skip to main content

ANALISIS KERENTANAN PANTAI MENGGUNAKAN COASTAL VULNERABILITY INDEX (CVI) DI WILAYAH PESISIR TANJUNG PANDAN, KABUPATEN BELITUNG

1Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik,, Indonesia

2Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 20 Dec 2018; Published: 20 Dec 2018.
Open Access Copyright (c) 2018 Management of Aquatic Resources Journal under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Wilayah pesisir Tanjung Pandan terdiri atas Kelurahan Air Saga, Tanjung Pendam dan Kampung Parit dan merupakan pusat ibukota Pulau Belitung. Tingginya kegiatan perikanan dan aktivitas manusia di wilayah ini menyebabkan perlunya kajian mengenai analisis kerentanan pantai guna melakukan upaya pencegahan kerusakan pantai dan pengelolaan wilayah pantai secara berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerentanan dan lokasi kerentanan pantai yang paling tinggi serta variabel yang paling berpengaruh terhadap kerentanan pantai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2018 dengan menganalisis variabel geomorfologi, erosi/akresi, kemiringan pantai, jarak tumbuhan dari pantai, pasang surut dan tinggi gelombang sesuai dengan indeks kerentanan pantai. Metode pengambilan data lapangan dilakukan melalui pengamatan secara langsung dengan pembagian sel pantai sebanyak 7 sel serta berdasarkan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai CVI sel pantai 1-5 dan 7 tergolong kategori kerentanan rendah dengan nilai CVI berkisar antara 14,43 – 20,41, sedangkan sel pantai 6 tergolong kategori kerentanan menengah dengan nilai CVI 22,82. Lokasi kerentanan paling tinggi berada pada sel pantai 6 dengan kondisi geomorfologi pantai pasir serta paling dipengaruhi oleh variabel perubahan garis pantai akibat terjadinya peristiwa erosi.

 

Tanjung Pandan Coastal Area consists of Air Saga, Pendam Cape and Kampung Parit region that are the centre of Belitung Island. The high activity of human and fisheries in the area cause the coastal vulnerability that need to be examined to prevent coastal damage and to manage the coastal area in a sustainable way. This study was conducted in May 2018 by analyzing geomorphology, shoreline erosion/accretion, coastal slope, plants distance from the coast, mean tide range and mean wave height based on coastal vulnerability index within direct observation at seven coastal cells and based on secondary data. The research showed that the CVI value on the 1st 5th cells and the 7th cell categorized at low level with a range between 14,43 – 20,41, while the 6th cell categorized at medium level with the CVI value 22,82. The highest vulnerability located on the 6th cell with a sandy beach geomorphology and most affected by coastline changes variable due to the occurrence of erosion.

 

 

Fulltext View|Download
Keywords: Kerentanan; CVI; Wilayah Pesisir; Tanjung Pandan; Belitung

Article Metrics:

  1. Baransano, H. K. dan J. C. Mangimbulude. 2011. Eksploitasi dan Konservasi Sumberdaya Hayati Laut dan Pesisir di Indonesia. Jurnal Biologi Papua, 3(1): 39-45
  2. BPS Kabupaten Belitung. 2016. Kabupaten Belitung dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung. 312 hlm
  3. Damaywanti, K. 2013. Dampak Abrasi Pantai terhadap Lingkungan Sosial (Studi Kasus di Desa Bedono, Sayung Demak). Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 363-367
  4. Desai, K. N. 2000. Dune Vegetation: Need for Reappraisal. Coastin. A Coastal Policy Research Newsletter (3)
  5. Dhiauddin, R., W. A. Gemilang, U. J. Wisha, G. A. Rahmawan dan G. Kusumah. 2017. Pemetaan Kerentanan Pesisir Pulau Simeulue dengan Metode CVI (Coastal Vulnerability Index). Jurnal EnviroScienteae, 13(2): 157-170
  6. Gumilar, G. R. 2013. Kontribusi Pelatihan Kewirausahaan terhadap Motivasi Berwirausaha bagi Peserta Pelatihan Persiapan Purna Bakti di Lembaga LP2ES Bandung. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
  7. Hammar-Klose, E. S., E. A. Pendleton, E. R. Thieler dan S. J. Williams. 2003. Coastal Vulnerability Assessment of Cape Cod National Seashore (CACO) to Sea-Level Rise. U.S. Geological Survey, Open File Report 02-233 http://pubs.usgs.gov/of/2002/of02-233/
  8. Handartoputra, A., F. Purwanti dan B. Hendrarto. 2015. Penilaian Kerentanan Pantai di Sendang Biru Kabupaten Malang terhadap Variabel Oceanografi berdasarkan Metode CVI (Coastal Vulnerability Index). Jurnal Maquares, 4(1): 91-97
  9. Husin, H., S. B. Silalahi, H. Kartono dan T. L. Indra. 2003. Wilayah Potensial Wisata Bahari di Kabupaten Belitung. [Tesis]. Program Magister Ilmu Geografi, Universitas Indonesia, Depok
  10. Istiqomah, F., B. Sasmito dan F. J. Amarrohman. 2016. Pemantauan Perubahan Garis Pantai menggunakan Aplikasi Digital Shoreline Analysis System (DSAS) Studi Kasus: Pesisir Kabupaten Demak. Jurnal Geodesi Undip, 5(1): 78-89
  11. Novianti, S. dan O. I. B. Hariyanto. 2016. Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Tanjung Pendam sebagai Daya Tarik Wisata. Jurnal Pariwisata, 3(1)
  12. Parman, S. 2010. Deteksi Perubahan Garis Pantai melalui Citra Penginderaan Jauh di Pantai Utara Semarang Demak. Jurnal Geografi, 7(1): 30-38
  13. Qhomariyah, L. dan Yuwono. 2016. Analisa Hubungan Antara Pasang Surut Air Laut dengan Sedimentasi yang Terbentuk (Studi Kasus: Dermaga Pelabuhan Petikemas Surabaya). Jurnal Teknik ITS, 5(1): 1-3
  14. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung
  15. Sulma, S. 2012. Kerentanan Pesisir terhadap Kenaikan Muka Air Laut, Studi Kasus: Surabaya dan Daerah Sekitarnya. [Tesis]. Universitas Indonesia, Depok
  16. Syahrir, E. W., Sakka dan S. Arif. 2010. Analisis Kerentanan Pantai di Kabupaten Takalar. Jurnal Geofisika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Hasanuddin. Makassar
  17. Tiraska, A. 2017. Analisis Kerentanan Wilayah Pesisir Palabuhanratu terhadap Kenaikan Muka Laut menggunakan Pendekatan SIG. Jurnal Ilmu Kelautan dan Teknologi

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.