skip to main content

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT ANGKASA PURA I (PERSERO) KANTOR CABANG SEMARANG

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 16 Jan 2017.

Citation Format:
Abstract
Organisasi dengan iklim organisasi yang positif dapat meningkatkan motivasi, keterlibatan dan produktivitas karyawan, serta kepuasan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan keterikatan kerja dalam diri karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi dan keterikatan kerja pada karyawan PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Semarang. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 109 orang karyawan tetap PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Semarang, serta sampel penelitian berjumlah 65 karyawan. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Keterikatan Kerja (29 aitem, α = 0,921) dan Skala Iklim Organisasi (31 aitem, α = 0,915). Analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara iklim organisasi dan keterikatan kerja (r = 0,786; p < 0,001), yang berarti bahwa semakin positif iklim organisasi maka semakin tinggi keterikatan kerja karyawan, dan sebaliknya, semakin negatif iklim organisasi maka semakin rendah keterikatan kerja karyawan. Iklim organisasi memberikan sumbangan efektif sebesar 61,8% pada keterikatan kerja. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsistensi variabel keterikatan kerja sebesar 61,8% dapat diprediksi oleh iklim organisasi, sisanya 38,2% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini.
Fulltext View|Download
Keywords: keterikatan kerja; iklim organisasi; karyawan

Article Metrics:

  1. Aryansah, I.& Erika, S. K. (2013). Iklim organisasi dan kualitas kehidupan karyawan. Jurnal Psikologi, 8 (1), 75-86
  2. Bakker, A. B (2009). Building engagement in the workplace. In R.J. Burke & C.L. Cooper (Eds), The Peak of Performing Organization (pp. 50-72). Oxon, UK: Routledge
  3. Bakker, A. B. & Evangelia, D. (2008). Toward a model of work engagement. Career Development International, 13(3), 209-223.doi 10.1108/13620430810870476
  4. Bakker, A. B. (2011). An evidence-based model of work engagement. Assosiation for Psychological Science, 20(4), 265-269.doi: 10.1177/0963721411414534
  5. Bakker, A. B.& Michael, P. L. (2010). Work engagement a handbook of essensial theory and research. New York: Psychology Press
  6. Ganjar, (2015). Pengembangan Bandara Ahmad Yani, Ganjar terima keluahan warga terkait pelayanan di Bandara Ahmad Yani. Jateng,tribunnews.com. http://jateng.tribunnews.com/2015/05/07/ganjar-terima-keluhan-warga-terkait-pelayanan-di-bandara-a-yani. Diakses pada tanggal 28 Juli 2016
  7. Kular, S., Gatenby, M., Rees, C., Soane, E., & Truss, K. (2008). Employee engagement: a literature review. London: Kingston University
  8. Moura, D., Alejandro, O., Gabriela, G. (2014). Role stress and work engagement as antecedents of job satisfaction: results from portugal. Europe's Journal of Psychology,10(2), 291-300. DOI: 10.5964/ejop.v10i2.714
  9. Wirawan. (2007). Budaya dan iklim organisasi. Jakarta: Salemba Empat

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.