BibTex Citation Data :
@article{JAMT6636, author = {Lailiyul Qomariyah and Istiyanto Samidjan and Diana Rachmawati}, title = {PENGARUH PERSENTASE JUMLAH PAKAN BUATAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN KEPITING BAKAU (Scylla paramamosain)}, journal = {Journal of Aquaculture Management and Technology}, volume = {3}, number = {4}, year = {2014}, keywords = {Kepiting bakau; Pakan Buatan; Vitamin E; Pertumbuhan; Kelulushidupan}, abstract = { Pakan merupakan salah satu modal operasional yang besar dalam usaha budidaya kepiting bakau ( S. paramamosain ). Pakan yang digunakan harus dapat berperan efisien, supaya dapat menekan biaya tanpa mengurangi tingkat produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase pakan optimal terhadap perkembangan budidaya kepiting bakau ( S. paramamosain ). Penelitian ini menggunakan Metode Eksperimental yang dilakukan di lapangan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan A (pakan 3% dari bobot biomassa pakan), B (pakan 5% dari bobot biomassa pakan), C (pakan 7% dari bobot biomassa pakan, D (pakan 9% dari bobot biomassa pakan). Hewan uji yang digunakan adalah kepiting bakau ( S. paramamosain ) dengan berat awal rata-rata 111,91±1,12 g/ekor. Pakan uji merupakan pakan buatan yang diperkaya dengan vitamin E dengan dosis 0,8 g/100 g pakan, kandungan protein dalam pakan mencapai 35 %. Kepiting bakau ( Scylla paramamosain ) dipelihara dengan metode single room dalam basket plastik berukuran 25 x 16 x 15 cm selama 56 hari. Hasil penelitian menunjukkan persentase pakan buatan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap RGR, EPP, PER, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap SR kepiting bakau. Persentase optimal yang dihasilkan dari pertumbuhan adalah 7,59%, sedangkan untuk efisieinsi pakan adalah 7,72%. Nilai kelulushidupan kepiting bakau ( Scylla paramamosain ) berkisar antara 66,67–100,00%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah persentase pemberian pakan dengan jumlah berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan relatif, efisiensi pemanfaatan pakan dan protein efisiensi pakan, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kelulushidupan. persentase pemberian pakan yang dapat diberikan pada pakan buatan untuk kepiting bakau ( Scylla paramamosain ) adalah pakan dengan persentase 7% dari bobot biomassa. Feed is one of the major operating in cultivation of mud crab ( S. paramamosain ). Feed used must be able to act efficiently, in order to reduce costs without reducing the level of production. This research aims to determine the optimal effect of the feed percentage on the growth of mud crab aquaculture (S. paramamosain ). This research was conducted using Experimental Methods with completely randomized design (CRD), those is 4 treatments and 3 replications. Treatment A (3% feeds of the weight biomass), B (5% feeds of weight biomass), C (7% feeds of weight biomass feed, D (9% feeds of weight biomass). Animal testing used was mud crab ( S. paramamosain) with an average initial weight of 111.91 ± 1.12 g / individual. Feed testing is artificial feed enriched with vitamin E at a dose of 0.8 g/100 g of feed, protein content in the feed is 35%. Mud crab ( S. paramamosain) maintained by the method of single room in a plastic basket measuring 25 x 16 x 15 cm during 56 day. The results shows the percentage of artificial feed gives significant effect (P <0.05) on RGR, EPP, PER, but not significantly (P> 0.05) on SR mangrove crabs. The optimal resulting percentage of growth was 7.59%, while for efisieinsi feed is 7.72%. The survival rate of mud crab (S. paramamosain) ranged from 66.67 to 100.00%.The survival rate of mud crab (S. paramamosain) ranged from 66.67 to 100.00%. The conclusion of this study is the addition with different doses significant effect on absolute weight growth and efficiency of feed utilization but no significant effect on survival rate. percentage of feeding that can be given on artificial feed for mud crab ( S. paramamosain ) is feed to the percentage of 7% of the weight of the biomass. }, pages = {18--25} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jamt/article/view/6636} }
Refworks Citation Data :
Pakan merupakan salah satu modal operasional yang besar dalam usaha budidaya kepiting bakau (S. paramamosain). Pakan yang digunakan harus dapat berperan efisien, supaya dapat menekan biaya tanpa mengurangi tingkat produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase pakan optimal terhadap perkembangan budidaya kepiting bakau (S. paramamosain). Penelitian ini menggunakan Metode Eksperimental yang dilakukan di lapangan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan A (pakan 3% dari bobot biomassa pakan), B (pakan 5% dari bobot biomassa pakan), C (pakan 7% dari bobot biomassa pakan, D (pakan 9% dari bobot biomassa pakan). Hewan uji yang digunakan adalah kepiting bakau (S. paramamosain) dengan berat awal rata-rata 111,91±1,12 g/ekor. Pakan uji merupakan pakan buatan yang diperkaya dengan vitamin E dengan dosis 0,8 g/100 g pakan, kandungan protein dalam pakan mencapai 35 %. Kepiting bakau (Scylla paramamosain) dipelihara dengan metode single room dalam basket plastik berukuran 25 x 16 x 15 cm selama 56 hari. Hasil penelitian menunjukkan persentase pakan buatan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap RGR, EPP, PER, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap SR kepiting bakau. Persentase optimal yang dihasilkan dari pertumbuhan adalah 7,59%, sedangkan untuk efisieinsi pakan adalah 7,72%. Nilai kelulushidupan kepiting bakau (Scylla paramamosain) berkisar antara 66,67–100,00%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah persentase pemberian pakan dengan jumlah berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan relatif, efisiensi pemanfaatan pakan dan protein efisiensi pakan, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kelulushidupan. persentase pemberian pakan yang dapat diberikan pada pakan buatan untuk kepiting bakau (Scylla paramamosain) adalah pakan dengan persentase 7% dari bobot biomassa.
Feed is one of the major operating in cultivation of mud crab (S. paramamosain). Feed used must be able to act efficiently, in order to reduce costs without reducing the level of production. This research aims to determine the optimal effect of the feed percentage on the growth of mud crab aquaculture (S. paramamosain). This research was conducted using Experimental Methods with completely randomized design (CRD), those is 4 treatments and 3 replications. Treatment A (3% feeds of the weight biomass), B (5% feeds of weight biomass), C (7% feeds of weight biomass feed, D (9% feeds of weight biomass). Animal testing used was mud crab (S. paramamosain) with an average initial weight of 111.91 ± 1.12 g / individual. Feed testing is artificial feed enriched with vitamin E at a dose of 0.8 g/100 g of feed, protein content in the feed is 35%. Mud crab (S. paramamosain) maintained by the method of single room in a plastic basket measuring 25 x 16 x 15 cm during 56 day. The results shows the percentage of artificial feed gives significant effect (P <0.05) on RGR, EPP, PER, but not significantly (P> 0.05) on SR mangrove crabs. The optimal resulting percentage of growth was 7.59%, while for efisieinsi feed is 7.72%. The survival rate of mud crab (S. paramamosain) ranged from 66.67 to 100.00%.The survival rate of mud crab (S. paramamosain) ranged from 66.67 to 100.00%. The conclusion of this study is the addition with different doses significant effect on absolute weight growth and efficiency of feed utilization but no significant effect on survival rate. percentage of feeding that can be given on artificial feed for mud crab (S. paramamosain) is feed to the percentage of 7% of the weight of the biomass.
Last update: