BibTex Citation Data :
@article{IO7215, author = {Vinna Haryanti and Agus Naryoso and Wiwid Rakhmad and Sri Herieningsih}, title = {PERILAKU KOMUNIKASI REMAJA DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL DARI KELUARGA SINGLE PARENT}, journal = {Interaksi Online}, volume = {3}, number = {1}, year = {2014}, keywords = {}, abstract = { Keluarga merupakan lembaga sosial inti di dalam masyarakat, sebab di dalam keluargalah anak memperoleh berbagai bekal dalam berinteraksi dengan masyarakat. Sebuah keluarga yang berpisah menjadikan anak memperoleh sedikit bekal untuk berinteraksi dengan lingkungannya sehingga akan berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak terlebih ketika anak menginjak masa remaja. Remaja yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga di mana kedua orang tuanya bercerai mengalami kekhawatiran dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku komunikasi dan pemeliharaan hubungan komunikasi antara remaja yang berasal dari keluarga single parent dengan lingkungan sosialnya. Teori yang digunakan adalah Teori Pemeliharaan Hubungan dari Charless Berger dan Teori Dialektika Relational dari Baxter dan Montgomery. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subyek dalam penelitian ini adalah remaja dengan latar belakang keluarga single parent, orang tua, teman dan extended family dari remaja. Berdasarkan hasil penelitian Pengasuhan dibawah pengasuhan ibu dalam keluarga single parent menjadikan adanya kedekatan emosi antara anak dan orang tua dibandingkan anak single parent dibawah pengawasan ayah. Kedekatan yang terjalin antara remaja dengan lingkungan sekitarnya ini terjadi karena adanya aktivitas komunikasi yang sering dilakukan antara remaja dengan lingkungan sekitarnya. Kedekatan emosional merupakan aspek penting dalam suatu hubungan karena dapat meningkatkan kesempatan komunikasi antar individu. Perceraian menimbulkan adanya pengaruh emosional pada anak. Pasca perceraian terjadi informan memiliki seseorang untuk diajak berbagi dengannya. Dukungan serta motivasi yang diberikan oleh lingkungan sosial di sekitarnya sangat mempengaruhi perilakunya saat ini. Individu belajar mengenai diri mereka melalui interaksi yang mereka lakukan dengan lingkungan sosialnya. Pengalaman, pengetahuan dan perilaku komunikasi dibentuk sebagian besar oleh kelompok sosial. Komunikasi interpersonal yang dilakukan remaja dengan lingkungan sosialnya akan menguatkan hubungan karena adanya pertukaran pesan dalam komunikasi tersebut. Keterbukaan antara satu dengan yang lain menjadikan kunci dalam memelihara hubungan antara remaja dengan lingkungan sosialnya. Konsep diri yang positif ditunjukan oleh remaja dengan yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah dan berprestasi, merasa setara dengan orang lain, mampu untuk memperbaiki diri sebagai wujud pembuktian diri kepada masyarakat. Kata kunci : konflik, keterbukaan, pemeliharaan hubungan }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/7215} }
Refworks Citation Data :
Keluarga merupakan lembaga sosial inti di dalam masyarakat, sebab di dalam keluargalah anak memperoleh berbagai bekal dalam berinteraksi dengan masyarakat. Sebuah keluarga yang berpisah menjadikan anak memperoleh sedikit bekal untuk berinteraksi dengan lingkungannya sehingga akan berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak terlebih ketika anak menginjak masa remaja. Remaja yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga di mana kedua orang tuanya bercerai mengalami kekhawatiran dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku komunikasi dan pemeliharaan hubungan komunikasi antara remaja yang berasal dari keluarga single parent dengan lingkungan sosialnya. Teori yang digunakan adalah Teori Pemeliharaan Hubungan dari Charless Berger dan Teori Dialektika Relational dari Baxter dan Montgomery. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subyek dalam penelitian ini adalah remaja dengan latar belakang keluarga single parent, orang tua, teman dan extended family dari remaja.Berdasarkan hasil penelitian Pengasuhan dibawah pengasuhan ibu dalam keluarga single parent menjadikan adanya kedekatan emosi antara anak dan orang tua dibandingkan anak single parent dibawah pengawasan ayah. Kedekatan yang terjalin antara remaja dengan lingkungan sekitarnya ini terjadi karena adanya aktivitas komunikasi yang sering dilakukan antara remaja dengan lingkungan sekitarnya. Kedekatan emosional merupakan aspek penting dalam suatu hubungan karena dapat meningkatkan kesempatan komunikasi antar individu. Perceraian menimbulkan adanya pengaruh emosional pada anak. Pasca perceraian terjadi informan memiliki seseorang untuk diajak berbagi dengannya. Dukungan serta motivasi yang diberikan oleh lingkungan sosial di sekitarnya sangat mempengaruhi perilakunya saat ini. Individu belajar mengenai diri mereka melalui interaksi yang mereka lakukan dengan lingkungan sosialnya. Pengalaman, pengetahuan dan perilaku komunikasi dibentuk sebagian besar oleh kelompok sosial. Komunikasi interpersonal yang dilakukan remaja dengan lingkungan sosialnya akan menguatkan hubungan karena adanya pertukaran pesan dalam komunikasi tersebut. Keterbukaan antara satu dengan yang lain menjadikan kunci dalam memelihara hubungan antara remaja dengan lingkungan sosialnya. Konsep diri yang positif ditunjukan oleh remaja dengan yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah dan berprestasi, merasa setara dengan orang lain, mampu untuk memperbaiki diri sebagai wujud pembuktian diri kepada masyarakat.Kata kunci : konflik, keterbukaan, pemeliharaan hubungan
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.