BibTex Citation Data :
@article{dmj19373, author = {Herna Armatussolikha and Dwi Pudjonarko}, title = {PENGARUH RANITIDIN TERHADAP DEGENERASI AKSON AKIBAT NEUROPATI NERVUS OPTIK (STUDI PADA TIKUS WISTAR DENGAN INTOKSIKASI METANOL AKUT)}, journal = {Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal)}, volume = {7}, number = {1}, year = {2018}, keywords = {Metanol, Ranitidin, Tikus Wistar, Nervus Optik, Degenerasi Akson}, abstract = { Latar Belakang: Kejadian keracunan minuman keras (Miras) oplosan di Indonesia menunjukkan angka yang cukup tinggi. Salah satu zat yang sering digunakan dalam minuman oplosan tersebut adalah metanol. Metanol sebenarnya tidak bersifat toksik, namun hasil metabolisme metanol bersifat toksik bagi tubuh. Salah satu dampak dari toksisitas metanol adalah masalah pada nervus optik yang dapat berakhir dengan kebutaan. Salah satu cara untuk menangani efek toksisitas metanol tersebut adalah dengan menggunakan ranitidin sebagai antidotum. Namun, pengaruh pemberian ranitidin terhadap derajat degenerasi akson nervus optik pada tikus wistar yang diintoksikasi metanol akut masih belum dilakukan penelitian lebih lanjut. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ranitidin terhadap degenerasi akson akibat neuropati nervus optik pada tikus Wistar dengan intoksikasi metanol akut. Metode: Penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian post test only group design . Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) kelompok yang terdiri atas: kelompok perlakuan, kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif. Untuk analisis data digunakan uji Saphiro-wilk, Levene’s test,One Way Anova dan Post Hoc Benforroni. Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok yang diintoksikasi dengan metanol saja (kelompok kontrol positif) dengan kelompok yang diintoksikasi dengan metanol yang kemudian diberikan ranitidine (kelompok perlakuan) setelah 30 menit ( p = 0.298) dan terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif yang tidak diberi metanol maupun ranitidin dengan kelompok kontrol positif ( p = 0.001). Kesimpulan: Ranitidin dosis 30 mg/kgbb yang diberikan 30 menit setelah intoksikasi metanol akut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kejadian degenerasi akson akibat neuropati nervus optik pada tikus wistar yang diintoksikasi metanol akut. }, issn = {2540-8844}, pages = {240--251} doi = {10.14710/dmj.v7i1.19373}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/19373} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang: Kejadian keracunan minuman keras (Miras) oplosan di Indonesia menunjukkan angka yang cukup tinggi. Salah satu zat yang sering digunakan dalam minuman oplosan tersebut adalah metanol. Metanol sebenarnya tidak bersifat toksik, namun hasil metabolisme metanol bersifat toksik bagi tubuh. Salah satu dampak dari toksisitas metanol adalah masalah pada nervus optik yang dapat berakhir dengan kebutaan. Salah satu cara untuk menangani efek toksisitas metanol tersebut adalah dengan menggunakan ranitidin sebagai antidotum. Namun, pengaruh pemberian ranitidin terhadap derajat degenerasi akson nervus optik pada tikus wistar yang diintoksikasi metanol akut masih belum dilakukan penelitian lebih lanjut.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ranitidin terhadap degenerasi akson akibat neuropati nervus optik pada tikus Wistar dengan intoksikasi metanol akut.
Metode: Penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian post test only group design. Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) kelompok yang terdiri atas: kelompok perlakuan, kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif. Untuk analisis data digunakan uji Saphiro-wilk, Levene’s test,One Way Anova dan Post Hoc Benforroni.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok yang diintoksikasi dengan metanol saja (kelompok kontrol positif) dengan kelompok yang diintoksikasi dengan metanol yang kemudian diberikan ranitidine (kelompok perlakuan) setelah 30 menit (p = 0.298) dan terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif yang tidak diberi metanol maupun ranitidin dengan kelompok kontrol positif (p= 0.001).
Kesimpulan: Ranitidin dosis 30 mg/kgbb yang diberikan 30 menit setelah intoksikasi metanol akut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kejadian degenerasi akson akibat neuropati nervus optik pada tikus wistar yang diintoksikasi metanol akut.
Article Metrics:
Last update:
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) by http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/ is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.