skip to main content

HUBUNGAN KELIMPAHAN BULU BABI (SEA URCHIN) DENGAN BAHAN ORGANIK SUBSTRAT DASAR PERAIRAN DI PANTAI KRAKAL, YOGYAKARTA

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 29 Aug 2015.

Citation Format:
Abstract

Bulu babi (Sea urchin) dapat ditemui mulai dari daerah intertidal sampai ke kedalaman 10 m. Bulu babi umumnya menghuni ekosistem terumbu karang dan padang lamun, biasanya  hidup  mengelompok  tergantung dari  jenis habitatnya. Bulu babi memiliki peranan penting terhadap ekologi suatu perairan dan rantai makanan. Di dalam rantai makanan, bulu babi memiliki kedudukan sebagai herbivora, omnivora, ataupun sebagai pemakan detritus sehingga sampah-sampah organisme tak akan hilang begitu saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kandungan bahan organik terhadap kelimpahan Bulu Babi di Pantai Krakal, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2014 di Pantai Krakal, Yogyakarta dan analisa kandungan bahan organik di laksanakan di Laboratorium Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Metode pengambilan data kelimpahan Bulu Babi menggunakan metode kuadran transek berukuran 1 x 1 meter dan metode analisa kandungan bahan organik menggunakan metode gravimetri. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu kandungan bahan organik di perairan Pantai Krakal stasiun 1 berkisar antara 4,09 – 4,71%, pada stasiun 2 berkisar antara 3,65 – 3,98% dan pada stasiun 3 berkisar antara 5,04 – 5,60%. Pada Pantai Krakal di temukan 3 jenis bulu babi yaitu Stomopneustus sp, Echinometra sp, Echinometra mathaei. Kelimpahan individu bulu babi stasiun 1 pengulangan 1 sebanyak 148/150 m2 dan pengulangan 2 sebanyak 157/150 m2, stasiun 2 pengulangan 1 sebanyak 161/150 m2 dan pengulangan 2 sebanyak 172/150 m2 dan stasiun 3 pengulangan 1 sebanyak 174/150 m2 dan pengulangan 2 sebanyak 190/150 m2. Berdasarkan uji regresi dapat dikatakan hubungan yang cukup lemah antara substrat dasar perairan dengan kelimpahan bulu babi meskipun masing-masing berkecenderungan meningkat.

 

Sea urchin can be easily found in intertidal area to the depth of 10 m. Groups of sea urchins usually inhibits coral reefs and seagrass bedsbased on their habitat. Sea urchin is essential in water ecology and food chain. In the food chain, sea urchin has the role as herbivore, omnivore, or detritus consumer to process the organism waste. The study was aimed to determine the correlation of organic materials of water-base substrate to the abundance of sea urchin in Krakal Beach, Yogyakarta.  The research was performed in October-November 2014 in Krakal Beach, Yogyakarta and the organic matter analysis was conducted in the Laboratory of Environmental Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University. The sampling method on sea urchin abundance was transect quadrant of 1 x 1 meter with 50 m length and organic matter analysis was gravimetric analysis method. The result obtained from the study is that the organic substance of Krakal Beach ranges between 4,09 – 4,71%in station 1, 3,65 – 3,98%in station 2, and 5,04 – 5,60% in station 3. There are 3 species of sea urchin in Krakal Beach namedStomopneustus sp, Echinometra sp, Echinometra mathaei. The abundance of sea urchin is 148/150 m2 and 157/150 m2in station 1, 161/150 m2 and 172/150 m2in station 2 and 174/150 m2 and 90/150 m2in station 3. Based on the regression test, it can be said that the water-base substrate and the abundance of sea urchin although each tended to rise.

Fulltext View|Download
Keywords: Kelimpahan; Bulu Babi; Bahan Organik; Pantai Krakal

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.