BibTex Citation Data :
@article{JPGS26317, author = {Zaqi Saputra and Achmad Taufiq}, title = {Pemberdayaan Masyarakat Di Kampung Tambak Lorok Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara.}, journal = {Journal of Politic and Government Studies}, volume = {9}, number = {01}, year = {2019}, keywords = {}, abstract = { Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Pemberdayan Masyarakat Di Kampung Tambak Lorok Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara. Yang mana tujuannya adalah untuk mengetahui apakah angka kemiskinan di Kampung Tambak Lorok pertahunnya menurun ataukah meningkat karena Kampung Tambak Lorok adalah kampung yang mendapatkan bantuan berupa program KUBE. Dalam konsep pemberdayaan menurut Prijono dan Pranaka, manusia adalah subjek dari dirinya sendiri. Proses peberdayaan yang menekankan pada proses memberikan kemampuan kepada masyaraat agar menjadi berdaya, mendorong atau memotifasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya, lebih lanjut bahwa pemberdayaan harus ditunjukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal. [1] Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari narasumber, data sekunder diperoleh tidak langsung dri narasumber. Penelitian ini melakukan wawancara terhadap beberapa narasumber yaitu : Dr. Bunyamin selaku ketua Badan Pembangunan Daerah Kota Semarang. Bapak Margono Hariyadi selaku Lurah Kampung Tambak Lorok dan Masyarakat Kampung Tambak Lorok. Ibu Ari selaku Kepala Seksi Data Kemiskinan Dinas Sosial Kota Semarang. Dengan dokumentasi meliputi data kemiskinan serta foto bukti berjalannya program KUBE tersebut. Berdasarkan alur mekanisme pelaksanaan program Kelompok Usaha Bersama yang pertama kali dilakukan adalah survey oleh Badan Pusat Statistk Kota Semarang untuk memilih kampung-kampung yang akan menerima bantuan, kemudian setelah menetapkan Kampung yang terpilih, mereka memberiknan sosialisasi kepada masyarakat juga menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan potensi yang dimiliki. Kemudian dibentuklah Kelompok Program KUBE tersebut dimana terbentuk 3 (tiga) yaitu Anggrek,Melati dan Flamboyan. Masyarakat yang mengikuti program tersebut sebagian besar adalah wanita yang latar belakangnya adalah pedagang ikan kecil. Bentuk pemberdayaan yang diberikan oleh pemerintah dinas sosial adalah berupa uang tunai sebesar Rp.60.000.000,- yang mana dibagikan kepada masing-masing kelompok KUBE Rp.20.000.000,- serta pelatihan setiap bulannya agar program tersebut dapat terus bekembang kedepannya dan anggota KUBE dapat mandiri membuka usaha sendiri tanpa naungan Program KUBE. Pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Semarang (Dinas Sosial) melalui program KUBE ini betul-betul mampu menurukan angka kemiskinan masyarakat di Kampung Tambak Lorok. Kata kunci : Pemberdayaan, Kemiskinan, Kelompok Usaha Bersama. [1] Aprilia Theresia, Dkk. Pembangunan berbasis masyarakat . Bandung: Penernit Alfabeta. 2015. Hal 93 }, pages = {71--80} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/view/26317} }
Refworks Citation Data :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Pemberdayan Masyarakat Di Kampung Tambak Lorok Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara. Yang mana tujuannya adalah untuk mengetahui apakah angka kemiskinan di Kampung Tambak Lorok pertahunnya menurun ataukah meningkat karena Kampung Tambak Lorok adalah kampung yang mendapatkan bantuan berupa program KUBE.
Dalam konsep pemberdayaan menurut Prijono dan Pranaka, manusia adalah subjek dari dirinya sendiri. Proses peberdayaan yang menekankan pada proses memberikan kemampuan kepada masyaraat agar menjadi berdaya, mendorong atau memotifasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya, lebih lanjut bahwa pemberdayaan harus ditunjukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal.[1]
Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari narasumber, data sekunder diperoleh tidak langsung dri narasumber. Penelitian ini melakukan wawancara terhadap beberapa narasumber yaitu :
Dengan dokumentasi meliputi data kemiskinan serta foto bukti berjalannya program KUBE tersebut.
Berdasarkan alur mekanisme pelaksanaan program Kelompok Usaha Bersama yang pertama kali dilakukan adalah survey oleh Badan Pusat Statistk Kota Semarang untuk memilih kampung-kampung yang akan menerima bantuan, kemudian setelah menetapkan Kampung yang terpilih, mereka memberiknan sosialisasi kepada masyarakat juga menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan potensi yang dimiliki. Kemudian dibentuklah Kelompok Program KUBE tersebut dimana terbentuk 3 (tiga) yaitu Anggrek,Melati dan Flamboyan. Masyarakat yang mengikuti program tersebut sebagian besar adalah wanita yang latar belakangnya adalah pedagang ikan kecil. Bentuk pemberdayaan yang diberikan oleh pemerintah dinas sosial adalah berupa uang tunai sebesar Rp.60.000.000,- yang mana dibagikan kepada masing-masing kelompok KUBE Rp.20.000.000,- serta pelatihan setiap bulannya agar program tersebut dapat terus bekembang kedepannya dan anggota KUBE dapat mandiri membuka usaha sendiri tanpa naungan Program KUBE.
Pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Semarang (Dinas Sosial) melalui program KUBE ini betul-betul mampu menurukan angka kemiskinan masyarakat di Kampung Tambak Lorok.
[1] Aprilia Theresia, Dkk. Pembangunan berbasis masyarakat. Bandung: Penernit Alfabeta. 2015. Hal 93
Last update: