BibTex Citation Data :
@article{IMAJI11514, author = {Angelina E. R and Edward Pandelaki and Hermin Werdiningsih}, title = {REDESAIN GEREJA SANTO PETRUS SAMBIROTO SEMARANG}, journal = {IMAJI}, volume = {1}, number = {2}, year = {2012}, keywords = {Gereja Katolik, Santo Petrus, Sambiroto, Semarang, Post Modern}, abstract = { Pusat Kota Semarang merupakan pusat kemajuan sektor ekonomi di Kota Semarang. Lahan permukiman di area tersebut mulai berkurang, menyebabkan permukiman sekarang meluas di wilayah Semarang Selatan, salah satunya Kecamatan Tembalang. Kemunculan perumahan baru standar menengah ke atas menyebabkan wilayah berkembang lebih modern dan jumlah penduduknya bertambah semakin pesat. Begitu juga jumlah umat Katoliknya. Padahal saat ini di Kecamatan Tembalang hanya terdapat satu Gereja Katolik, hanya berskala stasi, yaitu Gereja Santo Petrus Sambiroto. Dengan makin bertambahnya jumlah umat Katolik dan makin tingginya tingkat aktivitas warganya, maka dibutuhkan desain gereja berskala lebih besar. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Gereja Katolik, standar-standar mengenai tata ruang dalam Gereja Katolik, studi banding beberapa Gereja Paroki Katolik di Semarang dan Gereja-Gereja Post Modern di dunia. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Gereja Santo Petrus Sambiroto Semarang dan pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur Post Modern. Tapak yang digunakan adalah tapak asli dari Gereja Santo Petrus Sambiroto, yang kemudian diperluas sesuai kebutuhan ruang yang ada. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Redesain Gereja Santo Petrus Sambiroto Semarang”. Konsep perancangan ditekankan desain Arsitektur Post Modern, yaitu aliran Methapor and Metaphisical dimana konsep dan filosofi bangunan Gereja ditampilkan secara eksplisit dalam bentuk dan penampilan bangunan. Catchment Point dipakai untuk menyiasati bentuk lahan dan menghindari bangunan Gereja tertutup oleh bangunan lain sekitar tapak. Untuk bangunan Gereja sendiri, dirancang dengan konsep denah berbentuk manusia yang sedang memberkati dan konsep bentuk bangunan berbentuk kapal, dengan sistem struktur penerapan sistem jalinan tudung saji. }, issn = {2089-3892}, pages = {167--176} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/imaji/article/view/11514} }
Refworks Citation Data :
Pusat Kota Semarang merupakan pusat kemajuan sektor ekonomi di Kota Semarang. Lahanpermukiman di area tersebut mulai berkurang, menyebabkan permukiman sekarang meluas di wilayahSemarang Selatan, salah satunya Kecamatan Tembalang. Kemunculan perumahan baru standar menengah keatas menyebabkan wilayah berkembang lebih modern dan jumlah penduduknya bertambah semakin pesat.Begitu juga jumlah umat Katoliknya. Padahal saat ini di Kecamatan Tembalang hanya terdapat satu GerejaKatolik, hanya berskala stasi, yaitu Gereja Santo Petrus Sambiroto. Dengan makin bertambahnya jumlah umatKatolik dan makin tingginya tingkat aktivitas warganya, maka dibutuhkan desain gereja berskala lebih besar. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Gereja Katolik,standar-standar mengenai tata ruang dalam Gereja Katolik, studi banding beberapa Gereja Paroki Katolik diSemarang dan Gereja-Gereja Post Modern di dunia. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Gereja SantoPetrus Sambiroto Semarang dan pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur PostModern. Tapak yang digunakan adalah tapak asli dari Gereja Santo Petrus Sambiroto, yang kemudian diperluassesuai kebutuhan ruang yang ada. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan,penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Redesain Gereja Santo PetrusSambiroto Semarang”. Konsep perancangan ditekankan desain Arsitektur Post Modern, yaitu aliran Methapor andMetaphisical dimana konsep dan filosofi bangunan Gereja ditampilkan secara eksplisit dalam bentuk danpenampilan bangunan. Catchment Point dipakai untuk menyiasati bentuk lahan dan menghindari bangunanGereja tertutup oleh bangunan lain sekitar tapak. Untuk bangunan Gereja sendiri, dirancang dengan konsepdenah berbentuk manusia yang sedang memberkati dan konsep bentuk bangunan berbentuk kapal, dengansistem struktur penerapan sistem jalinan tudung saji.
Last update:
Alamat RedaksiJurnal IMAJI (ISSN 2089-3892) :Jurusan Arsitektur FT. UNDIPJl. Prof. Soedarto, SH Kampus Tembalang SemarangTelp. (024) 7470690, Fax. (024) 7470690e-mail : imaji@arsitektur.undip.ac.id