BibTex Citation Data :
@article{JAMT5003, author = {Ahmad Nasution and Fajar Basuki and Sri Hastuti}, title = {ANALISIS KELULUSHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA SALINE STRAIN PANDU (Oreochromis niloticus) YANG DI PELIHARA DI TAMBAK TUGU, SEMARANG DENGAN KEPADATAN BERBEDA}, journal = {Journal of Aquaculture Management and Technology}, volume = {3}, number = {2}, year = {2014}, keywords = {Ikan nila; padat penebaran; kelulushidupan; pertumbuhan}, abstract = { Padat penebaran merupakan hal yang penting dalam usaha penampungan dan pendederan karena akan mempengaruhi oksigen terlarut dan ammonia. Kepadatan yang tinggi maka oksigen terlarut akan berkurang, sebaliknya ammonia akan semakin bertambah akibat buangan metabolisme ikan dan juga sisa pakan. Kondisi tersebut merupakan tekanan lingkungan yang dapat menyebabkan kenyamanan ikan menjadi terganggu. Pertumbuhan akan terhambat karena energi yang seharusnya digunakan untuk petumbuhan dipakai ikan untuk mempertahankan dirinya dari tekanan lingkungan. Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kepadatan yang berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan nila Pandu ( O. niloticus ) dan juga untuk mengetahui kepadatan yang terbaik untuk kelulushidupan (SR) dan pertumbuhan pada benih nila Pandu (O. niloticus ) yang dipelihara di tambak. Penelitian ini dilaksanakan selama 40 hari pengamatan, dimulai dari bulan April sampai dengan Mei 2013 di, tambak desa Tapak kecamatan Tugu, Semarang. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan nila Pandu ( O. niloticus ) berukuran 3 - 5 cm (D 20 -D 60 ) dengan bobot 0,58 g. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksprimen lapangan dengan menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan masing – masing 3 kali ulangan. Perbedaan padat penebaran pada setiap perlakuan A, B, dan C masing- masing adalah 15 atau 9 ekor/m 2 , 25 atau 15 ekor/m 2 , dan 35 atau 21 ekor/m 2 yang dipeliharan di tambak dengan menggunakan hapa. Ikan diberi pakan 5% dari berat biomassa ikan pada pagi, siang, sore hari pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB. Variabel yang diuji adalah laju pertumbuhan spesifik (SGR), kelulushidupan (SR), Tingkat Produksi konversi pakan (FCR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padat penebaran tidak berbeda nyata (P<0,05) terhadap kelululushidupan, namun berbeda sangat nyata terhadap (P>0,01) pertumbuhan, tingkat produksi, dan rasio konversi pakan. Nilai laju pertumbuhan spesifik untuk masing-masing perlakuan A, B, dan C yaitu (6,94±0,028%), (6,23±0,041%), dan (5,63±0,003%). Nilai kelulushidupan untuk masing-masing perlakuan A, B, dan C yaitu (97,78±3,85%), (97,33±2,31%), dan (97,14±2,86%). nilai tingkat produksi untuk masing-masing perlakuan A,B,dan C adalah (99,96±7,14 g), (178,98±10,96 g), (257,56±16,67 g) Nilai FCR untuk masing-masing perlakuan A, B, dan C yaitu adalah (0,58±0.04), (0,75±0,04), dan (0,89±0,06). Hasil pengukuran parameter kualitas air untuk suhu berkisar antara 26 – 31 0 C, Salinitas 12 – 14 ppt; pH 7,97 – 8,69; DO 3,25 – 3,78 mg/l; dan amonia 0,02 – 0,04 mg/l. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelulushidupan dan pertumbuhan terbaik dengan kepadatan 15 atau 9 ekor/m 2 . Density stocking important thing deep relocation effort and Nursery because will regard dissolved oxygen and ammonia. Tall density therefore dissolved oxygen will decrease, on the contrary ammonia will get buangan's effect crescent metabolite fishes out and also residuary weft. Condition of that constitute environment pressure that can cause fish convenience becomes to be troubled. Growth will be constrained since energy that