BibTex Citation Data :
@article{JMR31702, author = {Mukhlis Mukhlis and Ani Suryanti and Nevrita Nevrita and Dony Apdillah}, title = {Kesesuaian Dan Daya Dukung Kawasan Untuk Kegiatan Ekowisata Diving Dan Snorkeling Di Perairan Gugusan Pulau Duyung}, journal = {Journal of Marine Research}, volume = {11}, number = {3}, year = {2022}, keywords = {Ekowisata bahari; Daya dukung kawasan; Pulau Duyung}, abstract = { Pengembangan pulau kecil untuk pemanfaatan ekowisata alam memiliki keterbatasan, salah satunya ukuran yang relatif kecil, sumber daya alam dan manusia yang terbatas sehingga aktivitas pemanfaatan wisata bahari pada ekosistem terumbu karang rentan menimbulkan dampak. Perairan Desa Pulau Duyung terdiri dari beberapa gugusan pulau kecil diantaranya Pulau Duyung, Pulau Salamanang dan Pulau Dasi merupakan gugusan pulau kecil yang memiliki potensi sumberdaya pesisir yang masih alami yang akan dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata bahari di Kabupaten Lingga. Pemanfaatan wisata bahari di pulau kecil rentan menimbulkan dampak terhadap ekosisitem, pengembangan harus memperhatikan batasan kemampuan lahan atau dikenal dengan daya dukung lingkungan. Implementasi konsep daya dukung lingkungan melalui pembatasan kapasitas daya dukung fisik yang mampu ditopang oleh kawasan dalam menerima kunjungan wisatawan di pulau kecil diharapkan mampu meminimalkan dampak negatif bagi ekosistem. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisa kesesuaian ekowisata diving dan snorkeling serta kapasitas jumlah pengunjung yang diperbolehkan untuk kegiatan ekowisata diving dan snorkeling pada ekosistem terumbu karang di Perairan Desa Pulau Duyung. Pengamatan data lapangan kondisi status ekosistem karang dilakukan pada April 2014 dan pengumpulan data kualitas air diperoleh pada Agustus 2016. Pengamatan terumbu karang dilakukan dengan metode Line Intersept Transect (LIT). Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase tutupan karang hidup di perairan Desa Pulau Duyung berkisar 23–64%, status terumbu karang termasuk dalam kategori sehat dengan persentase tutupan karang hidup rata-rata 36,93 % dengan kategori sedang. Bentuk lifeform terumbu karang terdiri dari Acropora sp, Lithopyllon sp, Montipora sp, Massif sp, Goniastrea sp, Favia sp, Platygyra sp dan Lobophyllia sp. Pulau Duyung dan sekitarnya sangat sesuai dikembangkan untuk ekowisata menyelam dengan nilai indeks kesesuaian wisata (IKW) rata-rata sebesar 80%, dan IKW rata-rata untuk wisata snorkeling mencapai 72,2 dengan kategori sesuai. Hasil perhitungan daya dukung fisik kapasitas pengunjung yang dapat ditampung untuk kegiatan Diving sebanyak 1.484 orang/hari dan snorkeling maksimal 1.431 orang /hari. Development of small islands to be used as natural tourism has limitations, one of which is the relatively small size, limited natural and human resources so that the activity of utilizing marine tourism on coral reef ecosystems is vulnerable to impact. Its development must take into account the limitations of land capability or known as environmental carrying capacity, which is expected to be able to minimize negative impacts in the ecosystem. The purpose of this study was to analyze the suitability of the waters for the development of marine ecotourism and calculate the carrying capacity of the Duyung Island area for Diving and Snorkeling Ecotourism activities. Field observations were carried out in April 2014 and August 2016, data analysis was carried out in May 2020. Observations of coral reefs were carried out using the Line Intercept Transect (LIT) method. The results of the study showed that the percentage of live coral cover on Duyung Island and its surroundings ranged from 23 – 64%, with an overall average of 36.93% or a moderate category. Duyung Island and its surroundings are suitable for developing marine ecotourism with a carrying }, issn = {2407-7690}, pages = {483--494} doi = {10.14710/jmr.v11i3.31702}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jmr/article/view/31702} }
Refworks Citation Data :
Pengembangan pulau kecil untuk pemanfaatan ekowisata alam memiliki keterbatasan, salah satunya ukuran yang relatif kecil, sumber daya alam dan manusia yang terbatas sehingga aktivitas pemanfaatan wisata bahari pada ekosistem terumbu karang rentan menimbulkan dampak. Perairan Desa Pulau Duyung terdiri dari beberapa gugusan pulau kecil diantaranya Pulau Duyung, Pulau Salamanang dan Pulau Dasi merupakan gugusan pulau kecil yang memiliki potensi sumberdaya pesisir yang masih alami yang akan dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata bahari di Kabupaten Lingga. Pemanfaatan wisata bahari di pulau kecil rentan menimbulkan dampak terhadap ekosisitem, pengembangan harus memperhatikan batasan kemampuan lahan atau dikenal dengan daya dukung lingkungan. Implementasi konsep daya dukung lingkungan melalui pembatasan kapasitas daya dukung fisik yang mampu ditopang oleh kawasan dalam menerima kunjungan wisatawan di pulau kecil diharapkan mampu meminimalkan dampak negatif bagi ekosistem. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisa kesesuaian ekowisata diving dan snorkeling serta kapasitas jumlah pengunjung yang diperbolehkan untuk kegiatan ekowisata diving dan snorkeling pada ekosistem terumbu karang di Perairan Desa Pulau Duyung. Pengamatan data lapangan kondisi status ekosistem karang dilakukan pada April 2014 dan pengumpulan data kualitas air diperoleh pada Agustus 2016. Pengamatan terumbu karang dilakukan dengan metode Line Intersept Transect (LIT). Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase tutupan karang hidup di perairan Desa Pulau Duyung berkisar 23–64%, status terumbu karang termasuk dalam kategori sehat dengan persentase tutupan karang hidup rata-rata 36,93 % dengan kategori sedang. Bentuk lifeform terumbu karang terdiri dari Acropora sp, Lithopyllon sp, Montipora sp, Massif sp, Goniastrea sp, Favia sp, Platygyra sp dan Lobophyllia sp. Pulau Duyung dan sekitarnya sangat sesuai dikembangkan untuk ekowisata menyelam dengan nilai indeks kesesuaian wisata (IKW) rata-rata sebesar 80%, dan IKW rata-rata untuk wisata snorkeling mencapai 72,2 dengan kategori sesuai. Hasil perhitungan daya dukung fisik kapasitas pengunjung yang dapat ditampung untuk kegiatan Diving sebanyak 1.484 orang/hari dan snorkeling maksimal 1.431 orang /hari.
Development of small islands to be used as natural tourism has limitations, one of which is the relatively small size, limited natural and human resources so that the activity of utilizing marine tourism on coral reef ecosystems is vulnerable to impact. Its development must take into account the limitations of land capability or known as environmental carrying capacity, which is expected to be able to minimize negative impacts in the ecosystem. The purpose of this study was to analyze the suitability of the waters for the development of marine ecotourism and calculate the carrying capacity of the Duyung Island area for Diving and Snorkeling Ecotourism activities. Field observations were carried out in April 2014 and August 2016, data analysis was carried out in May 2020. Observations of coral reefs were carried out using the Line Intercept Transect (LIT) method. The results of the study showed that the percentage of live coral cover on Duyung Island and its surroundings ranged from 23 – 64%, with an overall average of 36.93% or a moderate category. Duyung Island and its surroundings are suitable for developing marine ecotourism with a carrying
Article Metrics:
Last update: