skip to main content

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN NAKHODA TERHADAP VEKTOR PENYAKIT DI PELABUHAN LAUT SAMARINDA

*Arfian Azwar  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
M. Arie Wuryanto  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
Praba Ginandjar scopus  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
Nissa Kusariana  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
Received: 19 Aug 2020; Published: 6 Jan 2021.

Citation Format:
Abstract

Nakhoda adalah pemimpin tertinggi di kapal mempunyai wewenang untuk mencegah adanya faktor risiko kesehatan. Pengetahuan yang tinggi nakhoda dapat mencegah keberadaan vektor di kapal melalui instruksi yang dibuat. Oleh karena itu perlu untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan nakhoda.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan potong lintang (Crossectional).Sampel semua kapal yang sandar di Pelabuhan Samarinda pada 23 Januari 2020 s.d 22 Februari 2020, berjumlah 38 responden. Data diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner kepada responden Variabel bebas pada penelitian ini adalah umur nakhoda, volume kapal (Gross Tonnage), jenis kapal, pengalaman berlayar, sedangkan variabel terikatnya adalah pengetahuan nakhoda terhadap vektor penyakit. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Jumlah nakhoda (responden) kapal terbanyak pada kategori umur ≤ 49 tahun yakni 23 orang (60,5%). Nakhoda yang bekerja pada volume kapal (Gross Tonnage/GT)kategori ≤ 683 GT dan > 683 memiliki jumlah sama banyak yakni 10 orang.Jenis kapal terbanyak adalah Kapal Motor (KM) dengan jumlah 24 kapal (63,2%). Jumlah nakhoda terbanyak pada kategori pengalaman berlayar ≤ 13 tahun yakni 20 orang (52,6%). Nakhoda berpengetahuan baik dengan jumlah terbanyak yakni 20 orang (52,6%). Variabel yang tidak memiliki hubungan terhadap pengetahuan nakhoda adalah umur (p=0,208), volume kapal (Gross Tonnage)(p=1,000). Sedangkan variabel yang memiliki hubungan dengan pengetahuan nakhoda adalah jenis kapal (p=0,042), pengalaman berlayar (p=0,004). Perusahaan pelayaran diharapkan memberikan fasilitas berupa pelatihan atau sosialisasi kepada nakhoda agar dapat meningkatkan pengetahuannya terhadap vektor penyakit

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Pengesahan Artikel ARFIAN
Subject
Type Research Instrument
  Download (60KB)    Indexing metadata
Keywords: The Ship Captain; Knowledge; Disease Vector

Article Metrics:

  1. Ovra, Lukman V. Penelitian Tingkat Risiko Kesehatan Kapal di Pelabuhan Belawan Medan dan Faktor yang Mempengaruhi. 2018;07(02)
  2. Presiden Republik Indonesia. UU No.17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran. 2008 p. 6
  3. Burhannudin Thohir, Tri Joko HLD. Hubungan Sanitasi Kapal dengan Keberadaan Vektor Penyakit dan Rodent pada Kapal Penumpang di Pelabuhan Merak Provinsi Banten. J Kesehat Masy. 2018;6(4):410–8
  4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Permenkes No.44 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat. 2014
  5. World Health Organization [WHO]. International Health Regulations (2005) Areas of Work for Implementation. In: World Health Organization. Geneva; 2007. p. 28
  6. World Health Organization. International Health Regulation. 2005 p. 82
  7. Supriyadi, Haryoto Kusnoputranto IMD. Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Sanitasi pada Kapal yang Sandar di Pelabuhan Pangkalbalam Pangkalpinang Tahun 2005. J Makara Kesehat [Internet]. 2006;10(2):71–7. Available from: http://journal.ui.ac.id/health/article/view/185
  8. Mubarak. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2007
  9. Ikenasya DF, Novita CF. Tingkat Pengetahuan Guru Mengenai Kesehatan Gigi dan Status Karies Gigi Murid Sekolah Dasar dengan UKGS dan Tanpa UKGS. J Caninus Denstistry Vol. 2017;2(Agustus):131–6
  10. Thylefors B. A Global Initiative for The Elimination of Avoidable Blindness. Indian J Ophthalmol. 1998;46(3):129–30
  11. Sanchiz M, Amadieu F, Fu WT, Chevalier A. Does Pre-Activating Domain Knowledge Foster Elaborated Online Information Search Strategies? Comparisons Between Young and Old Web User Adults. Appl Ergon. 2019;75(October 2018):201–13
  12. Smith ME, Newberry KM, Bailey HR. Differential Effects of Knowledge and Aging on the Encoding and Retrieval of Everyday Activities. Cognition. 2020;196(December 2019)
  13. Nirwan, A Arsunan Arsin HI. Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Vektor Aedes aegypti di Kapal dalam Wilayah Pelabuhan Makassar. J MKMI. 2010;6(3):129–35
  14. Türkistanli TT, Sevgili C. Awareness of Health Risks and Communicable Diseases Among Undergraduate Maritime Students. Int Marit Health. 2018;69(2):142–8
  15. Guritno S. Peran Nahkoda dalam Meningkatkan Kinerja ABK di Atas Kapal. J Sains Dan Teknol Marit. 2019;19(2):165–75
  16. Syafril KA. Pemberdayaan Pelayaran Rakyat Dilihat dari Karakteristiknya. J Penelit Transp Laut [Internet]. 2018;20:1–14. Available from: http://ojs.balitbanghub.dephub.go.id/index.php/jurnallaut
  17. Karana S. Armada Pelayaran Rakyat Sebagai Sarana Transportasi Antar Pulau dalam Era Pasar Bebas. Alami. 2003;8
  18. Presiden Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan. Indonesia; 2000 p. 1–22

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.