BibTex Citation Data :
@article{JPGS25007, author = {Valentina Ayu and Priyatno Harsasto}, title = {POLITIK MATI ANGIN: STUDI KASUS RELAWAN TEMAN AHOK DI TENGAH KEPENTINGAN PARTAI POLITIK PADA PILKADA DKI JAKARTA 2017}, journal = {Journal of Politic and Government Studies}, volume = {8}, number = {04}, year = {2019}, keywords = {}, abstract = { INTISARI Pilkada DKI Jakarta 2017 memiliki antensi yang menarik dikarenakan adanya gerakan sosial politik masyarakat bercirikan relawan. Relawan ini dinamakan Relawan Teman Ahok. Ahok sebagai figur diusung oleh Relawan Teman Ahok untuk maju sebagai Calon Gubernur melalui jalur independen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian deskriptif. Subjek data penelitian ini adalah staff pribadi Ahok, individu-individu Relawan Teman Ahok, KPUD DKI Jakarta, Bawaslu DKI Jakarta, dan peneliti-peneliti politik. Relawan Teman Ahok dalam mendukung Ahok memiliki dua periodisasi yaitu masa pada saat Ahok di jalur independen dan Ahok di jalur partai politik. Proses pendukungan Relawan Teman Ahok terhadap Ahok tidak sesuai rencana awal dimana Ahok maju secara independen. Alasan utama Ahok memilih jalur partai politik adalah sebuah tindakan pragmatis. Pragmatis ini bernilai negatif karena tidak ada diskusi dengan Relawan Teman Ahok dalam mengambil keputusan tersebut. Relawan Teman Ahok pun dalam tim pemenangan tidak dapat posisi strategis. Problematika ini dinamakan oleh penulis sebagai politik ketidakberdayaan. Hal ini juga berlanjut pada saat kampanye hingga akhir Pilkada DKI 2017 selesai dimana Relawan Teman Ahok masih dalam suatu ketidakberdayaan. Hasil Pilkada DKI 2017 yang dimenangkan oleh Anies-Sandi jadi sebuah dasar analisis dari tindakan Ahok sendiri dalam sebuah pertanyaan: “apakah Ahok seharusnya mengambil jalur independen atau jalur Relawan Teman Ahok agar dapat memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017?”. }, pages = {11--20} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/view/25007} }
Refworks Citation Data :
INTISARI Pilkada DKI Jakarta 2017 memiliki antensi yang menarik dikarenakan adanya gerakan sosial politik masyarakat bercirikan relawan. Relawan ini dinamakan Relawan Teman Ahok. Ahok sebagai figurdiusung oleh Relawan Teman Ahok untuk maju sebagai Calon Gubernur melalui jalur independen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian deskriptif. Subjek datapenelitian ini adalah staff pribadi Ahok, individu-individu Relawan Teman Ahok, KPUD DKIJakarta, Bawaslu DKI Jakarta, dan peneliti-peneliti politik. Relawan Teman Ahok dalam mendukung Ahok memiliki dua periodisasi yaitu masa pada saat Ahokdi jalur independen dan Ahok di jalur partai politik. Proses pendukungan Relawan Teman Ahokterhadap Ahok tidak sesuai rencana awal dimana Ahok maju secara independen. Alasan utama Ahokmemilih jalur partai politik adalah sebuah tindakan pragmatis. Pragmatis ini bernilai negatif karenatidak ada diskusi dengan Relawan Teman Ahok dalam mengambil keputusan tersebut. RelawanTeman Ahok pun dalam tim pemenangan tidak dapat posisi strategis. Problematika ini dinamakanoleh penulis sebagai politik ketidakberdayaan. Hal ini juga berlanjut pada saat kampanye hingga akhirPilkada DKI 2017 selesai dimana Relawan Teman Ahok masih dalam suatu ketidakberdayaan. HasilPilkada DKI 2017 yang dimenangkan oleh Anies-Sandi jadi sebuah dasar analisis dari tindakan Ahoksendiri dalam sebuah pertanyaan: “apakah Ahok seharusnya mengambil jalur independen atau jalurRelawan Teman Ahok agar dapat memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017?”.
Last update: