skip to main content

PENGALAMAN IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 1 Feb 2017.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman ibu yang memiliki anak down syndrome. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak down syndrome, berdomisili di kota Klaten, dan berusia dewasa awal hingga dewasa madya. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang ibu. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dalam pengambilan data. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Prosedur IPA bertitik fokus pada pengalaman subjek melalui kehidupan pribadinya. Eksplorasi yang dilakukan pada subjek akan memunculkan makna dalam peristiwa unik oleh subjek. Hasil penelitian ini adalah ketiga subjek dapat menerima dan merawat anak dengan baik karena dorongan dari dalam diri. Selain itu, faktor dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan juga memengaruhi dalam proses menerima dan mengasuh anak dengan baik. Dukungan sosial yang didapatkan juga menekan stres ketika memiliki anak down syndrome. Hal tersebut menjadikan ketiga subjek terdorong untuk memberikan yang terbaik dengan tujuan melatih mandiri anak melalui terapi dan pendidikan yang tepat. Penerimaan diri dipengaruhi oleh faktor dukungan sosial yaitu keluarga dan lingkungan. Hal tersebut mendorong subjek untuk memahami keadaan anak dan mengasuh anak dengan penanganan yang tepat.
Fulltext View|Download
Keywords: pengalaman ibu; anak; down syndrome

Article Metrics:

  1. Anggraini, R. R. (2013). Persepsi orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus. Jurnal PLB FIP UNP, 1(1). Diunduh dari http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article/viewFile/951/807
  2. Ghoniyah, Z., & Savira, S.I. (2015). Gambaran psychological well being pada perempuan yang memiliki anak down syndrome. Jurnal Psikologi UNESA, 3(1). Diunduh dari https://www.google.com/search?q=Gambaran+psychological+well+bein+pada+%09perempuan+yang+memiliki+anak+down+syndrome.&ie=utf8oe=utf8&client=firefox-b
  3. Gousmett, S. L. (2006). Families of children with developmental disabilities: family environment, social support and sibling well-being. Thesis. Psychology University of Canterbury Upper Riccarton
  4. Gunarhadi. (2008). Penanganan anak down syndrome dalam lingkungan keluarga dan sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
  5. Herdiansyah, H.(2010). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humandika
  6. Ibrahim, M., & Nur, M. (2002). Pembelajaran berdasarkan masalah. Surabaya: UNESA University Press
  7. Karina, D.P. (2012). Pengasuhan ibu yang memiliki anak down syndrome. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 1(2). Diunduh dari http://journal.unair.ac.id/filerPDF/abstrak_449553_tpjua.pdf
  8. Kartono, K. (2007). Psikologi wanita mengenal wanita sebagai ibu dan nenek. Bandung: CV mandar maju
  9. Kemis., & Rosnawati, A. (2013). Pendidikan anak berkebutuhan khusus Tunagrahita. Jakarta: Luxima Metro Media
  10. Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga: Penanaman nilai dan penanganan konflik dalam keluarga. Jakarta: Kencana
  11. Mangunsong, F. (2009). Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Jakarta: LPSP3 UI
  12. Mangunsong, F. (2011). Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Jakarta: LPSP3 UI
  13. Putri, D.P.K., & Lestari, S. (2015). Pembagian peran dalam rumah tangga pada pasangan suami istri jawa. Jurnal Penelitian Humaniora, 16(1). Diunduh dari https://www.google.com/search?q=Pembagian+peran+dalam+rumah+tangga+pada+%09pasangan+suami+istri+jawa&ie=utf8&oe=utf8&client=firefox-b
  14. Roy, R. (2011). Social support, health, and illness. Toronto: University of Toronto Press
  15. Santrock, J. W. (2007). Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga
  16. Safaria, T. (2005). Autisme: Pemahaman baru untuk hidup bermakna bagi orangtua. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
  17. Santoso, H. (2012). Cara memahami dan mendidik anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Gosyen Publishing
  18. Sarafino, E.P. (2006). Health psychology: Biopsychosocial interaction. New York: John Wiley & Sons
  19. Somantri, S. (2007). Psikologi anak luar biasa. Bandung: Refika Aditama
  20. Smith, A. J. (2009). Psikologi kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  21. Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Yogyakarta: Alfabeta
  22. Suri, D.P., & Daulay, W. (2012). Mekanisme koping pada orang tua yang memiliki anak down syndrome di sdlb negeri 107708 lubuk pakam kabupaten deli serdang. Jurnal USU, 1(1). Diunduh dari http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jkh/article/view/57/0
  23. Triana, N. Y.,& Andryani, M.(2010). Stres dan koping keluarga dengan anak tunagrahita di SLB C dan SLB C1 Widya Bhakti Semarang. E-journal Fakultas Kedokteran. Semarang: Universitas Diponegoro
  24. Wijayanti, D. (2015). Subjective well-being daan penerimaan diri ibu yang memiliki anak down syndrome. Jurnal psikologi UNMUL, 4(1), 120-130. Diunduh dari http://ejournal.psikologi.fisipunmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2015/12/ejounal%20dian%20wijayanti%20(12-08-15-06- 26-24).pdf
  25. Wiryadi, S.S. (2014). Pola asuh orang tua dalam upaya pembentukan kemandirian anak down syndrome x kelas d1/c1 di slb negeri 2 padan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus FIP UNP, 3(3). Diunduh dari http://ejornal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/aticle/viewFile/3911/3145
  26. Zeisler, L. (2011). Assosiation between stress an decisional procastinations of children with down syndrome during their developmental transitions. South Orange: Seton Hall University

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.