skip to main content

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME DI SEMARANG

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 1 Feb 2017.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial suami dengan penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak down syndrome. Pada ibu dengan anak down syndrome, adanya bentuk perilaku ibu yang menarik diri dari interaksi sosial, menyalahkan diri atas setiap peristiwa yang dialami dan menunjukan pelampiasan emosi negatif terhadap anak akan sangat berpengaruh pada proses perawatan anaknya, untuk itu dukungan sosial suami yang diberikan kepada ibu sangatlah penting dalam meningkatkan penerimaan diri pada ibu. Subjek penelitian ini adalah 51 ibu dengan anak down syndrome di beberapa SLB di Semarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Instrument penelitian terdiri dari dua skala yaitu Skala Penerimaan Diri Ibu (21 aitem ; α = 0,825 ; rix = 0,25 ) dan Skala Dukungan Sosial Suami (31 aitem α sebesar 0,933 dengan rix = 0,30). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial suami dengan penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak down syndrome (r = 0,704), dimana dukungan sosial suami memberikan sumbangan sebesar 49,5%.
Fulltext View|Download
Keywords: penerimaan diri; dukungan sosial; down syndrome

Article Metrics:

  1. Bernard, E. (2013). The strengh of self-acceptance theory practice and research. Diakses dari http://www.springer.com/psychology/book/978-1-4614-6805-9
  2. Cantwell, J. Muldoon, O. T & Gallagher,S. (2014). Social support and mastery influence the association between stress and poor physical health in parents caring for children with developmental disabilities. Research in Developmental Disabilities, 35, 2215–2223. Hansen, A. Kaale, A & Ulvund, S. (2013). Inter-rater reliability of parent and preschool teacher ratings of language in children with autism. Research in Autism Spectrum Disorders, 7, 1391–1396
  3. Hjelle, L. A & Zeigler, D.J. (1992). Personality theories: Basic assumptions, research and
  4. application. Tokyo : MC Graw Hill
  5. Hurlock, E. B. (1974). Personality development. New Delhi: Mc Graw-Hill
  6. Miodrag, N. (2009). Psychological well-being in parents of childrent with autism and down syndrome. Canada: McGill University
  7. Mujaddid, MMR. (2014). Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI: Penyandang
  8. disabilitas pada anak. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
  9. Triana, N. Y & Andryani, M. (2010). Stres dan koping keluarga dengan anak tunagrahita di SLBC dan SLB C1 Widya Bhakti Semarang. e-journal, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
  10. Pierce, G. R., Sarason, B. R., & Sarason, I. G. (1996). Handbook of social support and the family. New York: Plenum Press
  11. Suryabrata, S. (2013). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  12. Walgito, B. (2003). Psikologi sosial (suatu pengantar).Yogyakarta : ANDI
  13. Wijayanti, D.(2015). Subjective well-being dan penerimaan diri ibu yang memiliki anak down syndrome. e-journal psikologi unmul, 4(1)
  14. Zeisler, L. (2011). Assosiation between stress an decisional procastinations of children with down syndrome during their developmental transitions. New York : Seton Hall University

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.