skip to main content

KELAYAKAN KUALITAS AIR BAGI BEBERAPA PERUNTUKAN DI KAWASAN PESISIR (STUDI KASUS: DESA PESANTREN DAN DESA MOJO, KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG)

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 19 Dec 2018; Published: 19 Dec 2018.
Open Access Copyright (c) 2018 Management of Aquatic Resources Journal under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Permasalahan sediaan air di kawasan pesisir sangat kompleks sesuai dengan ragam peruntukan seperti halnya di Desa Pesantren dan Desa Mojo. Penelusuran tentang kualitas air untuk ragam peruntukan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sosial dan ekonomi masyarakat. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji kelayakan sumber daya air untuk beberapa peruntukan dan menganalisis variabel penurun kualitas air di kawasan pesisir. Penelitian didasarkan kepada metode survei dan dilaksanakan pada bulan Mei 2017 di Desa Pesantren dan Desa Mojo, Ulujami, Pemalang. Pengambilan sampel mengacu pada metode purposive sampling di 3 lokasi sungai, 2 lokasi sumur, 1 lokasi sawah, serta 2 lokasi tambak. Variabel yang diukur adalah bau, warna, rasa, suhu, TDS, kekeruhan air, debit sungai, kesadahan, pH, amonia, nitrit, nitrat, Cd, dan Pb. Mutu air dievaluasi berdasarkan Indeks Pencemaran (IP) sesuai KEPMEN LH No.115 Tahun 2003 dan PP No.82 Tahun 2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tambak, sawah, dan sungai dinyatakan tidak memenuhi  kelayakan air, dengan status tambak 1 yang terletak cukup jauh dari laut telah tercemar berat (IP= 21,17), tambak 2 yang terletak dekat dengan laut memiliki status tercemar sedang (IP= 8,18), sawah yang terletak cukup jauh dari laut dinyatakan tercemar ringan (IP= 3,88), sungai 1 yang letaknya kearah kawasan hulu tergolong tercemar ringan (IP= 3,14), sungai 2  yang terletak di tengah dan dekat dengan cabang Sungai Comal telah tercemar sedang (IP= 5,12), sungai 3 yang letaknya dekat dengan laut yaitu tercemar ringan (IP= 4,99), sedangkan mutu air sumur 1 dan 2 yang terletak di kawasan pemukiman cukup jauh dari laut dinyatakan layak karena masih memenuhi baku mutu (IP= 0,91 dan 0,85). Warna, kekeruhan air, amonia, TDS, logam Pb dan Cd merupakan variabel penurun kualitas air di tambak, sawah, sungai dan sumur. Warna, kekeruhan air, amonia, dan TDS kemungkinan besar berasal dari sisa pakan ikan di tambak dan pupuk di sawah yang tidak terserap oleh padi, sedangkan logam Pb dan Cd dalam penelitian ini kemungkinan berasal dari limbah domestik di kawasan hulu yang terbawa oleh Sungai Comal.

 

Water supply problems in the coastal areas are very complex in accordance with the variety of designation as well as in the Pesantren and Mojo Villages. The study of water quality for various purposes is very important in improving the social and economic quality of the community. The aim of this study is to assess the feasibility of water resources for several designations and to analyze the variables that cause water degradation in coastal areas. This study was based on survey method and was conducted in May 2017 at Pesantren and Mojo Villages, Ulujami, Pemalang. Sampling refers to purposive sampling method in 3 rivers location, 2 wells location, 1 rice field location, and 2 ponds location. The measured variables are odour, colour, taste, temperature, TDS, turbidity, river discharge, hardness, pH, ammonia, nitrite, nitrate, Cd, and Pb. Water quality was evaluated based on Pollution Index (PI) according to KEPMEN LH No.115 of 2003 and PP No.82 of 2001. The results showed that ponds, rice fields, and rivers were not found to meet water quality standard, with the status of pond 1 being heavily polluted (PI = 21,17), medium polluted ponds (PI = 8,18), lightly polluted rice fields (PI = 3,88), river 1 was lightly polluted (PI = 3,14), medium polluted river 2 (PI = 5.12), lightly polluted river 3 (PI = 4,99), while water quality for wells 1 and 2 was eligible because it still meets the quality standard (PI = 0,91 and 0,85). Ammonia, TDS, color, turbidity, Pb and Cd are water quality-lowering variables in ponds, fields, rivers and wells. Ammonia, TDS, color and water turbidity are most likely derived from the remain of fish feed in ponds and fertilizers in paddy fields that are not absorbed by rice; whereas Pb and Cd in this study might originate from domestic waste in the upstream areas carried by the Comal river.

