skip to main content

Pemanfaatan Limbah Organik Tumbuhan dan Hifa Fungi Rhizopus sp. pada Struktur Bantalan Kemasan Barang dengan Metode Eksperimen Faktorial

*Aninditya Wisnuputri  -  Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Denny Nurkertamanda  -  Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Wiwik Budiawan  -  Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Styrofoam lazim digunakan sebagai bahan pelindung dan penahan getaran barang-barang yang fragile, seperti elektronik. Bahaya styrofoam bahkan lebih besar dibandingkan bahaya plastik. Hal ini karena styrofoam merupakan salah satu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh alam. Data EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Seperti, CFC yang merupakan senyawa gas yang disebut sebagai penyebab timbulnya lubang ozon di planet Bumi. Padahal, di sisi lain, jumlah limbah organik di Indonesia sangat melimpah dan mudah kembali ke alam tetapi kurang dimanfaatkan. Perumusan masalah adalah dampak lingkungan kerusakan alam karena sampah anorganik khususnya styrofoam sedangkan kebutuhan akan pengemasan barang semakin meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk membuktikan kelebihan perpaduan material hifa fungi Rhizopus sp. dan sampah organik dan mencari komposisi yang tepat. Tujuannya adalah untuk menggantikan styrofoam sebagai bahan baku utama dalam pengemasan.Dalam usaha menumbuhkan fungi pada limbah organik dibutuhkan faktor-faktor yang berperan aktif didalamnya. Berdasarkan hasil eksperimen didapatkan dua faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan hifa fungi pada limbah organik, yaitu jumlah substrat dan jumlah bibit fungi. Untuk mencari komposisi perpaduan limbah organik, bibit fungi dan substrat yang tepat digunakan Metode Desain Eksperimen Faktorial untuk memperoleh produk berdasarkan Design untuk Lingkungan.

ABSTRACT

Styrofoam commonly used as a protective material and anchoring vibration fragile items , such as electronics. Styrofoam’s danger even more dangerous than plastic . This is because Styrofoam waste can not be recycled by nature. Data from EPA ( Environmental Protection Agency ) in 1986 mentions, there are so much hazardous waste generated from Styrofoam’s manufacturing process. Such as, CFC gases which are compounds known as the cause of the ozone hole in the Earth. Whereas, in other side, the amount of organic waste in Indonesia was very abundant and easy to get back to nature but underused. The problem’s formulation is the environmental impact and nature destruction from anorganic waste especially styrofoam packaging goods while demand of packaging needs is increasing. Therefore, this study has the purpose to prove the excess material blend hyphae of fungi Rhizopus sp. and organic waste and found the right composition . The goal is to replace styrofoam as the main raw material in the packaging needs .In an effort to grow the fungi in organic waste takes the factors that play an active role in it. Based on the experimental results, obtained two factors which influence the growth of fungal hyphae on the organic waste, the amount of substrate and the amount of fungi seeds. To find the composition of a blend of organic waste, fungi seeds and proper substrate used Factorial Experiment Design Method for getting Design for Environmental product.

Fulltext
Keywords: Styrofoam; Rhizopus sp.; Desain Eksperimen Faktorial; Design Lingkungan

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.