skip to main content

PENGARUH KEKASARAN STAINLESS STEEL TIPE 304 YANG DIGUNAKAN UNTUK KAWAT ORTODONTIK TERHADAP LAJU KOROSI PADA LARUTAN SALIVA BUATAN

*Daniel Sianipar  -  Department of Mechanical Engineering, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
Agus Suprihanto  -  Department of Mechanical Engineering, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
Gunawan Dwi Haryadi  -  Department of Mechanical Engineering, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Pada zaman modern ini, semakin tinggi populasi individu di seluruh dunia termasuk Indonesia yang mengalami masalah gigi yang tidak rata, baik pria maupun wanita. Kawat ortodonti, yang juga dikenal sebagai archwire, adalah komponen krusial dari perangkat ortodonti tetap yang bertujuan untuk memindahkan gigi ke posisi yang diinginkan. Kawat ortodonti dari bahan stainless steel adalah jenis yang termasuk paling umum dipergunakan dalam perawatan ortodontik saat sekarang ini, karena keunggulan seperti ketahanan terhadap korosi. Salah satu jenis material yang dipakai yaitu stainless steel 304. Kawat stainless steel 304 terus terpapar langsung dengan saliva di dalam mulut dan rentan terhadap korosi, sehingga dalam penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu metode kekurangan berat (weight loss) yang di rendam dalam larutan saliva buatan dan juga metode polarisasi linier yang menggunkan larutan saliva buatan sebagai larutan penguji. Tujuannya adalah untuk memahami perbedaan laju korosi tergantung pada tingkat kekasaran permukaan dan apakah bahan stainless steel 304 cocok untuk digunakan dalam perangkat ortodontik. Perbedaan tingkat kekasaran permukaan pada stainless steel 304 memiliki dampak terhadap laju korosi dari spesimen tersebut. Misalnya, material dengan tingkat kekasaran 0,226 µm memiliki laju korosi 0,048mm/tahun setelah direndam dalam larutan saliva buatan selama delapan minggu dengan penerapan metode weight loss, sementara permukaan yang tingkat kekasarannya 0,120 µm memiliki laju korosi 0,013 mm/tahun. Hasil dari metode polarisasi linier menunjukkan bahwa pada material dengan tingkat kekasaran 0,147 µm memiliki laju korosi spesimen 0,038338 mm/tahun, sedangkan pada tingkat kekasaran 0,093 µm memiliki laju korosi 0,0009178 mm/tahun. Hasil tersebut menggambarkan bahwa semakin halus permukaan dari spesimen, laju korosinya semakin kecil. Dengan demikian, stainless steel 304 layak digunakan sebagai bahan pembuatan kawat ortodonti jika tingkat kekasaran permukaannya tidak lebih dari 0,120 µm.

Fulltext View|Download
Keywords: korosi; metode weight loss; metode polarisasi linier; stainless steel 304
  1. R. P. Dayataka, H. Herawati, R. S. Darwis, Tru, and Fgj, “Hubungan tingkat keparahan maloklusi dengan status karies pada remaja di SMP Negeri 1 Kota Cimahi,” Padjadjaran J Dent Res Student. Februari, vol. 3, no. 1, pp. 43–49, 2019
  2. E. Novawaty, Y. Puspitasari, and W. N. Bachtiar, “Hubungan Tingkat Keparahan Maloklusi dengan Kualitas Hidup Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi,” e-GiGi, vol. 12, no. 1, pp. 55–59, 2023
  3. C. G. Lombo, P. S. Anindita, and Juliatri, “Uji pelepasan ion nikel dan kromium pada beberapa braket stainless steel yang direndam di air laut,” e-GIGI, vol. 4, no. 1, pp. 0–4, 2016
  4. M. Nasir and Y. F. Ramadhany, “Tele-orthodontic as a recent solution in malocclusion treatment,” Makassar Dent. J., vol. 9, no. 2, pp. 78–81, 2020
  5. H. N. Suala, D. Wibowo, and R. H. D. Setyawardhana, “Kebutuhan Perawatan Ortodonti Berdasarkan Index of Orthodontic Treatment Need Pada Remaja,” Dentin, vol. 5, no. 3, pp. 129–133, 2021
  6. C. Ayu Mawaddah, L. Sandra Devi A.P, and D. Prijatmoko, “Perbedaan Defleksi Kawat Ortodonti Nikel-Titanium dan NiTi Epoxy Resin Coated pada Perendaman dalam Saliva Buatan dan Minuman Berkarbonasi (The Difference in Deflection of Nickel Titanium Archwire and NiTi Epoxy Resin Coated Immersed by Artificial Saliva,” J. Pustaka Kesehat., vol. 4, no. 3, 2016
  7. J. Misael, A. Suprihanto, and G. D. Haryadi, “Pengujian Laju Korosi Pada Perangkat Ortodontik Dengan Material Stainless Steel 316L Pada Penerapan Larutan,” J. Tek. Mesin, vol. 9, no. 2, pp. 205–214, 2021
  8. S. Bai, S. Zhang, J. Ma, J. Li, and L. Mou, “Understanding the effect of decreasing C contents and increasing solid-solution time on intergranular corrosion resistance of 304 austenitic stainless steel,” J. Mater. Res. Technol., vol. 30, no. February, pp. 4750–4761, 2024
  9. W. K. Sabyantoro, H. Purwanto, and M. Dzulfikar, “Analisis Laju Korosi Dengan Aliran Media Korosi Hcl 10% Pada Material Baja Astm a36 Dengan Sudut Bending,” J. Ilm. Momentum, vol. 15, no. 1, 2019
  10. F. Ahmad, R. A. Saputra, S. Syeptiani, P. Studi, T. Mesin, and P. Raflesia, “55-59-Penelitian-Korosi,” vol. 2, pp. 55–59, 2023
  11. M. A. Pasambe, “EEFEK KIMIAWI RONGGA MULUT TERHADAP TERJADINYA KOROSI,” 2020

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.