skip to main content

PERBEDAAN KESIAPAN MENIKAH PADA DEWASA AWAL DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DI BANDA ACEH

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Indonesia

Published: 2 Jan 2019.

Citation Format:
Abstract

Kesiapan Menikah adalah sebuah proses persiapan yang dilakukan oleh pasangan yang ingin menikah guna menghindari konflik serta mencapai pernikahan yang bahagia. Kesiapan menikah yang baik akan memengaruhi pada pernikahan yang dijalani dan mengurangi terjadi perceraian. Kesiapan menikah harus dilakukan oleh laki-laki dan perempuan guna mencapai kehidupan rumah tangga yang sejahtera. Perbedaan karakteristik sikap, dan pikiran antara laki-laki dan perempuan ikut berkontribusi dalam proses kesiapan menikah individu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesiapan menikah pada dewasa awal ditinjau dari jenis kelamin di Kota Banda Aceh. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis komparatif dengan kriteria dewasa awal usia 18-25 tahun  yang terdiri dari 155 subjek laki-laki dan 155 subjek perempuan. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik quota sampling, data dikumpulkan menggunakan skala kesiapan menikah yang dimodifikasi dari CMRQ (Criteria Marriage Readiness Questionare) yang disusun oleh Carroll, dkk (2009). Analisis data menggunakan teknik independent sample t-test, dengan hasil p=0,044 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kesiapan menikah antara laki-laki dan perempuan dewasa awal di Banda Aceh. Adapun kesiapan menikah cenderung lebih tinggi pada perempuan dari pada laki-laki dengan perbedaan yang sangat tipis. 

Fulltext View|Download
Keywords: menikah; dewasa awal; persiapan

Article Metrics:

  1. Arnett, J. J. (2015). The oxford handbook of emerging adulthood. Oxford University Press. Diakses dari https://books.google.com/books/about/ The_Oxford_Handbook_of_Emerging_Adulthoo.html?hl=id&id=E7uYCgAAQBAJ
  2. Astuti, I. (2017, 11 Agustus). Menteri Agama: Pendidikan pranikah sebagai syarat pendaftaran pernikahan. Diakses dari http://mediaindonesia.com/read/ detail/117155-menteri-agama-pendidikan-prnikah-sebagai-syarat-pendaftaran-pernikahan
  3. Astuti, P. (2017, 4 Juli). Angka perceraian Indonesia tertiggi di Asia Pasifik, masa depan anak-anak Indonesia dipertaruhkan. Diakses dari https://www.jawaban.com/read/article/id/2017/07/24/91/170724142549/ angka_perceraian_indonesia_tertinggi_di_asia_pasifikmasa_depan_anak-anak_indonesia_dipertaruhkan
  4. Badan Pusat Statistik [BPS] Kota Banda Aceh. (2017). Kota Banda Aceh dalam angka 2017. Aceh: BPS Kota Banda Aceh
  5. _______________________________________. (2017). Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010. Diakses dari http://www.bps.kotabandaaceh.go.id/
  6. Badan Pusat Statistik [BPS] Provinsi Aceh. (2017). Provinsi Aceh dalam angka 2017. Aceh: BPS Provinsi Aceh
  7. Baumeister, R. F., Catanese, K. R., Vohs, K. D. (2001). Is there a gender difference in strength of sex drive? Theoretical viewa, conceptual distinctions, and a review of relevant evidence. Personality and social psychology review, 5 (3), 242-273
  8. Carroll, J. S., Badger, S., Willoughby, B. J., Nelson, L. J., Madsen, S. D., & Barry, C. M. (2009). Ready or not?: Criteria for marriage among emerging adults. Journal of adolescent research, 24(349). Doi: 110.1177/0743558409334253
  9. Carroll, J. S., Willoughby, B., Badger, S., Nelson, L. J., Barry, C. McN., & Madsen, S. D. (2007). So close, yet so far away: The impact of varying marital horizons on emerging adulthood. Journal of adolescent research, 22(3), 219-247. Doi: 10.1177/0743558407299697
  10. Ghalili, Z., Etemadi, O., Ahmadi, S. A., Fatehizadeh, M., & Abedi, M. R. (2012). Marriage readiness criteria among young adults of Isfahan: A qualitative study. Interdisciplinary journal of contemporary research in business, 4(4)
  11. Holman, T. B., & Lie, B. B. (1997). Premarital factors influencing perceived readiness for marriage. Journal of family issues, 18(124). Doi: 110.1177/019251397018002002
  12. Hurlock, E. B. (2002). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
  13. Jahodová, M. (2015). Postoje k manželství u vynořujících se dospělych. Chezh: Brno
  14. Krisnatuti, D., & Oktaviani, V. (2010). Persepsi dan Kesiapan Menikah pada Mahasiswa. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konseling, 4(1), 30-36. ISSN:11907-6037
  15. Larson, H., & Lamont, C. (2005). The relationship of childhood sexual abuse to the marital attitudes and readiness for marriage of single young adult women. Journal of family issues, 26, 415-432
  16. Sari, F., & Sunarti, E. (2013). Kesiapan menikah pada dewasa muda dan penaruhnya terhadap usia menikah. Jurnal ilmu keluarga dan konseling, 6(3), 143-153. ISSN: 1907-6037
  17. Sari, Y., Khasanah, A. N., & Sartika, S. (2016). Studi mengenai kesiapan menikah pada muslim dewasa muda. Prosiding SNaPP2016 Kesehatan. ISSN: 2477-2364. eISSN: 2477-2356
  18. Sirin, K. (2016). Perkawiana Mazhab Indonesia: Pergulatan antara negara, agama dan perempuan. Deepublish: Yogyakarta
  19. Tsania, N., Sunarti, E., & Krisnatuti, D. (2015). Karakteristik keluarga, kesiapan menikah istri, dan perkembangan anak usia 3-5 tahun. Jurnal ilmiah keluarga dan konseling, 8(1), 28-37. ISSN: 1907-6037
  20. Zakiah, A. (2012). Hubungan antara komponn komitmen dari cinta dengan kesiapan menikah pada dewasa muda. (Skripsi). Universitas Indonesia: Fakultas Psikologi Program Studi Sarjana Reguler

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.