Abstract
Keluarga merupakan kelompok primer dalam masyarakat yang memiliki dan menjalankan fungsi penting bagi perkembangan anak. Tetapi proses ini akan mengalami perbedaan ketika keluarga mengalami perceraian. Perceraian memberi dampak yang signifikan kepada anak baik itu dari sikap dan perilakuan, bahkan memunculkan stigma dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pola komunikasi pengasuhan yang dilakukan oleh ibu single parent terhadap anak setelah terjadinya perceraian. Penelitian ini akan dikaji menggunakan metode kualitatif dengan analisis fenomenologi. Teori serta konsep yang digunakan dalam penelitian ini yakni, Teori Peran (Role Theory), Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory), Teori Atribusi dan Konsistensi Sikap (Attitude Consistency and Attribution Theory), serta Konsep Komunikasi Interpersonal. Pada penelitian ini ditemukan bahwa adanya hubungan yang baik ini membuat anak lebih mudah beradaptasi pada keadaan baru setelah terjadinya perceraian ini. Pada penelitian ini juga ditemukan meskipun intensitas pertemuan dan komunikasi secara langsung yang terjadi antara anak dan ibu single parent cenderung sedikit, namun hubungan di antaranya tetap saling terjaga karena adanya sikap terbuka dan percaya serta pandangan positif terhadap masing – masing di antaranya. Selain itu, proses komunikasi pengasuhan yang dilakukan ibu single parent dalam memberi kebebasan dan tanggungjawab kepada anak secara tidak langsung membuat anak membentuk sikap futuristic dan self criticsm.