slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
Analisa Kebiasaan Makan Teripang (Holothuroidea) Di Pulau Panjang Kabupaten Jepara | Isnanda | Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) skip to main content

Analisa Kebiasaan Makan Teripang (Holothuroidea) Di Pulau Panjang Kabupaten Jepara

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik, Indonesia, Indonesia

Received: 5 Mar 2023; Revised: 26 Nov 2023; Accepted: 30 Dec 2023; Published: 2 Nov 2024.
Open Access Copyright (c) 2024 Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES)
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

Teripang merupakan hewan laut yang banyak ditemukan di perairan Indonesia.  Teripang memiliki manfaat ekonomis dan peranan ekologis pada ekosistem laut. Kajian tentang kebiasaan makan teripang di Perairan Pulau Panjang, Kabupaten Jepara belum banyak ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan teripang hitam di Pulau Panjang, Kabupaten Jepara. Penelitian dilakukan pada bulan Maret di perairan Pulau Panjang. Pengambilan data dilakukan pada 5 stasiun dengan pembagian stasiun berdasarkan ekosistem. Analisis Data yang digunakan pada penelitian ini, menggunakan perhitungan Index of Preponderance (IP). Hasil pengamatan hanya ditemukan sejumlah 27 ekor teripang hitam. Jenis makanan yang teridentifikasi terdiri dari 9 genus plankton yaitu Chaetoceros, Coscinodiscus, Guinardia, Licmophora, Navicula, Peridinium, Pleurosigma, Synedra, dan Triceratium. Nilai IP (Index of Preponderance) terbesar pada stasiun I adalah Guinardia 37,53%, stasiun II Guinardia 37,92%, stasiun III Guinardia 25,32%, stasiun IV Peridinium 40,77%, dan stasiun V Peridinium 31,55%. Nilai kandungan bahan organik sedimen stasiun I sebesar 3,83%, pada stasiun II sebesar 5,33%, stasiun III sebesar 4,92%, stasiun IV sebesar 7,16%, dan stasiun V sebesar 5,97%. Hubungan kelimpahan teripang dengan nilai bahan organik sedimen menunjukkan hubungan positif dengan persamaan regresi y = 1,6448x – 3,5509, nilai koefisien determinasi (R2) 0,7802 dan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,8833 sehingga termasuk kategori berhubungan kuat. Hubungan kelimpahan teripang dengan ukuran butir sedimen menunjukkan hubungan negatif dengan persamaan regresi y = -26,236x + 14,389, nilai koefisien determinasi (R2) 0,4903 dan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,7002 sehingga termasuk kategori berhubungan kuat.

Fulltext View|Download
Keywords: kebiasaan makan; Pulau Panjang; teripang.

Article Metrics:

  1. Buchanan, J. B. 1971. Sediment Analysis. In Home and Mclntryre. Method of Study of Marine Benthos. Blackhel Scientific Publication. London
  2. Conand, C., 2008. Population Status, Fisheries and Trade of Sea Cucumbers in Africa and the Indian Ocean. Sea cucumbers. A global review of fisheries and trade. FAO Fisheries and Aquaculture Technical Paper. 516:143-193
  3. Dini, D. R., Susiana, S. and Suryanti, A., 2020. Kebiasaan Makan Teripang Pasir (Holothuria scabra) dan Teripang Getah (Holothuria vagabunda) di Perairan Karas, Kota Batam, Indonesia. Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. 4(1): 13-19
  4. Firdaus, M. 2019. Aspek Pembesaran dalam Budidaya Teripang Pasir, Holothuria scabra. AMaFRaD Press. Jakarta
  5. Hardani, H., Andriani, H., Ustiawaty, J., Utami, E. F., Istiqomah, R. R., Fardani, R. A., Sukmana, D. J., dan Auliya, N. H. 2020. Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Issue March) (H. Abadi (ed.); Issue March). CV Pustaka Ilmu Group Yogyakarta
  6. Heiri, O., A. F. Lotter, G. Lemcke. 2001. Loss on Ignition as a Method for Estimating Organic and Carbonate Content in Sediments: Reproducibility and Comparability of Results. Journal of Paleolimnology. 25(1): 101-110
  7. Martoyo J., N. Aji dan T. Winanto. 2006. Budidaya Teripang. Penebar Swadaya. Jakarta
  8. Nurwidodo, N., A. Rahardjanto, H. Husamah, M. O. Mas' odi, M.O. dan M. S. Hidayatullah. 2018. Buku Panduan Mudahnya Budidaya Teripang (Terintegrasi dengan Rumput Laut). Penerbit Kota Tua. Malang
  9. Padang, A., E. Lukman, M. Sangadji dan R. Subiyanto. 2016. Pemeliharaan Teripang Pasir (Holothuria scabra) di Kurungan Tancap. Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan. 9(2): 11-18
  10. Paiman. 2019. Teknik Analisis Korelasi dan Regresi Ilmu-Ilmu Pertanian. UPY Press. Yogyakarta
  11. Pamuji, A. 2015. Pengaruh Sedimentasi Terhadap Kelimpahan Makrozoobenthos di Muara Sungai Betahwalang Kabupaten Demak. [Skripsi]. Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Semarang
  12. Pangkey, H., S. Lantu, L. Manuand dan J. Mokolensang. 2012. Prospect of Sea Cucumber Culture in Indonesia as Potential Food Sources. Journal of Coastal Development. 15(2): 114-124
  13. Purcell S.W., Samyn Y. & Conand C. 2012. Commercially important sea cucumbers of the world. FAO Species Catalogue for Fishery Purposes No. 6. Rome. 150 hlm
  14. Purwati, P. and Wirawati, I., 2009. Holothuriidae (Echinodermata, Holothuroidea, Aspidochirotida) Perairan Dangkal Lombok Barat Bagian I. Genus Holothuria. Jurnal Oseanologi. 2(1/2): 1-25
  15. Setyastuti, A., I. Wirawati dan M. Y. Iswari. 2018. Identification and distribution of sea cucumber exploited in Lampung, Indonesia. Biodiversitas. 19(2): 726-732
  16. Yogaswara, G., M., E. Indrayanti dan H. Setiyono. 2016. Pola Arus Permukaan di Perairan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada Musim Peralihan. Jurnal Oseanografi. 5(2) : 227-233
  17. Yusron, E. dan P.Widianwari. 2004. Struktur Komunitas Teripang (Holothuroidea) di Beberapa Perairan Pantai Kai Besar, Maluku Tenggara. Makara Sains. 8(1): 15-20

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.