necessarily been utilized for Growth is used fishes out to keep her of environment pressure. Conducted research aimed to determine the effect of different density on the growth of Tilapia Pandu (Oreochromis niloticus) and also to determine the best density for survival rate (SR) and growth in Tilapia Pandu strain seed (Oreochromis niloticus) were kept in fish ponds. The research was carried out during 40 days of observation, starting from April to May 2013 in desa tapak, Tugu district, Semarang. Test fish used are Tilapia Pandu (Oreochromis niloticus) fairish 3-5 cm (D 20 -D 60 ) with wight 0,58 g. The Eksprimen's method field used in this study is completely randomized design (CRD) with 3 treatments and each of 3 replications. Differences in stocking density on each treatment A, B, and C, respectively 15 or 9 fish/m 2 , 25 or 15 fish/m 2 , and 35 or 21 fish/m 2 were keep in the ponds by using hapa. The fish were fed 5% of the fish biomass at 08:00, 12:00, and 16:00 pm. Variables tested is specific growth rate (SGR), survival rate (SR), feed conversion ratio (FCR), production level and water quality.The results showed that stocking density had no effect (P <0.05) against survival rate, but highly significant effect (P> 0.01) growth rate. Value of the specific growth rate for each treatment A, B, and C are (6.94 ± 0.028%), (6.23 ± 0.041%), and (5.63 ± 0.003%) survival values for each treatment A, B, and C are (97.78 ± 3.85%), (97.33 ± 2.31%), and (97.14 ± 2.86%). production level values for each treatment A, B, and C are (99,96±7,14 g), (178.96±10,96 g), dan (257,56,±16,67 g). FCR values for each treatment A, B, and C which is (0.58 ± 0:04), (0.75 ± 0.04), and (0.89 ± 0.06). The results of measurements of water quality parameters for the temperature range between 26 - 330C, salinity 12-14 ppt; pH 7.97 to 8.69; DO from 3.25 to 3.78 mg / l, and ammonia from 0.02 to 0.04 mg / l. Based on the results of this study concluded that the best survival and growth of the density is 15 or 9 fish/m 2 . }, pages = {25--32} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jamt/article/view/5003} }
Refworks Citation Data :
Padat penebaran merupakan hal yang penting dalam usaha penampungan dan pendederan karena akan mempengaruhi oksigen terlarut dan ammonia. Kepadatan yang tinggi maka oksigen terlarut akan berkurang, sebaliknya ammonia akan semakin bertambah akibat buangan metabolisme ikan dan juga sisa pakan. Kondisi tersebut merupakan tekanan lingkungan yang dapat menyebabkan kenyamanan ikan menjadi terganggu. Pertumbuhan akan terhambat karena energi yang seharusnya digunakan untuk petumbuhan dipakai ikan untuk mempertahankan dirinya dari tekanan lingkungan. Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kepadatan yang berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan nila Pandu (O. niloticus) dan juga untuk mengetahui kepadatan yang terbaik untuk kelulushidupan (SR) dan pertumbuhan pada benih nila Pandu (O. niloticus) yang dipelihara di tambak. Penelitian ini dilaksanakan selama 40 hari pengamatan, dimulai dari bulan April sampai dengan Mei 2013 di, tambak desa Tapak kecamatan Tugu, Semarang. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan nila Pandu (O. niloticus) berukuran 3 - 5 cm (D20-D60) dengan bobot 0,58 g. