BibTex Citation Data :
@article{JKTS20534, author = {Zhafarina Kautsar and Tubagus Dzaki and Sriyana Sriyana and Slamet Hargono}, title = {PERENCANAAN SUBMERGED DAN NON SUBMERGED BREAKWATER UNTUK PENANGANAN ABRASI, DI PANTAI MOROSARI DEMAK}, journal = {Jurnal Karya Teknik Sipil}, volume = {7}, number = {2}, year = {2018}, keywords = {Pantai Morosari Demak, Abrasi; Submerged; Non Submerged Breakwater.}, abstract = { ABSTRAK Perubahan garis pantai dapat disebabkan oleh faktor alam maupun ulah manusia. Pantai Morosari Demak salah satu pantai yang mengalami abrasi disetiap tahunnya sehingga menenggelamkan pemukiman warga serta ekosistem mangrove. Tujuan dari perencanaan bangunan pelindung pantai ini adalah mengembalikan daratan pantai beserta eksistensi dari mangrove yang tenggelam akibat abrasi dengan merencanakan bangunan pelindung pantai. Bangunan pelindung pantai inilah yang nantinya berfungsi untuk meredam energi gelombang dan membuat garis pantai maju akibat sedimentasi. Dari analisa windrose dengan data angin selama 10 tahun 5 bulan (2007 - Bulan Mei 2017) diketahui arah angin dominan berasal dari barat laut. Gelombang rencana menggunakan periode ulang 25 tahun. Simulasi terhadap tinggi gelombang dan periode gelombang maksimum menggunakan program Mike21 . Perbandingan perubahan garis pantai sebelum dan sesudah adanya bangunan pantai menggunakan program Genesis . besarnya deformasi bangunan pelindung pantai menggunakan program Plaxis. Besarnya kedalaman cerucuk bambu pada bangunan pelindung pantai menggunakan program Foundation Pro V1 . Perencanaan bangunan pelindung pantai berupa bangunan submerged dan non submerged breakwater yang ditempatkan rangkap pada dua lokasi, yaitu dari arah barat laut garis pantai sebagai lokasi 1 dan dari arah barat daya garis pantai sebagai lokasi 2. Susunan lapisan dari yang paling bawah sampai ke lapisan yang paling atas pada bangunan pelindung pantai submerged dan non submerged breakwater adalah lapisan geoteknik berupa cerucuk bambu dengan kedalaman 12 m untuk non submerged breakwater dan kedalaman 20 m untuk submerged breakwater , matras bambu dengan tebal 3 lapisan atau setebal 0,5 m, lapisan geogrid setebal 20 cm; dilanjutkan pada lapisan diatasnya terdapat tumpukan batu mulai dari lapisan inti dan berm kaki, untuk lapis lindung kedua dari kedua bangunan tersebut menggunakan tumpukan batu kasar dengan berat 50 kg per butir, pada lapisan yang paling atas terdapat lapis lindung luar menggunakan struktur tetrapod dengan berat 500 kg per butir. Rekapitulasi rencana anggaran biaya untuk pembangunan submerged dan non submerged breakwater pada lokasi 1 sebesar Rp. 71.252.574.500, sedangkan rekapitulasi rencana anggaran biaya untuk pembangunan submerged dan non submerged breakwater pada lokasi 2 sebesar Rp. 30.727.219.500.}, pages = {140--150} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkts/article/view/20534} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Last update: