHRH-11-2017-0069
  4. Creswell, J.W. (2007). Qualitative inquiry and research design: Choosing among five approach (2nd ed.). SAGE Publications
  5. Ginanjar, A. S. (2009). Proses healing pada istri yang mengalami perselingkuhan suami. Makara, sosial humaniora, 13(1), 66-76
  6. Hardiyanti, M., Purwanti, A., & Wijaningsih, D. (2018). Optimalisasi penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui lembaga layanan rujukan (rumah aman) di Kota Semarang. Diponegoro Law Journal, 7(2), 122-136
  7. Hatamy, A., Fathi, E., Gorji, Z., & Esmaeily, M. (2011). The relationship between parenting styles and attachment styles in men and women with infidelity. Procedia Social and Behavioral Sciences, 15(2011), 3743–3747. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.04.366
  8. Ikhwanisifa, I., Raudatussalamah, R., & Susanti, R. (2019). Islamic group play therapy: Upaya pengembangan keterampilan help seeking behaviour dalam menghadapi kekerasan seksual pada anak. Generasi Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2(2), 108-115. https://doi.org/10.25299/ge.2019.vol2(2).4467
  9. Jordan. (2016). Domestic violence. Dalam J. Payne-James & R. W. Byrd (eds.), Encyclopedia of Forensic and Legal Medicine (pp. 374-383). Elsevier
  10. Kaur, R., & Garg, S. (2010). Domestic violence against women: a qualitative study in rural community. Asia Pasific Journal of Public Health, 22(2), 242-251. https://doi.org/10.1177/1010539509343949
  11. Kim, J., & Gray, K. A. (2008). Leave or stay? Battered women’s decision after intimate partner violence. Journal of Interpersonal Violence, 23(10), 1465-1482. https://doi.org/10.1177/0886260508314307
  12. Laeheem, K. (2016). Factors affecting domestic violence risk behaviors among thai muslim married couples in satun province. Kasetsart Journal of Social Sciences, 37(3), 182-187. https://doi.org/10.1016/j.kjss.2016.08.008
  13. Lestari, S. (2017, Maret 7). KDRT tertinggi dalam kekerasan atas perempuan di Indonesia. BBC Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-39180341
  14. Naeem. F., Irfan. M., Zaidi. Q.A., Kingdon. D., & Ayub. M. (2008). Angry wives, abusive husbands: relationship between domestic violence and psychosocial variables. Women’s Health Issues, 18(6), 453-462. https://doi.org/10.1016/j.whi.2008.08.002
  15. Nuradhawati, R. (2018). Peran pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) dalam pendampingan perempuan dan anak korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kota Cimahi. Jurnal Academia Praja,1(1). 149-184
  16. Khumas, A., Prawitasari, J.E., Retnowati, S. & Hidayat, R. (2015). Model penjelasan intensi cerai perempuan muslim di Sulawesi Selatan. Jurnal Psikologi, 42(3), 189-206
  17. Pramawaty, N. & Hartati, E. (2012). Hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri anak usia sekolah (10-12 tahun). Jurnal Nursing Studies, 1(1), 87-92
  18. Rizki, R.R., Yuliadi, I., & Andayani, T. R. (2011). Peran kearifan dalam pengambilan keputusan untuk bercerai pada istri yang mengajukan cerai gugat di pengadilan agama. Jurnal Wacana, 3(1), 1-10. https://doi.org/10.13057/wacana.v3i1.44
  19. Sukeri, S., & Man, N. (2017). Escaping domestic violence: a qualitative study of women who left their abusive husbands. Journal of Taibah University Medical Sciences, 12(6), 477-482. http://dx.doi.org/10.1016/j.jtumed.2017.05.009
  20. Wrightsman L. S. & Fulero. S. M. (2005). Forensic psychology (2nd ed.). Thomson Wadsworth
  21. Walker, L.E. (2009). The battered woman syndrome (3rd ed.). Springer

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.