skip to main content

ARTI MEMELIHARA TRADISI PADA SUKU SAMIN INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 26 Mar 2019; Published: 26 Mar 2019.

Citation Format:
Abstract

Suku Samin adalah sekelompok orang yang mengikuti ajaran Samin Surosentiko yang muncul pada masa kolonial Belanda. Masyarakat samin sebagai salah satu kelompok etnik yang ada di Indonesia tentu memiliki nilai-nilai budaya yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Modernisasi dalam lingkup masyarakat tradisional akan menimbulkan implikasi terhadap masyarakat tersebut. Penelitian ini bertujuan memahami makna modernisasi bagi Ketua Adat suku Samin yang berada di daerah Tanduran dan untuk mengkonfirmasi bagaimana kebijakan yang diterima oleh sebagian penganut ajaran. Dalam penelitian ini, perkembangan jaman didefinisikan sebagai adanya kemajuan dalam kehidupan yaitu adanya teknologi dan kebijakan pemerintah. Pemilihan partisipan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria, yakni penduduk asli desa Tanduran dan sebagai kepala suku Samin. Metode penelitian menggunakan penelitian fenomenologis dengan menggunakan wawancara semi terstruktur sebagai metode pengumpulan data. Interpretative phenomenological analysis digunakan sebagai metode analisis data. Penelitian ini dapat menjadikan pengingat perlunya altruisme dan kerukunan dalam kehidupan dimana saat ini sebagai penganut ajaran yang ada di suku Samin sudah semakin pudar, mereka tetap dapat menjaga sikap altruisme dan kerukunan pada siapa saja. Keunikan pada penelitian ini adalah menunjukkan bahwa penganut ajaran di suku Samin memiliki integritas yang kuat dalam altruisme dan menyampingkan tradisi demi terciptanya kerukunan dengan masyarakat lain maupun pemerintah, dimana penganut ajaran sudah mulai menjadi masyarakat modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga tema induk, yaitu (1) pengutamaan kerukunan dalam berinteraksi, (2) pemeliharaan ajaran adat, (3) pemberian bantuan tanpa membedakan. 

Fulltext View|Download
Keywords: tradisi; suku samin

Article Metrics:

  1. Ahmadi, H.A (2007). Psikologi sosial. Jakarta: Rineka Cipta
  2. Alamsyah. (2015). Eksistensi dan nilai-nilai kearifan komunitas Samin di Kudus dan Pati. Jurnal Humanika, 21(1), 63-74
  3. Ba’asyin, A.S., & Muhammad, A.B. (2014). Samin: mistisisme petani di tengah pergolakan. Semarang: Gigih Pustaka Media
  4. Darmastuti, R. Gerakan sosial tanpa kekerasan (gerakan sosial masyarakat Samin terhadap rencana pembangunan pabrik semen di Sukolilo, Pati). Jurnal Humaniora Yayasan Bina Darma, 2(3), 189-204
  5. Fitriyah, A., & Farihah, I. (2016). Partisipasi komunitas Samin dalam guyub rukun: merajut harmoni kelompok agama di desa Karangrowo Undaan Kudus. Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan, 4(1), 50-63
  6. Herdiansyah, H. (2012). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta Selatan: Salemba Humanika
  7. Huda, K., & Anjar, M.W. (2013). Interaksi sosial suku Samin dengan masyarakat sekitar. Jurnal Agastya, 3(1), 127-148
  8. Kahija, Y.F.L. (2017). Penelitian fenomenologis jalan memahami pengalaman hidup. Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius
  9. Lestari, G. (2015). Bhinneka Tunggal Ika:Khasanah multikultural Indonesia di tengah kehidupan SARA. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraa, 1, 31-37
  10. Lestari, I.P. (2013). Interaksi sosial komunitas Samin dengan masyarakat sekitar. Jurnal Komunitas, 5(1), 74-86
  11. Lestari, P. (2008). Analisis perubahan sosial pada suku Samin (studi kasus di Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, Blora). Dimensia, 2(2), 20-31
  12. Manijo. (2016). Dinamika Sedulur Sikep Kaliyoso:Geneologi Gerakan Dan Diskursus Pendidikan Agama. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 11(1), 51-68
  13. Matsumoto, D. (2008). Pengantar psikologi lintas budaya. Yogyakarta: Pustaka Belajar
  14. Mumfangati, dkk (2004). Kearifan lokal di lingkungan suku Samin, kabupaten Blora, provinsi Jawa Tengah. Yogyakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata
  15. Myres, D.G. (2012). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  16. Nasution, R.D. (2017). Pengaruh perkembangan teknologi informasi komunikasi terhadap eksistensi budaya lokal. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik, 21(1), 30-42
  17. Pinasti, V.I.R.,dkk. (2015). Kajian Historisitas dan Normativitas Suku Samin di Blora dalam Perspektif Pendidikan Karakter. Laporan Penelitian Fundamental: Universitas Negeri Yogyakarta
  18. Poesponegoro, M.D. (2008). Sejarah nasional Indonesia: nusantara di abad ke-18 dan ke-19. Jakarta: Balai Pustaka
  19. Rachmawati, Y., Pai, Y. F., & Hui-Hua, C. (2014). The necessity of multicultural education in Indonesia. International Journal of Education and Research, 10(2), 317-328
  20. Rosidin. (2016). Role of local wisdom in preserving the religious harmony of Samin community in Blimbing Blora. International Jornal of latest Research in Science and Technology, 5(2), 25-30
  21. Rosyid, M. (2010). Kodifikasi ajaran suku Samin. Yogyakarta: Kepel Press
  22. Sarwono, S.W. (2015). Psikologi lintas budaya. Jakarta: Rajawali Pers
  23. Setiono, A. (2011). Ensiklopedi Blora-alam, budaya, dan manusia Buku 10. Blora: The Herintage Society dan Blora Pride Foudation
  24. Setyaningrum, D., Astuti, T.M.P., & Yasir, M. (2017). Pergeseran nilai masyarakat Samin (Sedulur Sikep) dukuh Bombong. Journal of Education Social, 6(1), 29-36
  25. Shiraev, E.B., dan David A.L. (2012). Psikologi lintas kultural. Jakarta: Kencana
  26. Smith, A.J.(2009). Psikologi kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  27. Suneki, S. (2012). Dampak globalisasi terhadap eksistensi budaya daerah. Jurnal Ilmiah CIVIS, 1(2), 307-321
  28. Suprihatini, T. (2014). Penerimaan suku Samin terhadap program pembangunan di Desa Baturejo, Kec. Sukolilo, Kab. Pati Jawa Tengah 2013. Jurnal Ilmu Sosial, 13(2), 77-85
  29. Wibowo,A., Rohmad, Z., Padmaningrum, D., & Utami, B.W. (2012). Strategi komunikasi masyarakat Samin dalam membangun ketahanan pangan lokal. Jurnal Ilmu Komunikasi, 10(3), 262-271
  30. Widiastuti. (2013). Analisis SWOT keragaman budaya Indonesia. Jurnal Ilmiah, 1(1), 8-14
  31. Widodo, S. (2009). Proses transformasi pertanian dan perubahan sosial pada suku Samin di Bojonegoro. Jurnal Embryo, 6(1), 57-66
  32. Wirawan. (2010). Konflik dan manajemen konflik: teori, aplikasi, dan penelitian. Jakarta: Salemba Humanika
  33. Yahya, I. (2009). Identitas dan kearifan lokal “Islam Samin” di era global. Millah, 8(2), 209-223

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.