 

Fulltext View|Download
Keywords: Indeks Pencemaran; Mutu Air; Kelayakan air; Peruntukan Lahan; Kawasan Pesisir; Variabel penurun; Pemalang

Article Metrics:

  1. BBPADI. 2015. http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-teknologi/content/226-pemupukan-pada-tanaman-padi (Diunduh pada 10 Agustus 2017)
  2. Boyd, C.E. 1998. Water Quality in Ponds for Aqua Culture. Auburn University, USA, 482 pp
  3. Efendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius, Yogyakarta, 257 hlm
  4. Effendi, A.T. 1985. Peta Hidrogeologi. Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung, Lembar 6
  5. Happy, A., Masyamsir. dan Y. Dhahiyat. 2012. Ditribusi Logam Berat Pb dan Cd pada Kolom Air dan Sedimen Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3(3): 175-182
  6. Herlambang, A. dan R. Marsidi. 2003. Proses Denitrifikasi dengan Sistem Biofilter untuk Pengolahan Air Limbah yang Mengandung Nitrat. Jurnal Teknik Lingkungan, 4 (1): 46-55
  7. Herman, Danny Zulkifli. 2006. Tinjauan terhadap Tailing Mengandung Unsur Pencemar Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari Sisa Pengolahan Bijih Logam. Jurnal Geologi Indonesia, 1(1): 31-36
  8. Hu, D., G. Yang., Q. Wu., H. Li., X. Liu., X. Niu., Z. Wang. and Q. Wang. 2008. Analyzing Land Use Changes in the Metropolitan Jilin City of Northeastern China Using Remote Sensing and GIS. 8: 5449-5465
  9. Hutagalung, H.P., D. Setiapermana. and K. Munawir. 1997. Organochlorine, oil and heavy metals in Siak Estuary, Riau, Indonesia. Proceedings. The ASEAN-Canada Technical Conference on Marine Science. Penang,Malaysia, 21–29
  10. KEPMEN LH No.115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air
  11. Kusumadewi., D.Ayu., L.Djakfar. dan Moh. Bisri. 2012. Arahan Spasial Teknologi Drainase untuk Mereduksi Genangan di Sub Daerah Aliran Sungai Watu Bagian Hilir. Jurnal Teknik Pengairan, 3(2), 258–276
  12. Musdad, D.A. 1998. Pengaruh Air Gambut Terhadap Kesehatan dan Upaya Pemecahannya. Media Litbangkes, 8(1): 8-13
  13. Nurjaya., Zihan. dan Saeni. 2006. Pengaruh Amelioran Terhadap Kadar Pb Tanah Serapannya serta Hasil Tanaman Bawang Merah pada Inceptisol. Jurnal ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 8, (2), 110-119
  14. Nopriani, L.S. 2011. Teknik Uji Cepat untuk Identifikasi Pencemaran Logam Berat Tanah di Lahan Apel Batu. Disertasi. Universitas Brawijaya, Malang, 66 hlm
  15. Palar, H. 2008. Pencemaran dan Etoksiologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta, 125 hlm
  16. PP No.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
  17. Primavera, J.H. 1994. Enviromental and Socioeconomic Effect of Shrimp Farming: the Phipippine Experience. Infofish International, 1: 44-49
  18. Rahman, A. 2008. Kajian Kandungan Phospat dan Nitrat Pengaruhnya terhadap Kelimpahan Jenis Plankton di Perairan Muara Sungai Kelayan. Kalimantan Scientiae, 71: 32-44
  19. Said, N.I. 2008. Pengolahan Air Limbah Domestik di DKI Jakarta. Pusat Teknologi Lingkungan, Jakarta, 389 hlm
  20. Setyorini, D., Soeparto. dan Sulaeman. 2003. Kadar Logam Berat dalam Pupuk. Badan Litbang Deptan, Pontianak, 219-229
  21. Suriawiria, U. 2003. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Alumni, Bandung, 128 hlm
  22. Wantasen, S. 2015. Residu Pupuk Nitrogen di Lingkungan Perairan Hulu Daerah Aliran Sungai Tondano Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Bumi Lestari, 15 (2): 176-183

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.