BibTex Citation Data :
@article{JAMT11781, author = {- Susanti and Slamet Prayitno and - Sarjito}, title = {PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN BAKAU (Rhizopora apiculata) UNTUK PENGOBATAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) YANG DIINFEKSI BAKTERI Vibrio harveyi TERHADAP KELULUSHIDUPAN}, journal = {Journal of Aquaculture Management and Technology}, volume = {5}, number = {2}, year = {2016}, keywords = {Vibrio harveyi; Scylla serrata; Rizhophora apiculata}, abstract = { Penyakit bakterial yang sering menyerang kepiting bakau adalah vibriosis. Vibriosis merupakan jenis penyakit penyebab kematian masal pada kepiting. Penyakit bakterial ini menyerang di semua stadia kepiting, baik juvenile hingga kepiting dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kemampuan ekstrak kasar daun bakau R. apiculata untuk menghambat pertumbuhan V. harveyi secara in vitro dan mengetahui dosis terbaik dari ekstrak daun bakau ( R. apiculata ) untuk pengobatan kepiting bakau ( S. serrata) yang diinfeksi V. harveyi melalui metode perendaman. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, menggunakan 48 ekor kepiting bakau dengan berat rata-rata 60.75±5.17 gram, kemudian di infeksi menggunakan bakteri V. harveyi sebanyak 0,1 ml dengan kepadatan 10 6 CFU/ml, pada pangkal kaki renang. Setelah timbul gejala klinis, dilakukan perendaman menggunakan ekstrak daun bakau ( R. apiculata ) selama 1 hari ( long bath ) dengan konsentarasi 0 ppm, 20.000 ppm, 40.000 ppm dan 60.000 ppm. Hasil penelitian diperoleh bahwa perendaman dengan ekstrak daun bakau ( R. apiculata ), berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan kepiting bakau ( S. serrata ). Masing-masing nilai kelulushidupan pada perlakuan A, B, C, dan D adalah 58.33%, 91.67%, 83.33% dan 100%. kelulushidupan tertinggi didapatkan pada perlakuan D yaitu 100%, namun konsentrasi terbaik untuk pengobatan kepiting bakau yang terinfeksi V. harveyi adalah perlakuan B dengan dosis 20.000. The bacterial desease that often strikes mud crabs is vibriosis. Vibriosis caused mass mortality of crabs. This bacteriall infected crab in all stages, started from juvenile until adult stages. The purpose of this research was to study the ability of mangrove leaves extracts (R. apiculata) to inhibit the growth of V. harveyi in vitro and to find the best dosage to treat mud crabs (S. serata) injected by V. harveyi with dipping method. 48 mud crabs with the average weight of 6 0.75±5.17 gram were used in this research. The experimental crabs were infected by bacterium (V. harveyi) 0,1 ml at density 10 6 CFU/ml at the base of swimming leg. After showed clinical symptoms, crabs were inmmersed in mangrove leaves extract (R. apiculata) for one day (long bath) at concentration of 0 ppm, 20.000 ppm, 40.000 ppm and 60.000 ppm respectively. The result showed that dipping of mangrove leaves extracts (R. apiculata) significantly affect ed the survival rate of mud crab (S. serata). Survival rate of treatment A, B, C and D were 58,33%, 91,67%, 83,33% and 100% respectively. The highest survival rate was performed by treatment D that was 100%, however the best concentration for the treatment of mud crabs which infected by V. harveyi was treatment B with dose of 20.000 ppm. }, pages = {18--25} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jamt/article/view/11781} }
Refworks Citation Data :
Penyakit bakterial yang sering menyerang kepiting bakau adalah vibriosis. Vibriosis merupakan jenis penyakit penyebab kematian masal pada kepiting. Penyakit bakterial ini menyerang di semua stadia kepiting, baik juvenile hingga kepiting dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kemampuan ekstrak kasar daun bakau R. apiculata untuk menghambat pertumbuhan V. harveyi secara in vitro dan mengetahui dosis terbaik dari ekstrak daun bakau (R. apiculata) untuk pengobatan kepiting bakau (S. serrata) yang diinfeksi V. harveyi melalui metode perendaman. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, menggunakan 48 ekor kepiting bakau dengan berat rata-rata 60.75±5.17 gram, kemudian di infeksi menggunakan bakteri V. harveyi sebanyak 0,1 ml dengan kepadatan 106 CFU/ml, pada pangkal kaki renang. Setelah timbul gejala klinis, dilakukan perendaman menggunakan ekstrak daun bakau (R. apiculata) selama 1 hari (long bath) dengan konsentarasi 0 ppm, 20.000 ppm, 40.000 ppm dan 60.000 ppm. Hasil penelitian diperoleh bahwa perendaman dengan ekstrak daun bakau (R. apiculata), berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan kepiting bakau (S. serrata). Masing-masing nilai kelulushidupan pada perlakuan A, B, C, dan D adalah 58.33%, 91.67%, 83.33% dan 100%. kelulushidupan tertinggi didapatkan pada perlakuan D yaitu 100%, namun konsentrasi terbaik untuk pengobatan kepiting bakau yang terinfeksi V. harveyi adalah perlakuan B dengan dosis 20.000.
The bacterial desease that often strikes mud crabs is vibriosis. Vibriosis caused mass mortality of crabs. This bacteriall infected crab in all stages, started from juvenile until adult stages. The purpose of this research was to study the ability of mangrove leaves extracts (R. apiculata) to inhibit the growth of V. harveyi in vitro and to find the best dosage to treat mud crabs (S. serata) injected by V. harveyi with dipping method. 48 mud crabs with the average weight of 60.75±5.17 gram were used in this research. The experimental crabs were infected by bacterium (V. harveyi) 0,1 ml at density 106 CFU/ml at the base of swimming leg. After showed clinical symptoms, crabs were inmmersed in mangrove leaves extract (R. apiculata) for one day (long bath) at concentration of 0 ppm, 20.000 ppm, 40.000 ppm and 60.000 ppm respectively. The result showed that dipping of mangrove leaves extracts (R. apiculata) significantly affected the survival rate of mud crab (S. serata). Survival rate of treatment A, B, C and D were 58,33%, 91,67%, 83,33% and 100% respectively. The highest survival rate was performed by treatment D that was 100%, however the best concentration for the treatment of mud crabs which infected by V. harveyi was treatment B with dose of 20.000 ppm.
Last update: