BibTex Citation Data :
@article{JPBHP5405, author = {Fara Ulfa and Apri Anggo and - Romadhon}, title = {UJI POTENSI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE EKSTRAKSI BERTINGKAT PADA LAMUN DUGONG (Thalassia hemprichii) DARI PERAIRAN JEPARA}, journal = {Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan}, volume = {3}, number = {3}, year = {2014}, keywords = {Lamun; T. hemprichii; Antioksidan; Fenolik; Karotenoid}, abstract = { Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas antioksidan pada lamun dugong yang diperoleh dari perairan Karimunjawa dan Pulau Panjang. Ekstrak diperoleh secara maserasi bertingkat dengan menggunakan pelarut n -heksan, aseton, dan metanol. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antioksidan secara kualitatif dengan KLT. Hasilnya menunjukkan warna yang berbeda-beda, semakin pucat maka semakin kecil aktivitas antioksidan, oleh karena itu eksrak yang digunakan selanjutnya adalah aseton dan metanol. Uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif dilakukan menggunakan metode DPPH dinyatakan dalam nilai IC 50. Hasil yang diperoleh dari kedua perairan menunjukkan ekstrak pelarut aseton lebih tinggi dari ekstrak dengan pelarut metanol yaitu sebesar 1909,89 ppm dan 2748,13 ppm dari ekstrak aseton dan metanol dari perairan Karimunjawa; 1748,41 ppm dan 2626,66 ppm ekstrak aseton dan metanol dari perairan Pulau Panjang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi maka akan semakin besar % inhibisi, tetapi semakin rendah nilai IC 50 . Uji skrining fitokimia pada kedua perairan didapat senyawa steroid, triterpenoid, alkaloid, dan fenolik. Hasil pengujian kadar Total fenolik dari kedua perairan yaitu lamun dengan ekstrak metanol lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak aseton. Hasil pengujian kadar karotenoid terhadap kedua perairan menunjukkan bahwa kadar karotenoid tertinggi diperoleh dari ekstrak aseton kemudian disusul dengan ekstrak metanol. The research about antioxidant activity for dugong seagrass which obtainable from Karimunjawa and Pulau Panjang waters. The extract obtained by gradual maceration using n-hexane solvent, acetone, and methanol. Furthermore, the antioxidant activity test performed qualitatively by TLC. The results showed the different colors, the smaller paler antioxidant activity, therefore further extracts used were acetone and methanol. Quantitative antioxidant activity test was performed using DPPH expressed in IC 50 values. Results obtained from both waters showed higher acetone extract solvents from the extract with methanol in the amount of 1909.89 and 2748.13 ppm of acetone and methanol extracts of Karimunjawa waters; 1748.41 and 2626.66 ppm acetone and methanol extracts from the waters of Pulau Panjang. These results indicated that the greater the concentration, the larger% inhibition, but the lower the IC 50 value. Phytochemical screening test on both waters obtained steroidal compounds, triterpenoids, alkaloids, and phenolic. The test result of Total phenolic of both waters showed seagrass with methanol extract higher than the acetone extract. The test results of carotenoid levels of both waters indicated that the highest levels of carotenoids obtained from acetone extracts followed by methanol extract. }, issn = {2442-4145}, pages = {32--39} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpbhp/article/view/5405} }
Refworks Citation Data :
Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas antioksidan pada lamun dugong yang diperoleh dari perairan Karimunjawa dan Pulau Panjang. Ekstrak diperoleh secara maserasi bertingkat dengan menggunakan pelarut n-heksan, aseton, dan metanol. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antioksidan secara kualitatif dengan KLT. Hasilnya menunjukkan warna yang berbeda-beda, semakin pucat maka semakin kecil aktivitas antioksidan, oleh karena itu eksrak yang digunakan selanjutnya adalah aseton dan metanol. Uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif dilakukan menggunakan metode DPPH dinyatakan dalam nilai IC50. Hasil yang diperoleh dari kedua perairan menunjukkan ekstrak pelarut aseton lebih tinggi dari ekstrak dengan pelarut metanol yaitu sebesar 1909,89 ppm dan 2748,13 ppm dari ekstrak aseton dan metanol dari perairan Karimunjawa; 1748,41 ppm dan 2626,66 ppm ekstrak aseton dan metanol dari perairan Pulau Panjang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi maka akan semakin besar % inhibisi, tetapi semakin rendah nilai IC50. Uji skrining fitokimia pada kedua perairan didapat senyawa steroid, triterpenoid, alkaloid, dan fenolik. Hasil pengujian kadar Total fenolik dari kedua perairan yaitu lamun dengan ekstrak metanol lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak aseton. Hasil pengujian kadar karotenoid terhadap kedua perairan menunjukkan bahwa kadar karotenoid tertinggi diperoleh dari ekstrak aseton kemudian disusul dengan ekstrak metanol.
The research about antioxidant activity for dugong seagrass which obtainable from Karimunjawa and Pulau Panjang waters. The extract obtained by gradual maceration using n-hexane solvent, acetone, and methanol. Furthermore, the antioxidant activity test performed qualitatively by TLC. The results showed the different colors, the smaller paler antioxidant activity, therefore further extracts used were acetone and methanol. Quantitative antioxidant activity test was performed using DPPH expressed in IC50 values. Results obtained from both waters showed higher acetone extract solvents from the extract with methanol in the amount of 1909.89 and 2748.13 ppm of acetone and methanol extracts of Karimunjawa waters; 1748.41 and 2626.66 ppm acetone and methanol extracts from the waters of Pulau Panjang. These results indicated that the greater the concentration, the larger% inhibition, but the lower the IC50 value. Phytochemical screening test on both waters obtained steroidal compounds, triterpenoids, alkaloids, and phenolic. The test result of Total phenolic of both waters showed seagrass with methanol extract higher than the acetone extract. The test results of carotenoid levels of both waters indicated that the highest levels of carotenoids obtained from acetone extracts followed by methanol extract.
Last update: