BibTex Citation Data :
@article{JKTS16249, author = {Dana Aswara and Nadia Tiaramita and Ferry Hermawan and Frida Kistiani}, title = {PERBANDINGAN INVESTASI REVITALISASI BANGUNAN PASAR TRADISIONAL DI KOTA SEMARANG}, journal = {Jurnal Karya Teknik Sipil}, volume = {6}, number = {2}, year = {2017}, keywords = {Pasar Tradisional; Revitalisasi; Investasi; Aspek Sosial; Aspek Teknis dan Non Teknis; Aspek Ekonomi}, abstract = { Pasar tradisional Indonesia menurun, baik dari jumlahnya maupun orientasi masyarakat karena beberapa faktor, seperti kurangnya infrastruktur dan ketidaknyamanannya. Sehingga, pasar tradisional seharusnya mempunyai suatu daya saing dan daya tarik untuk mempertahankan keberadaannya dalam jangka panjang. Untuk merevitalisasi pasar tradisional diperlukan investasi yang relatif cukup besar. Pada tahun 2016, pemeritah kota Semarang menyiapkan investasi untuk revitalisasi pasar tradisional sekitar 61,2 milyar rupiah. Investasi revitalisasi bangunan pasar tradisional harus seharusnya dapat memberikan manfaat bagi para stakeholder. Penelitian dilakukan untuk membandingkan investasi revitalisasi beberapa bangunan pasar tradisional yang di Kota Semarang agar selanjutnya diperoleh acuan pola investasi revitalisasi pasar tradisional yang dapat dijadikan masukan terhadap pemerintah dalam melakukan revitalisasi. Data primer yang digunakan pada penelitian diperoleh dari wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap Dinas Pasar, pedagang, pembeli, dan kepala pasar. Data sekunder berupa DED dan RAB, data pedagang dan fasilitas pasar seperti kios dan los. Ada tiga pasar yang dijadikan objek penelitian yaitu Pasar Pedurungan, Peterongan dan Rasamala. Analisa investasi revitalisasi pasar tradisional ini dibagi menjadi aspek sosial, aspek teknis dan non teknis serta aspek ekonomi. Hasil analisis dari aspek sosial menunjukkan bahwa pemerintah telah dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dan juga meningkatkan perekonomian. Secara umum, rencana revitalisasi ketiga pasar tersebut sudah dapat memenuhi standar teknis dan non teknis pasar tradisional. Hasil analisis dari aspek ekonomi yaitu selama 20 tahun umur ekonomis bangunan maka Pasar Rasamala dinilai paling layak. NPV Pasar Rasamala bernilai positif sebesar Rp12,801,195,084.82 dengan B/C Ratio yaitu 5,1 dan IRR 13,99%. }, pages = {133--144} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkts/article/view/16249} }
Refworks Citation Data :
Pasar tradisional Indonesia menurun, baik dari jumlahnya maupun orientasi masyarakat karena beberapa faktor, seperti kurangnya infrastruktur dan ketidaknyamanannya. Sehingga, pasar tradisional seharusnya mempunyai suatu daya saing dan daya tarik untuk mempertahankan keberadaannya dalam jangka panjang. Untuk merevitalisasi pasar tradisional diperlukan investasi yang relatif cukup besar. Pada tahun 2016, pemeritah kota Semarang menyiapkan investasi untuk revitalisasi pasar tradisional sekitar 61,2 milyar rupiah. Investasi revitalisasi bangunan pasar tradisional harus seharusnya dapat memberikan manfaat bagi para stakeholder. Penelitian dilakukan untuk membandingkan investasi revitalisasi beberapa bangunan pasar tradisional yang di Kota Semarang agar selanjutnya diperoleh acuan pola investasi revitalisasi pasar tradisional yang dapat dijadikan masukan terhadap pemerintah dalam melakukan revitalisasi. Data primer yang digunakan pada penelitian diperoleh dari wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap Dinas Pasar, pedagang, pembeli, dan kepala pasar. Data sekunder berupa DED dan RAB, data pedagang dan fasilitas pasar seperti kios dan los. Ada tiga pasar yang dijadikan objek penelitian yaitu Pasar Pedurungan, Peterongan dan Rasamala. Analisa investasi revitalisasi pasar tradisional ini dibagi menjadi aspek sosial, aspek teknis dan non teknis serta aspek ekonomi. Hasil analisis dari aspek sosial menunjukkan bahwa pemerintah telah dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dan juga meningkatkan perekonomian. Secara umum, rencana revitalisasi ketiga pasar tersebut sudah dapat memenuhi standar teknis dan non teknis pasar tradisional. Hasil analisis dari aspek ekonomi yaitu selama 20 tahun umur ekonomis bangunan maka Pasar Rasamala dinilai paling layak. NPV Pasar Rasamala bernilai positif sebesar Rp12,801,195,084.82 dengan B/C Ratio yaitu 5,1 dan IRR 13,99%.
Last update: