BibTex Citation Data :
@article{dmj20699, author = {Putri Sulistyaningnagari and Etisa Murbawani and Deny Fitranti}, title = {HUBUNGAN LINGKAR PINGGANG DAN POLA MAKAN DENGAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA DEWASA OVERWEIGTH USIA 20-25 TAHUN}, journal = {Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal)}, volume = {7}, number = {2}, year = {2018}, keywords = {Lingkar pinggang, pola makan, kadar asam urat serum.}, abstract = { Latar Belakang Hiperurisemia didefinisikan sebagai kadar asam urat serum yang melebihi 60mg/l. Angka prevalensi hiperurisemia di Indonesia mencapai 18%. Prevalensi hiperurisemia ditemukan lebih banyak pada subjek dengan indeks massa tubuh (IMT) tinggi. Faktor yang dapat mempengaruhi kadar asam urat serum di antaranya lingkar pinggang dan pola makan. Tujuan Mengidentifikasi hubungan lingkar pinggang dan pola makan dengan kadar asam urat serum pada dewasa overweight usia 20-29 tahun. Metode Penelitian observasional dengan rancangan belah lintang dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (n=62). Pengukuran lingkar pinggang dilakukan menggunakan pita ukur, dan data pola makan dikumpulkan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) semi-kuantitatif. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji korelasi Pearson dan Spearman . Hasil Pada penelitian didapatkan korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan sedang antara lingkar pinggang dan kadar asam urat serum (r=0,484; p =0,001). Korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan lemah didapatkan antara asupan gizi karbohidrat dengan kadar asam urat serum (r=0,353; p =0,005). Asupan gizi protein dan lemak tidak menunjukkan korelasi yang bermakna dengan kadar asam urat serum ( p =0,104 dan p =0,537). Kesimpulan Terdapat korelasi signifikan lingkar pinggang dan asupan gizi karbohidrat dengan kadar asam urat serum . }, issn = {2540-8844}, pages = {538--550} doi = {10.14710/dmj.v7i2.20699}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/20699} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang Hiperurisemia didefinisikan sebagai kadar asam urat serum yang melebihi 60mg/l. Angka prevalensi hiperurisemia di Indonesia mencapai 18%. Prevalensi hiperurisemia ditemukan lebih banyak pada subjek dengan indeks massa tubuh (IMT) tinggi. Faktor yang dapat mempengaruhi kadar asam urat serum di antaranya lingkar pinggang dan pola makan.
Tujuan Mengidentifikasi hubungan lingkar pinggang dan pola makan dengan kadar asam urat serum pada dewasa overweight usia 20-29 tahun.
Metode Penelitian observasional dengan rancangan belah lintang dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (n=62). Pengukuran lingkar pinggang dilakukan menggunakan pita ukur, dan data pola makan dikumpulkan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) semi-kuantitatif. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji korelasi Pearson dan Spearman.
Hasil Pada penelitian didapatkan korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan sedang antara lingkar pinggang dan kadar asam urat serum (r=0,484; p=0,001). Korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan lemah didapatkan antara asupan gizi karbohidrat dengan kadar asam urat serum (r=0,353; p=0,005). Asupan gizi protein dan lemak tidak menunjukkan korelasi yang bermakna dengan kadar asam urat serum (p=0,104 dan p=0,537).
Kesimpulan Terdapat korelasi signifikan lingkar pinggang dan asupan gizi karbohidrat dengan kadar asam urat serum.
Article Metrics:
Last update:
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) by http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/ is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.