skip to main content

PENGARUH BEBAN KERJA MENTAL DAN KELELAHAN KERJA TERHADAP KESALAHAN OPERATOR PENGENDALI KERETA DAOP IV SEMARANG

*Adinda Nurussakinah  -  Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Nia Budi Puspitasari  -  Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Rani Rumita  -  Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

 

PT. Kereta Api Indonesia sebagai Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api memiliki hal utama yang menjadi prioritas yaitu keselamatan, kenyamanan, ketepatan waktu, dan biaya yang ekonomis. Hal tersebut dapat ditunjang salah satunya dengan memiliki sumber daya manusia yang baik. Seperti pada Operator Pengendali Kereta Api (OPK) di DAOP IV Semarang, dituntut untuk mengoptimalkan tingkat konsentrasi dalam menjalankan pekerjaannya agar mengurangi terjadinya kesalahan kerja. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang diberikan kepada 10 responden, diketahui bahwa sebesar 93% responden merasakan kelelahan, dan 90% responden menyatakan beban kerja mental. Dalam penelitian ini, metode yang dilakukan adalaha uji regresi linear berganda untuk meneliti beban kerja mental dan kelelahan kerja terhadap tingkat kesalahan pada masing-masing shift kerja. Hasil pengujian menunjukkan beban kerja mental dan kelelahan kerja berpengaruh secara simultan terhadap tingkat kesalahan pada ketiga shift kerja. Beban kerja mental berpengaruh secara individual pada shift siang, sedangkan kelelahan kerja berpengaruh secara individual di shift pagi dan malam. Variabel yang paling berpengaruh pada shift pagi ialah kelelahan kerja, di shift siang adalah beban kerja mental, dan di shift malam adalah kelelahan kerja. Untuk meminimalisir tingkat kesalahan kerja Operator Pengendali Kereta Api maka diperlukan penambahan jumlah operator, pemberian reward untuk OPK, serta perbaikan pembagian tugas OPK dan pelatihan.

 

Abstract

 

PT. Kereta Api Indonesia as Badan Usaha Milik Negara that present railway services having the main thing that being priority is safety, convenience, punctuality, and less cost. The conclusion can supported by one effort is having a good human resources. As an railway benders operators in DAOP IV  Semarang, are required to optimize concentrations in running his work on cutting error flags work. Based on an introduction study that given to 10 respondents, known that 93 percent of respondents feel fatigue, and 90 % of respondents said load work mental. In the research, using the linear regression of multiple test to scrutinize burden mental work and fatigue work on the blame on each work shift. The results of tests indicating the burden of working mental and fatigue work influential simultaneously on the errors in third work shift. The burden of working mental influential individually on afternoon shift, while overexertion work influential individually on morning and night shift. A variable whose most influential in morning shifts was work fatigue, afternoon shift is mental workload,  and on night shift is work fatigue. To minimize errors work operators benders train then required operators benders the number of railway, the rewards to opk, and repair opk the distribution of duty and training.

Fulltext
Keywords: Kereta api; operator pengendali kereta api; DAOP IV; beban kerja mental; kelelahan kerja; tingkat kesalahan

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.