skip to main content

PENGALAMAN PROSES COMING OUT TRANSGENDER PADA KELUARGA DAN LINGKUNGAN

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 18 Oct 2015.

Citation Format:
Abstract
Individu transgender tentunya memiliki pengalaman yang berbeda-beda mengenai proses pengakuan dirinya (coming out) pada keluarga dan lingkungan mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengalaman proses coming out terhadap keluarga dan lingkungan yang terjadi pada individu transgender. Coming out adalah proses memberikan pemahaman kepada diri sendiri, kemudian kepada orang lain mengenai perasaan sebagai transgender atau cross-gender. Subjek penelitian ini berjumlah tiga orang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan IPA (Interpretative Phenomenologycal Analysis). Pengambilan data dilakukan dengan proses wawancara. Analisis data dilakukan dengan teknik IPA yang digambarkan sebagai siklus interaktif dan deduktif yang meliputi beberapa proses. Hasil dari penelitian ini mendeskripsikan pengalaman transgender sebagai proses yang penuh konflik sebelum sampai kepada coming out yang disampaikan dalam dua cara, yaitu dalam bentuk verbal (ucapan) maupun non-verbal (transisi). Keberhasilan coming out pun memiliki dampak pada perasaan dan emosi subjek. Pengalaman yang unik setiap individu dilihat dari bagaimana cara subjek melakukan coming out pada lingkungan dan keluarga. Selain menjadi sumbangsih bagi minimnya teori mengenai coming out pada transgender, hasil ini akan berpengaruh pada kejelasan perkembangan identitas transgender di dalam budaya Indonesia.
Fulltext View|Download
Keywords: coming out; transgender; keluarga; lingkungan; interpretative phenomenologycal analysis

Article Metrics:

  1. Bockting & Coleman. (2007). Developmental Model of Transgender Coming-out, by D. Constantinides. (diakses dari www.dmcconsult.net)
  2. Gagne, P., Tewksbury, R. & McGaughey, D. (1997) Coming out and crossing over: Identity formation and proclamation in a transgender community. Gender and Society, 11(4), 478-508
  3. Hartoyo, Adinda, T., Sabarini, P., Said, T. N. & Bayu G. (2014). Sesuai Kata Hati: Kisah perjuangan 7 waria. Jakarta: Rehal Pustaka
  4. Herbst, J. H., Elizabeth D. J., Finlayson, T. J., McKleroy, V. S., Neumann, M. S. & Crepaz N. (2007) Estimating HIV prevalence and risk behaviors of transgender persons in the United States: A systematic review. AIDS and Behavior, 12(1), 1- 17
  5. Kendall, P. C. & Hammen, C. (1998) Abnormal psychology: Understanding human problems. United States: Houghton Mifflin Company
  6. Levitt, H. M. & Ippolito, M. R. (2014). Being transgender: The experience of transgender identity development. Journal of Homosexuality. 61, 1727–1758
  7. Maslim, R. (2013). Diagnosis gangguan jiwa: Rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: PT. Nuh Jaya
  8. Rowland, D. L. & Incrocci, L. (2008). Handbook of Sexual and Gender Identity Disorders. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc
  9. Smith, J. A. Flowers, P. & Larkin, M. (2009). Interpretative phenomenological analysis: Theory, method and research. London: Sage Publication

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.