BibTex Citation Data :
@article{IEOJ6690, author = {Adhi Rahman and Darminto Pujotomo}, title = {ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK ROTI TAWAR MR.BREAD DENGAN METODE FMEA (Di Bagian Produksi CV.Essen)}, journal = {Industrial Engineering Online Journal}, volume = {3}, number = {4}, year = {2014}, keywords = {P-Chart; Pareto Diagram; Cause-Effect Diagram dan FMEA}, abstract = { Dalam perkembangannya, CV.Essen yang bergerak pada industri manufaktur selalu berusaha untuk memperbaiki kualitas roti yang diproduksi. Perusahaan menemukan adanya produk yang tidak sesuai dengan standar. Hal yang terjadi adalah peusahaan cenderung menghilangkan produk yang cacat baik dengan cara memperbaiki atau mengganti produk tersebut. Namun konsep dari kualitas yang ada sekarang ini bukan hanya membuang atau memperbaiki produk, tetapi merupakan suatu sistem yang berorientasi terhadap pencegahan cacat produk. Karena cacat pada setiap varian roti tawar adalah sama, maka penulis mengambil roti tawar kulit sebagai sampel. Metode yang digunakan penulis adalah Statistical Process Control (P-Chart), dan Pareto Diagram untuk mengetahui jenis dan jumlah produk cacat. Kemudian penulis menggunakan metode Cause-Effect Diagram dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) untuk mengetahui penyebab cacat pada produk. Pada saat penelitian, penulis mengajukan suatu usulan yang dikaji berdasarkan metode diatas. Dari metode FMEA dapat didentifikasi moda kegagalan yang terjadi pada proses pembuatan roti tawar kulit adalah kegagalan bald dan kegagalan wrinkle. Nilai RPN tertinggi pada cacat bald adalah 640. Sedangkan nilai RPN tertinggi pada cacat wrinkle adalah 360. Usulan perbaikan yang diberikan untuk perusahaan secara keseluruhan adalah lebih meningkatkan pengawasan pada proses produksi dan memberikan training mengenai proses produksi serta memberikan training menjalankan mesin mesin moulding. Abstract [Title: Please Type Title of Article in English in here and Bold formated] In its development, CV.Essen engaged in the manufacturing industry is always trying to improve the quality of the bread produced. The company found a product that does not comply with the standard. Thing that happens is the Vendor tends to eliminate product defects by repairing or replacing the product. However, the concept of quality that is now not only remove or repair the product, but it is a system that is oriented toward the prevention of product defects. Because defects in each variant is the same bread, the authors take a skin as white bread samples. The method used is the author of Statistical Process Control (P-Chart), and Pareto diagram to determine the type and number of defective products. Then the author uses the method of Cause-Effect Diagram Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) to determine the cause of defects in the product. At the time of the study, the authors propose a method based on the proposals that were examined above. Of the FMEA method can be identified failure modes that occur in the process of making bread is the failure of bald skin and wrinkle failure. The highest RPN value on defects of bald RPN value is 640 while the highest was 360 Proposed wrinkle defect fixes given to the company as a whole is much improved control on the production process and provide training regarding the production process as well as provide training run molding machines. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/view/6690} }
Refworks Citation Data :
Dalam perkembangannya, CV.Essen yang bergerak pada industri manufaktur selalu berusaha untuk memperbaiki kualitas roti yang diproduksi. Perusahaan menemukan adanya produk yang tidak sesuai dengan standar. Hal yang terjadi adalah peusahaan cenderung menghilangkan produk yang cacat baik dengan cara memperbaiki atau mengganti produk tersebut. Namun konsep dari kualitas yang ada sekarang ini bukan hanya membuang atau memperbaiki produk, tetapi merupakan suatu sistem yang berorientasi terhadap pencegahan cacat produk. Karena cacat pada setiap varian roti tawar adalah sama, maka penulis mengambil roti tawar kulit sebagai sampel. Metode yang digunakan penulis adalah Statistical Process Control (P-Chart), dan Pareto Diagram untuk mengetahui jenis dan jumlah produk cacat. Kemudian penulis menggunakan metode Cause-Effect Diagram dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) untuk mengetahui penyebab cacat pada produk. Pada saat penelitian, penulis mengajukan suatu usulan yang dikaji berdasarkan metode diatas. Dari metode FMEA dapat didentifikasi moda kegagalan yang terjadi pada proses pembuatan roti tawar kulit adalah kegagalan bald dan kegagalan wrinkle. Nilai RPN tertinggi pada cacat bald adalah 640. Sedangkan nilai RPN tertinggi pada cacat wrinkle adalah 360. Usulan perbaikan yang diberikan untuk perusahaan secara keseluruhan adalah lebih meningkatkan pengawasan pada proses produksi dan memberikan training mengenai proses produksi serta memberikan training menjalankan mesin mesin moulding.
Abstract
[Title: Please Type Title of Article in English in here and Bold formated] In its development, CV.Essen engaged in the manufacturing industry is always trying to improve the quality of the bread produced. The company found a product that does not comply with the standard. Thing that happens is the Vendor tends to eliminate product defects by repairing or replacing the product. However, the concept of quality that is now not only remove or repair the product, but it is a system that is oriented toward the prevention of product defects. Because defects in each variant is the same bread, the authors take a skin as white bread samples. The method used is the author of Statistical Process Control (P-Chart), and Pareto diagram to determine the type and number of defective products. Then the author uses the method of Cause-Effect Diagram Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) to determine the cause of defects in the product. At the time of the study, the authors propose a method based on the proposals that were examined above. Of the FMEA method can be identified failure modes that occur in the process of making bread is the failure of bald skin and wrinkle failure. The highest RPN value on defects of bald RPN value is 640 while the highest was 360 Proposed wrinkle defect fixes given to the company as a whole is much improved control on the production process and provide training regarding the production process as well as provide training run molding machines.
Last update:
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik - Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50239
Telp / Fax : (024) 7460052
Email : i_engineering@ymail.com