BibTex Citation Data :
@article{JTP46475, author = {Albert Haloho and Parlindungan Manik and Sarjito Joko Sisworo}, title = {Analisis Teknis dan Ekonomis Papan Laminasi Bambu Apus dan Kayu Johar Sebagai Alternatif Komponen Kapal Kayu}, journal = {Jurnal Teknik Perkapalan}, volume = {12}, number = {3}, year = {2024}, keywords = {Balok Laminasi; Kayu Johar; Bambu Apus; Kuat Tarik; Kuat Tekuk}, abstract = { Material komposit merupakan salah satu material hasil gabungan dari dua atau lebih material yang berbeda hingga menghasilkan material baru dengan sifat yang berbeda. Salah satunya berupa papan laminasi yang dewasa ini digunakan sebagai alternatif penggunaan kayu konvesional pada manufaktur kapal kayu. Penelitian kali ini akan melakukan pengujian papan laminasi kayu Johar dan bambu Apus untuk mengetahui perubahan nilai kuat tarik dan tekuk, serta nilai ekonomis papan laminasi dengan spesifikasi (30% kayu 70% bambu, 40% kayu 60% bambu, 50% kayu 50% bambu, 60% kayu 40% bambu, 70% kayu 30% bambu). Hasil papan laminasi kayu Johar dan bambu Apus memiliki nilai berat jenis 0,71-0,89 gr/cm3, kadar air 13,18 – 14,95 %, kuat tarik sebesar 152,1 – 177,7 MPa meningkat hingga 57,92% dari RAW kayu Johar, serta nilai kuat tekuk sebesar 156,2 – 199,0 MPa meningkat hingga 59,97% dari RAW kayu Johar. Manufaktur lambung kapal yang menggunakan papan laminasi mengalami persentase peningkatan biaya paling minimum sebesar 7,54% dengan harga Rp301.753.488 pada variasi 70% kayu 30% bambu dibandingkan dengan kayu Johar dengan harga Rp280.578.000. Berdasarkan standar BKI maka laminasi kayu Johar dan bambu Apus dikategorikan kelas kuat I dan dapat digunakan sebagai alternatif material komponen kapal. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article/view/46475} }
Refworks Citation Data :
Material komposit merupakan salah satu material hasil gabungan dari dua atau lebih material yang berbeda hingga menghasilkan material baru dengan sifat yang berbeda. Salah satunya berupa papan laminasi yang dewasa ini digunakan sebagai alternatif penggunaan kayu konvesional pada manufaktur kapal kayu. Penelitian kali ini akan melakukan pengujian papan laminasi kayu Johar dan bambu Apus untuk mengetahui perubahan nilai kuat tarik dan tekuk, serta nilai ekonomis papan laminasi dengan spesifikasi (30% kayu 70% bambu, 40% kayu 60% bambu, 50% kayu 50% bambu, 60% kayu 40% bambu, 70% kayu 30% bambu). Hasil papan laminasi kayu Johar dan bambu Apus memiliki nilai berat jenis 0,71-0,89 gr/cm3, kadar air 13,18 – 14,95 %, kuat tarik sebesar 152,1 – 177,7 MPa meningkat hingga 57,92% dari RAW kayu Johar, serta nilai kuat tekuk sebesar 156,2 – 199,0 MPa meningkat hingga 59,97% dari RAW kayu Johar. Manufaktur lambung kapal yang menggunakan papan laminasi mengalami persentase peningkatan biaya paling minimum sebesar 7,54% dengan harga Rp301.753.488 pada variasi 70% kayu 30% bambu dibandingkan dengan kayu Johar dengan harga Rp280.578.000. Berdasarkan standar BKI maka laminasi kayu Johar dan bambu Apus dikategorikan kelas kuat I dan dapat digunakan sebagai alternatif material komponen kapal.
Last update:
Jurnal Teknik Perkapalan oleh http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval disebarluaskan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License