skip to main content

Sentra Industri Kerajinan Batik Di Kampung Kauman, Kota Surakarta 2007-2012

*Niken Putri Pamungkas  -  Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, S.H. Semarang, Jawa Tengah – Indonesia, Indonesia
Dewi Yuliati  -  Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, S.H. Semarang, Jawa Tengah – Indonesia, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Artikel ini membahas tentang pengembangan sentra industri kerajinan batik di Kampung Kauman, pada 2007 sampai dengan 2012. Artikel ini menggunakan empat tahap dalam metode sejarah, yaitu pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi, dan penulisan untuk menganalisis tentang sentra batik di Kampung Kuman Kota Surakarta. Artikel ini memiliki fokus pembahasan pada kebijakan yang diambil untuk mengembangkan sentra industri kerajinan batik di Kampung Kauman. Batik yang berasal dari Kampung Kauman dikenal sebagai batik tradisional yang memiliki beragam motif dan corak yang unik. Selain itu, batik Kauman juga memiliki nilai historis yang tinggi, karena lahir dan berkembang dari Abdi Dalem Pamethakan Kasunanan Surakarta. Pihak pengrajin batik bekerja sama dengan pihak Pemerintah Kota Surakarta untuk mengembangkan Kampung Kauman menjadi sentra industri kerajinan batik di Kota Surakarta. Hasil kerja sama itu tidak hanya menetapkan Kampung Kauman menjadi sentra industri kerajinan batik pada 2007, tetapi juga mengeluarkan kebijakan lain yang bertujuan untuk semakin mempopulerkan Kampung Kauman menjadi destinasi wisata yang menarik di Surakarta selain Laweyan.

Kata Kunci: Sentra Kerajinan Batik Kampung Kauman; Batik Kauman; UMKM Kota Surakarta.

Fulltext
  1. Adi, B. J. (24 Agustus 2012). Showroom Bersama Batik Jadi Solusi. Solopos, p. 10
  2. Akte pendirian Perkumpulan Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman. (2 Juni 2007)
  3. Atmojo, H. (2008). Batik tulis tradisional Kauman Solo: Pesona budaya nan eksotis. Surakarta: Tiga Serangkai
  4. Bappeda Surakarta. (2010) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomer 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah tahun 2010-2025. Surakarta: Bappeda
  5. Franciska, Christine. (23 April 2012). Kampung Batik: Butuh Sinergi, Kauman Inisiatif Bentuk Koperasi. Solopos, p. 7
  6. Gotttschalk, L. (1983). Mengerti sejarah (terjemah Nugroho Notosusanto). Jakarta: Universitas Indonesia Press
  7. Instruksi Gubernur Jawa Tengah No. 518/23546 Tahun 2011 tentang Pengembangan Produk Unggulan Daerah Perdesaan Melalui Pendekatan One Village One Product (OVOP) Berbasis Koperasi di Jawa Tengah
  8. Marwanto. (16 Juni 1998) Refleksi Kerusuhan Solo. Solopos, p. 12
  9. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 2 tahun 2006 tentang pengendalian lingkungan hidup Kota Surakarta sebagai Kota Budaya
  10. Peraturan Walikota Surakarta Nomer 15-AB tahun 2011 tentang pedoman pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta
  11. Prasetyo, H. (2018). Wajah Kauman Surakarta 1910-1930. Yogjakarta: Suluh Media
  12. Purnamasari, D. D. (21 Oktober 2012 ). Kampung Batik Kauman Bentuk Showroom Bersama”. Solopos, p. 5
  13. Pusponegoro, M. (2007). Kauman: Religi, tradisi, dan seni. Surakarta: Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman
  14. Rini, R. F. (2011). Solo Batik Carnival Sebagai Atraksi Wisata Budaya di Surakarta (Tugas Akhir D-3) Jurusan Usaha Perjalanan Wisata, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
  15. Suharsih. (13 Februari 2006 ). Seribu lebih Siswa SD Ikuti Kegiatan Membatik Bersama, Mereka diharapkan Jadi Generasi yang Bisa Kembangkan Batik. Solopos, p. 2
  16. Interview
  17. Gunawan Setiawan, 3 Februari 2020
  18. Hartati, 10 Januari 2022
  19. Ichsan Yudya Yulianto, 18 Januari 2022
  20. Mustangidi, 10 Februari 2020

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.