skip to main content

ANALISIS UKURAN DIMENSI PARUH Photololigo duvaucelli d’Orbigny 1835 DAN Photololigo chinensis Gray 1849 TERHADAP PANJANG MANTEL DAN BOBOT TUBUH (CEPHALOPODA: LOLIGINIDAE)

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 29 Aug 2014.

Citation Format:
Abstract

Paruh Cephalopoda terus tumbuh sepanjang hidupnya. Paruh ini terbuat dari kitin dan terletak didalam buccal mas. Paruh Cephalopoda yang berbentuk seperti paruh burung Beo ini tumbuh secara horizontal, vertikal dan diagonal. Oleh karena itu, pertumbuhan salah satu dimensi akan mempengaruhi ukuran dan bentuk dimensi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik deskriptif dan karakteristik pertumbuhan paruh P. duvaucelli dan P. chinensis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 hingga Februari 2013 di TPI sekitar Semarang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mengekstrak paruh dari dalam mulut Cephalopoda kemudian 7 variabel dari kedua spesies diukur yaitu hood length, rostral length, crest length, wing length, jaw angle distance, baseline lateral dan wall amplitude. Data pengukuran morfometri kemudian diolah menggunakan analisis regresi untuk mengetahui tipe pertumbuhan. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa paruh atas dan paruh bawah P. duvaucelli memiliki tipe pertumbuhan alometrik negatif terhadap panjang mantel dan bobot tubuh. Paruh bawah P. chinensis menunjukkan tipe pertumbuhan isometrik pada tudung paruh bawah, sayap paruh bawah dan diagonal paruh bawah terhadap panjang mantel. Selain itu, perbandingan antar variabel yang sama pada paruh bawah dan paruh atas memperlihatkan bahwa tudung paruh bawah sangat berperan penting bagi P. duvaucelli untuk bekerja lebih dominan dalam merobek jaringan, karena tumbuh isometrik terhadap rostrum paruh bawah dan sayap paruh bawah. Semakin panjang tudung, bentuknya akan semakin melengkung seperti kurvatur dan tajam. Pada P. chinensis, terlihat pertumbuhan yang isometrik antara rostrum paruh bawah, sayap paruh bawah serta diagonal paruh bawah. Fakta ini mengindikasikan bahwa P. chinensis membutuhkan kecepatan pertumbuhan yang sama pada diagonal paruh untuk tumbuh secara horizontal dan sayap paruh bawah untuk tumbuh secara vertikal di dalam buccal mass untuk mencegahnya mudah terlepas ketika menggigit/mengoyak. Kedua spesies menunjukkan bahwa semua variabel yang diukur pada paruh bekerja secara koordinatif untuk memotong dan mengoyak daging mangsa menjadi bagian yang lebih kecil sebelum ditelan.

 

The beak of Cephalopod grows continously throughout its life. Beaks are made of chitin and situated in muscular tissue called buccal mass. Parrot-shaped beaks grow horizontally, vertically and diagonally. Therefore, growth from one dimension will affect the others in shape and size. This study aimed at describing growth characteristics of the beaks of P. duvaucelli and P. chinensis. This study was conducted from November 2012 to February 2013 on specimens collected from local fishing ports around Semarang, by extracting beaks from the buccal mass and 7 variables from both species were measured i.e,  hood length, rostral length, wing length, crest length, jaw angle distance, baseline length and lateral wall amplitude. Measured data was further processed using regression analysis to determine the type of allometric growth. Regression results showed that lower and upper beaks of both P. duvaucelli and P. chinensis were of negative allometry to its mantle length and body weight. Lower beaks of P. chinensis showed isometric growth of lower hoods, lower wings and lower crest, as well as towards mantle length. In addition, comparison between the same variables on lower and upper beaks showed that lower hoods play an important role for P. duvaucelli to be a dominated organ for tearing tissue, because it grows isometrically to lower wings and lower crests length. The longer the beak hood, the more curved and sharper it is. P. chinensis showed isometric growth in the lower rostrum, lower wings and lower crests towards mantle length. These facts may indicate that P. chinensis needs the same growth speed between crest length to grow horizontally and lower wings length to grow vertically in the buccal mass to avoid being removed whilst biting/tearing. Both species show that all measured variables of the beak work coordinatively to cut and tear prey tissue into small pieces before being swallowed. 

Fulltext View|Download
Keywords: Paruh cumi-cumi; P. duvaucelli; P. chinensis; Alometri

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.