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksprimen lapangan dengan menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan masing – masing 3 kali ulangan. Perbedaan padat penebaran pada setiap perlakuan A, B, dan C masing- masing adalah 15 atau 9 ekor/m2, 25 atau 15 ekor/m2, dan 35 atau 21 ekor/m2 yang dipeliharan di tambak dengan menggunakan hapa. Ikan diberi pakan 5% dari berat biomassa ikan pada pagi, siang, sore hari pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB. Variabel yang diuji adalah laju pertumbuhan spesifik (SGR), kelulushidupan (SR), Tingkat Produksi konversi pakan (FCR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padat penebaran tidak berbeda nyata (P<0,05) terhadap kelululushidupan, namun berbeda sangat nyata terhadap (P>0,01) pertumbuhan, tingkat produksi, dan rasio konversi pakan. Nilai laju pertumbuhan spesifik untuk masing-masing perlakuan A, B, dan C yaitu (6,94±0,028%), (6,23±0,041%), dan (5,63±0,003%). Nilai kelulushidupan untuk masing-masing perlakuan A, B, dan C yaitu (97,78±3,85%), (97,33±2,31%), dan (97,14±2,86%). nilai tingkat produksi untuk masing-masing perlakuan A,B,dan C adalah (99,96±7,14 g), (178,98±10,96 g), (257,56±16,67 g) Nilai FCR untuk masing-masing perlakuan A, B, dan C yaitu adalah (0,58±0.04), (0,75±0,04), dan (0,89±0,06). Hasil pengukuran parameter kualitas air untuk suhu berkisar antara 26 – 310C, Salinitas 12 – 14 ppt; pH 7,97 – 8,69; DO 3,25 – 3,78 mg/l; dan amonia 0,02 – 0,04 mg/l. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelulushidupan dan pertumbuhan terbaik dengan kepadatan 15 atau 9 ekor/m2.
Density stocking important thing deep relocation effort and Nursery because will regard dissolved oxygen and ammonia. Tall density therefore dissolved oxygen will decrease, on the contrary ammonia will get buangan's effect crescent metabolite fishes out and also residuary weft. Condition of that constitute environment pressure that can cause fish convenience becomes to be troubled. Growth will be constrained since energy that necessarily been utilized for Growth is used fishes out to keep her of environment pressure. Conducted research aimed to determine the effect of different density on the growth of Tilapia Pandu (Oreochromis niloticus) and also to determine the best density for survival rate (SR) and growth in Tilapia Pandu strain seed (Oreochromis niloticus) were kept in fish ponds. The research was carried out during 40 days of observation, starting from April to May 2013 in desa tapak, Tugu district, Semarang. Test fish used are Tilapia Pandu (Oreochromis niloticus) fairish 3-5 cm (D 20 -D 60 ) with wight 0,58 g. The Eksprimen's method field used in this study is completely randomized design (CRD) with 3 treatments and each of 3 replications. Differences in stocking density on each treatment A, B, and C, respectively 15 or 9 fish/m2, 25 or 15 fish/m2, and 35 or 21 fish/m2 were keep in the ponds by using hapa. The fish were fed 5% of the fish biomass at 08:00, 12:00, and 16:00 pm. Variables tested is specific growth rate (SGR), survival rate (SR), feed conversion ratio (FCR), production level and water quality.The results showed that stocking density had no effect (P <0.05) against survival rate, but highly significant effect (P> 0.01) growth rate. Value of the specific growth rate for each treatment A, B, and C are (6.94 ± 0.028%), (6.23 ± 0.041%), and (5.63 ± 0.003%) survival values for each treatment A, B, and C are (97.78 ± 3.85%), (97.33 ± 2.31%), and (97.14 ± 2.86%). production level values for each treatment A, B, and C are (99,96±7,14 g), (178.96±10,96 g), dan (257,56,±16,67 g). FCR values for each treatment A, B, and C which is (0.58 ± 0:04), (0.75 ± 0.04), and (0.89 ± 0.06). The results of measurements of water quality parameters for the temperature range between 26 - 330C, salinity 12-14 ppt; pH 7.97 to 8.69; DO from 3.25 to 3.78 mg / l, and ammonia from 0.02 to 0.04 mg / l. Based on the results of this study concluded that the best survival and growth of the density is 15 or 9 fish/m2.
Last update: