BibTex Citation Data :
@article{JMR33395, author = {Rafif Zaidan and Chrisna Suryono and Ibnu Pratikto and Nur Taufiq-Spj}, title = {Penggunaan Citra Satelit Sentinel-2A untuk Mengevaluasi Perubahan Garis Pantai Semarang Jawa Tengah}, journal = {Journal of Marine Research}, volume = {11}, number = {2}, year = {2022}, keywords = {Semarang; Perubahan Garis Pantai; Citra Satelit Sentinel-2A.}, abstract = { Kota Semarang merupakan kota pesisir yang rentan akan pengaruh dari alam dengan kondisi fisik yang berpasir dan berlumpur, topografi yang landai dan adanya banyak kegiatan manusia. Hal tersebut membuat Kota Semarang mengalami perubahan garis pantai yang dinamis dari tahun ke tahun, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian secara kontinu untuk memantau perubahan garis pantai yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perubahan garis pantai yang terjadi di Kota Semarang menggunakan citra satelit Sentinel-2A. Metode dalam penelitian ini adalah dengan mengaplikasikan penginderaan jauh yang dilanjutkan dengan perhitungan statistik Digital Shoreline Analysis System (DSAS) pada aplikasi penginderaan jauh dan pengolahan data sekunder angin, gelombang dan arus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 2016-2021, garis pantai Kota Semarang mengalami perubahan berupa abrasi seluas 186.34 ha dan akresi sebesar 43.62 ha, dimana abrasi mendominasi perubahan dengan persentase 81%, sementara akresi yang terjadi hanya 19%. Rata-rata jarak dan laju perubahan yang terjadi masing-masing sebesar -32.78 meter dan -6.47 meter/tahun yang menunjukkan perubahan garis pantai berupa abrasi. Secara keseluruhan, pada periode 2016 hingga 2021 Kota Semarang cenderung mengalami pengurangan daratan atau abrasi. The city of Semarang is a coastal city that is vulnerable to the influence of nature with physical conditions of sandy and muddy beach, low topography and the presence of many human activities. This made the city of Semarang experience dynamic coastline changes from year to year, therefore it is necessary to conduct continuous research to monitor changes in coastline that occur. The purpose of this study was to determine changes in the coastline that occurred in the city of Semarang using Sentinel-2A satellite imagery. The method in this study is applying satellite imagery from remote sensing technology followed by statistical calculations using Digital Shoreline Analysis System (DSAS) on remote sensing application and the processing of wind, wave and current as secondary data. The results showed that in the 2016-2021 period, the coastline of Semarang City experienced changes in the form of 186.34 ha of abrasion and 43.62 ha of accretion, where abrasion dominated the change with a percentage of 81%, with accretion of only 19%. The average distance and rate of change that occur are -32.78 meters and -6.47 meters/year, respectively, indicating changes in the coastline in the form of abrasion. Overall, in the period 2016 to 2021, Semarang City tends to experience land reduction or abrasion. }, issn = {2407-7690}, pages = {105--113} doi = {10.14710/jmr.v11i2.33395}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jmr/article/view/33395} }
Refworks Citation Data :
Kota Semarang merupakan kota pesisir yang rentan akan pengaruh dari alam dengan kondisi fisik yang berpasir dan berlumpur, topografi yang landai dan adanya banyak kegiatan manusia. Hal tersebut membuat Kota Semarang mengalami perubahan garis pantai yang dinamis dari tahun ke tahun, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian secara kontinu untuk memantau perubahan garis pantai yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perubahan garis pantai yang terjadi di Kota Semarang menggunakan citra satelit Sentinel-2A. Metode dalam penelitian ini adalah dengan mengaplikasikan penginderaan jauh yang dilanjutkan dengan perhitungan statistik Digital Shoreline Analysis System (DSAS) pada aplikasi penginderaan jauh dan pengolahan data sekunder angin, gelombang dan arus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 2016-2021, garis pantai Kota Semarang mengalami perubahan berupa abrasi seluas 186.34 ha dan akresi sebesar 43.62 ha, dimana abrasi mendominasi perubahan dengan persentase 81%, sementara akresi yang terjadi hanya 19%. Rata-rata jarak dan laju perubahan yang terjadi masing-masing sebesar -32.78 meter dan -6.47 meter/tahun yang menunjukkan perubahan garis pantai berupa abrasi. Secara keseluruhan, pada periode 2016 hingga 2021 Kota Semarang cenderung mengalami pengurangan daratan atau abrasi.
The city of Semarang is a coastal city that is vulnerable to the influence of nature with physical conditions of sandy and muddy beach, low topography and the presence of many human activities. This made the city of Semarang experience dynamic coastline changes from year to year, therefore it is necessary to conduct continuous research to monitor changes in coastline that occur. The purpose of this study was to determine changes in the coastline that occurred in the city of Semarang using Sentinel-2A satellite imagery. The method in this study is applying satellite imagery from remote sensing technology followed by statistical calculations using Digital Shoreline Analysis System (DSAS) on remote sensing application and the processing of wind, wave and current as secondary data. The results showed that in the 2016-2021 period, the coastline of Semarang City experienced changes in the form of 186.34 ha of abrasion and 43.62 ha of accretion, where abrasion dominated the change with a percentage of 81%, with accretion of only 19%. The average distance and rate of change that occur are -32.78 meters and -6.47 meters/year, respectively, indicating changes in the coastline in the form of abrasion. Overall, in the period 2016 to 2021, Semarang City tends to experience land reduction or abrasion.
Article Metrics:
Last update: